Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Di era sosial media saat ini kita sering merasa khawatir dengan kehidupan atau pencapaian kita selama ini. pencegahan melalui pendekatan ala stoik dapat membantu untuk menjaga keseimbangan mental dan emosional kita.
Nah untuk kamu yang suka ngerasa khawatir saat buka sosial media, berikut cara mencegahnya ala stoik. Yuk, simak!
1. Pahami bahwa ada yang di luar kendali kamu
Menikmati ketenangan (unsplash.com/nandovish) Stoik mengajarkan untuk fokus pada hal-hal yang berada di dalam kendali kita. Kita harus faham bahwa komentar atau postingan pamer dari teman bukan berada di bawah kendali kita. Jadi bahagialah dengan apa yang berada dibawah kendali kita
"Ada hal-hal yang berada dibawah kendali kita, ada hal-hal yang tidak dibawah kendali kita" -Epictetus (Enchiridion).
2. Berhenti membandingkan diri sendiri
Dont compare yourself (pexels.com/ Bich Tran) Pernah gak sih kamu lihat teman kamu post baru beli motor baru? atau mantan kamu yang baru 2 minggu putus tiba tiba posting pernikahannya?
Kenyataannya orang-orang hanya memposting hal yang bagus saja, perlu di ingat bahwa standar kehidupan 'normal' tidak harus selalu bagus. sosial media bukan cermin sempurna kehidupan nyata.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Baca Juga: 5 Cara Bijak Gen Z Hadapi Perbedaan Pendapat di Media Sosial
3. Jangan terpaku pada apa kata orang
Terus-menerus diatur (pexels.com/Liza Summer) Apa kamu sadar, kamu sering bertindak mengikuti pendapat orang lain? Emang apa salahnya? tidak akan ada habisnya jika kamu terlalu terpaku pada apa kata orang lain. Ini bukan berarti stoik mengajarkan untuk menutup telinga dari pendapat orang lain, tetapi lebih ke memilih apa itu bertujuan untuk menjatuhkan kita atau agar membuat kita menjadi lebih baik.
Marcus Aurelius pernah berkata dalam bukunya berjudul 'Meditations' "Jika seseorang bisa membuktikan kekeliruan saya dan menunjukkan kesalahan dari tindakan saya, saya dengan senang hati akan berubah. Saya mencari kebenaran yang tidak pernah melukai siapa pun. Yang celaka adalah terus-menerus menipu diri sendiri dan tetap bodoh"