TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bawa Pengaruh Buruk, 7 Ciri Toxic Perfectionist yang Wajib Kamu Tahu

Segera atur jarak, ya! 

ilustrasi toxic perfectionist (pexels.com/@john-diez)

Beberapa tahun terakhir ini, istilah toxic sangat populer di kehidupan kita, seperti misalnya toxic people atau toxic relationship. Bagaimana dengan istilah toxic perfectionist? Apakah kamu sudah tahu?

Toxic perfectionist merujuk pada seseorang yang selalu menuntut kesempurnaan. Padahal sejatinya semua yang ada di dunia ini gak ada yang sempurna. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus diterima sebagai satu kesatuan.

Menuntut kesempurnaan secara berlebihan tentunya berakibat gak baik untuk diri sendiri dan orang sekitar. Coba cek tujuh tanda seorang toxic perfectionist berikut ini, siapa tahu orang terdekatmu ada yang termasuk ke dalamnya.

1. Menunjukkan dirinya sempurna

ilutrasi toxic perfectionist (pexels.com/@roberto-hund)

Seorang toxic perfectionist sangat peduli pada penilaian orang. Mereka ingin orang lain melihatnya sebagai sosok yang sempurna. Apapun kekurangan, masalah dan kesulitan yang ia hadapi, ia akan menyembunyikannya rapat-rapat. 

Mereka berusaha keras menggambarkan hidupnya tampak indah dan sempurna demi penilaian orang. Padahal sebenarnya ia menyadari bahwa gak ada manusia yang sempurna.

2. Standar kesempurnaannya bergantung pada orang lain 

ilustrasi toxic perfectionist (pexels.com/@mishavoguel)

Mereka mendefinisikan kesempurnaan seperti standar orang lain. Mereka memfokuskan diri pada apa yang dianggap sempurna berdasarkan validasi orang lain. Baik itu dalam aspek penampilan, pendidikan, pekerjaan atau bahkan pencapaian pribadi. 

Misalnya, anggapan orang tentang wanita cantik adalah yang berkulit putih, bertubuh langsing dan sebagainya. Maka ia berusaha keras untuk mencapai standar tersebut. Mereka membutuhkan persetujuan orang lain dalam menerima dirinya sendiri. 

3. Sangat takut gagal 

ilustrasi toxic perfectionist (pexels.com/@energepic-com-27411)

Di dunia ini memang gak ada satupun orang yang ingin dirinya gagal. Namun bukan berarti ini membuat kita enggan mencoba dan berusaha. Berbeda dengan si toxic perfectionist yang justru gak mau mengambil tantangan karena takut menghadapi kegagalan. 

Ia memberi tekanan yang besar pada diri sendiri. Ia menuntut dirinya untuk selalu berhasil dan menjadi yang terbaik. Tuntutan ini membuatnya takut untuk memulai sesuatu yang baru. Bisa dikatakan, ia cenderung mencari aman. 

Baca Juga: Tanda Kamu Mengalami Toxic Productivity dan Cara Mengatasinya

4. Gak pernah mau mengakui kesalahan

ilustrasi toxic perfectionist (pexels.com/@cottonbro)

Seperti halnya ciri toxic people, ia gak ingin disalahkan saat masalah muncul dalam sebuah tim. Ia cenderung mencari kambing hitam. Lain lagi saat ia sendiri melakukan kesalahan, ia akan terus menerus menyalahkan dirinya. Mereka bisa mengalami stres berkepanjangan dan memandang dirinya rendah. 

Orang yang bijaksana melihat kesalahan sebagai bahan evaluasi dan pembelajaran agar gak diulangi di kemudian hari. Namun hal ini gak berlaku pada si toxic perfectionist karena selalu ingin terlihat sempurna. 

5. Merasa iri atas pencapaian orang lain 

ilustrasi toxic perfectionist (pexels.com/@olly)

Saat seseorang berhasil meraih pencapaian, seperti naik jabatan atau menjuarai kompetisi, umumnya kita sebagai sahabat akan turut merasa bangga dan merayakan keberhasilan. Namun tidak bagi si toxic perfectionist.

Pencapaian orang lain justru menjadi "beban baru" baginya. Ia cenderung merasa bahwa ialah yang lebih pantas meraihnya. Ia akan terus berpikir bagaimana cara untuk menciptakan keberhasilan lain yang lebih membanggakan.

6. Gak suka dikritik 

ilustrasi toxic perfectionist (pexels.com/@jopwell)

Orang bijak harusnya menerima kritik dengan lapang dada. Kritik bisa digunakan sebagai bahan evaluasi agar menjadi lebih baik ke depannya. Namun hal ini gak berlaku bagi si toxic perfectionist yang hanya ingin mendengar pujian.

Si toxic perfectionist melihat kritik sebagai ungkapan negatif. Gak peduli walaupun itu bersifat membangun. Ia akan menyerang balik saat seseorang memberi kritik dan feedback.

Verified Writer

Ratumas Ovvy

Find me on Instagram @ratumasovvy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya