TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Hal yang Harus Dipahami Soal Self-Reward, Jangan Terlalu Sering!

Bersenang-senang boleh, asal tahu batasan

ilustrasi seorang perempuan yang sedang membeli bunga (pexels.com/Amina Filkins)

Salah satu faktor yang membuat seseorang punya semangat berlebih untuk menyelesaikan setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya adalah self-reward. Kehadiran hadiah menyenangkan ini bisa menjadi hiburan setelah berkutat dengan beragam hal yang menimbulkan stres.

Meski cukup penting dan bisa mendongkrak produktivitas, tetapi bukan berarti kamu bisa selalu mendapatkan imbalan ini setiap saat. Kalau tidak bijak, bukannya penghargaan yang didapat, melainkan pemborosan.

Oleh sebab itu, perhatikan beberapa hal penting soal self-reward berikut ini agar tidak mengacaukan kehidupanmu. Jangan salah paham, ya!

Baca Juga: 5 Self-Reward yang Bikin Pikiran Fresh dan Produktif

1. Self-reward tidak harus selalu berupa barang mahal

ilustrasi seseorang yang sedang bermain dengan anjing (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Menghargai diri sendiri memang penting, terutama setelah menyelesaikan suatu pekerjaan besar sampai tuntas dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Tindakan ini bukanlah sebuah hal yang keliru. Sebaliknya, justru dapat menjadi pemantik semangat agar mampu berkarya dengan lebih baik lagi. Oleh sebab itu, jangan ragu untuk memberikan self-reward kepada diri sendiri atas apa yang telah berhasil dicapai.

Namun, ini bukan berarti lampu hijau bagimu untuk menghamburkan uang dengan sesuka hati. Kamu harus paham bahwa tidak semua penghargaan harus diwujudkan berupa barang, apa lagi yang harganya mahal. Terkadang, bisa menikmati tidur siang yang nyenyak atau bebas bermain dengan hewan peliharaan tanpa terusik oleh pekerjaan pun sudah menjadi kemewahan tersendiri.

Kalau kamu selalu membeli barang atau mengasosiasikan penghargaan dengan harus mengeluarkan uang untuk segala sesuatu, maka akan terancam hidup boros. Tindakan seperti ini tentu tidak bijak karena dapat membuat uang yang sudah kamu kumpulkan dengan susah payah, habis dalam sekejap. Jadi, memberikan diri self-reward tentu saja boleh, asal terkendali, ya!

2. Tidak semua kesulitan harus dibayar dengan self-reward

ilustrasi seseorang yang sedang bersantai (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Disibukkan dengan berbagai jenis kegiatan dan pekerjaan yang menuntut untuk diselesaikan bisa memberikan tantangan tersendiri. Tidak jarang, kamu ingin cepat mengeksekusi semuanya. Namun, tujuan utamanya bukan supaya tanggung jawab bisa lekas terpenuhi, tetapi karena tidak sabar untuk menerima self-reward.

Padahal, kalau ditelaah lebih lanjut, tentu tidak semua hal yang kamu kerjakan itu berat. Mungkin ada beberapa yang sebenarnya relatif mudah, tetapi memakan waktu cukup lama untuk menuntaskannya. Kemenangan “melawan” hal seperti ini sebenarnya tidak terlalu butuh untuk dirayakan.

Kamu sebaiknya belajar untuk membedakan mana hal yang sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi menyita perhatian yang agak berlebihan, dan mana yang memang sangat menguras semua potensi diri. Pastikan self-reward itu hanya diberlakukan untuk usaha yang benar-benar membuatmu pantas untuk mendapatkannya. Dengan begini, kamu tidak perlu khawatir menjadi boros, deh.

Baca Juga: 5 Sinyal Self Reward-mu Perlu Dibatasi, Sudah Tidak Terkendali!

Verified Writer

Ratna Kurnia Ramadhani

Manusya mriga satwa sewaka.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya