Sejarah dan Makna Lampion Imlek, Sudah Berabad-abad Lalu
Menyinari tradisi Imlek yang tak lekang oleh waktu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap tahunnya, cahaya lampion warna-warni memenuhi langit-langit di kota yang merayakan Imlek. Tak hanya sebagai tradisi tahunan, perayaan Imlek atau Tahun Baru China ini merupakan momen warisan budaya yang menghubungkan masa lalu dan masa kini. Pada momen ini, masyarakat Tionghoa biasanya juga melakukan festival lampion Imlek yang meriah.
Yup, lampion memang tak bisa dipisahkan dalam perayaan Imlek. Sejarahnya yang panjang dan maknanya yang kaya dalam budaya Tionghoa membuatnya jadi elemen penting dalam perayaan besar China. Simak penjelasannya lebih lanjut.
1. Sejarah lampion Imlek
Tradisi lampion Imlek menjadi bagian utama dari perayaan Tahun Baru China selama berabad-abad. Sejak masa Dinasti Han (206 SM - 220 M), menyalakan lampion sebagai bagian dari upacara keagamaan dan budaya sudah menjadi norma atau kebiasaan umum dalam masyarakat. Di masa tersebut, lampion-lampion dipakai oleh para biksu untuk menghormati Sang Buddha. Cahaya lampion ini sendiri digunakan sebagai penghormatan spiritual mereka pada Buddha.
Seiring berjalannya waktu, tradisi ini pun menyebar ke masyarakat umum dan makin populer di kalangan orang Tionghoa. Perkembangan tradisi ini juga terlihat pada masa Dinasti Tang (618-907 M), jika sebelumnya hanya digantungkan saja seperti penerang atau alat berdoa, maka di masa ini masyarakat akan menyalakan lampion dan meluncurkan ke langit. Tradisi ini dilakukan dengan cara menulis harapan dan doa pada kertas lampion. Setelah itu, lampion akan diterbangkan ke langit waktu malam hari.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.