TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IWF2021: Cerdas Bersuara, 8 Tips Menulis Opini agar Tembus Media Massa

#IWF2021 Opini jadi bahan pertimbangan untuk mencari solusi

Jalal menjadi pembicara di Indonesia Writers Festival 2021. (YouTube.com/IDN Times)

Sebagian media massa, baik cetak maupun online, memberikan kesempatan kepada pembaca untuk berkontribusi lewat kolom opini. Gak harus berlatar belakang jurnalis, siapa pun bisa menyampaikan pandangannya terhadap suatu fenomena lewat tulisan yang sesuai dengan kaidah media tersebut. 

Melihat peluang ini, IDN Times menghadirkan seorang penulis dan pegiat sustainability, Jalal, untuk berbagi pengalamannya menulis opini yang cerdas, menarik dan informatif.

Apa saja tips menulis dari pria yang telah menerbitkan lebih dari 400 artikel opini ini? Berikut ini ulasannya! 

1. Semua orang boleh menulis opini

Jalal menjadi pembicara di Indonesia Writers Festival 2021. (YouTube.com/IDN Times)

Banyak penulis pemula yang mengurungkan niatnya menulis opini karena menganggap opini hanya boleh ditulis oleh seorang ahli. Padahal, selagi mempunyai pendapat untuk dibagi, siapapun boleh menulis. Lagipula, keahlian itu harus melewati proses yang dibangun. Untuk menjadi seorang ahli, kamu harus memulainya dengan satu langkah, kan? 

Kamu bisa mulai menulis opini dari topik yang dekat dengan kehidupanmu. Jika kamu pencinta film, kamu bisa menulis pandanganmu tentang film yang baru dirilis. Meski bukan seorang pembuat film, kamu boleh menulisnya dari sudut pandang penonton. 

2. Mengangkat isu yang sedang hangat 

ilustrasi trending issue (pexels.com/Markus Spiske)

Gak ada batasan topik dalam menulis opini, mulai dari politik, sosial budaya, kesehatan dan lainnya bisa diangkat menjadi tulisan opini. Untuk lebih baik lagi, Jalal merekomendasikan kamu mengangkat isu yang sedang hangat dibincangkan dan berdampak pada kepentingan orang banyak.  

Trending issue memancing ketertarikan publik jauh lebih besar daripada topik yang gak relevan dengan fenomena hari ini. Sebagai contoh, kamu bisa menulis opini tentang tes PCR sebagai syarat perjalanan udara. Apalagi, isu ini mendapat pro dan kontra dari masyarakat. 

Baca Juga: IWF 2021: Ilmu yang Wajib Dipunya untuk jadi UX Writer Andal

3. Menulis opini didukung data valid

Jalal menjadi pembicara di Indonesia Writers Festival 2021. (YouTube.com/IDN Times)

Untuk menulis opini, kamu harus mengawalinya dengan riset atas isu yang kamu angkat. Misalnya mengenai tes PCR sebagai syarat perjalanan udara, kamu harus menelusuri dari mana wacana kebijakan ini berasal, siapa pencetusnya, apa tujuan, dan sebagainya.  

Meskipun opini berisi pembahasan dari sudut pandang penulis, kamu disarankan untuk menambahkan sumber lain, seperti laporan jurnalisme dan data ilmiah. Langkah ini berguna untuk memperkuat isi tulisanmu. 

Riset dan rujukan diperlukan untuk menghindari penyebaran berita bohong. Kamu juga harus bisa membedakan antara fakta dan pendapat pribadi di tulisan opini. 

4. Memikat editor melalui paragraf pertama 

ilustrasi menulis opini (pexels.com/Artem Podrez)

Editor menerima banyak tulisan opini setiap harinya dan mereka gak mempunyai cukup waktu untuk membaca semua hingga selesai. Itulah alasan pentingnya untuk bisa memikat hati editor sejak bagian pembuka tulisan. 

Jalal menyarankan untuk membuka tulisan opini dari sisi kemanusiaan. Misalnya, kamu bisa menggambarkan bagaimana orang-orang menjadi sulit bepergian karena tes PCR menjadi syarat perjalanan. Di masa yang sulit ini, masyarakat harus mengeluarkan budget ekstra untuk tes PCR, padahal harga tiket pesawat pun sudah cukup mahal. 

6. Menutup opini dengan kesimpulan dan rekomendasi solusi

ilustrasi opini menjadi solusi masalah (pexels.com/Pixabay)

Selain kalimat pembuka yang menggugah, opini juga sebaiknya diperkuat dengan sebuah kesimpulan. Jangan lupa pula untuk memberikan rekomendasi jalan keluar yang dirasa cocok menjadi solusi.

Tulisan opinimu mungkin gak mendapat respon langsung dari pihak yang bersangkutan, namun, gak menutup kemungkinan justru menjadi salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan. Ini sudah dialami langsung oleh Jalal, di mana ia sering dihubungi oleh perusahaan besar untuk diajak berdiskusi mengenai masalah yang ia ulas. 

7. Menyajikan opini dalam bahasa populer

kolom opini di IDN Times (dok. pribadi/Ratumas Ovvy)

Bukan hanya wadah menyampaikan pandangan pribadi, tulisan opini juga bertujuan untuk mengedukasi. Kamu bisa mendistribusikan berbagai laporan ilmiah yang sulit diakses publik lewat data di opinimu. 

Inilah alasan mengapa Jalal yang dikenal sebagai pegiat sustainability menyajikan tulisannya dalam bahasa populer. Ia merangkum informasi, lalu menyampaikannya dengan pilihan kata yang lebih sederhana. Data di dalam opini juga boleh disajikan dalam infografis dan videografis agar lebih mudah dipahami. 

Baca Juga: IWF 2021: Dengan Hati, Ini 5 Cara Menulis Indepth Article

Verified Writer

Ratumas Ovvy

Find me on Instagram @ratumasovvy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya