Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Menebar kebaikan tentu akan mendatangkan manfaat bagi banyak orang. Biasanya orang baik juga akan mudah diterima di lingkungan sosial dan disukai orang sekitar.
Namun, sayangnya terkadang sikap yang terlalu baik juga bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri. Pasalnya, kebaikan kita tadi jadi terkesan mudah dimanfaatkan orang hingga berbalik merugikan diri sendiri. Sering gak enakan, berikut beberapa tanda kalau kita sudah menjadi orang yang terlalu baik.
1. Terlalu mudah bilang "iya"
ilustrasi persetujuan (Unsplash.com/Johan Godínez) Orang baik biasanya akan sulit menolak saat ada yang butuh bantuan. Bahkan terkadang belum dimintai tolong pun, hati seolah ingin bergerak untuk segera mengulurkan tangan. Terlebih saat permintaan bantuan sudah di depan mata, orang baik akan sulit menolak dan akan mudah bilang "iya".
Meski baik menjadi orang baik semacam ini, tapi kalau selalu bilang "iya" tentu akan menyulitkan diri sendiri. Apalagi saat kita enggan melakukan sesuatu atau ada hal lain yang ingin diprioritaskan, rasa gak enak menolak justru lebih sering jadi beban.
Baca Juga: Gampang Dimanfaatkan, Ini 5 Cara Lepas dari Sikap Gak Enakan!
2. Lebih mementingkan perasaan orang lain
ilustrasi persahabatan (unsplash.com/Jametlene Reskp) Awalnya kelewat sering bilang "iya" karena gak enakan, lama-lama kita jadi terbiasa dan buntutnya jadi terlalu memikirkan perasaan orang. Biasanya akan muncul perasaan bersalah saat menolak dan mulai berasumsi kalau orang akan bersedih andai tidak dibantu.
Ya, pada akhirnya perasaan orang lain jadi pertimbangan utama untuk berbuat baik. Bahkan gak jarang perasaan sendiri sering jadi korban demi memenuhi keinginan dan kepentingan orang lain.
3. Selalu ingin membantu meski akhirnya merasa kesulitan sendiri
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi merasa kesulitan (Unsplash.com/Kelly Sikkema) Salah satu ciri khas orang baik yang sering ditemui adalah keinginan untuk dapat selalu membantu orang lain. Normalnya, membantu itu harus sesuai dengan kapasitas dan kemampuan diri. Namun, terkadang orang yang terlalu baik justru sering merasa kepayahan seorang diri.
Orang yang kelewat 'dewa' hanya fokus pada membantu orang sampai tuntas. Sayangnya mereka lupa kalau kemampuan diri terbatas. Walhasil, alih-alih mengangkat kesusahan orang, diri sendiri justru sering merasa kesulitan demi menyenangkan orang.
4. Sering mengalah saat ada konflik
ilustrasi persahabatan (unsplash.com/Obie Fernandez) Biasanya orang baik memang jarang terlibat konflik, apalagi sampai terjebak dalam permusuhan. Prinsip inilah yang sering kali membuat mereka merasa wajib menekan atau malah menghindari konflik kecil agar tidak melebar pada pertikaian.
Walhasil, mereka justru memilih untuk mengalah dan rela jadi pihak yang 'kalah' demi ketenangan bersama. Meski ada sisi baiknya, tapi kecenderungan sifat semacam ini berisiko menjadikan diri sendiri target untuk dikalahkan bahkan disalahkan.
Baca Juga: 5 Konsekuensi yang Kamu Terima Jika Tetap Merawat Sifat Gak Enakan