TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Leonard Theosabrata, Sosok #SelfMade Man di Balik Indoestri

Siapa nih yang pernah ikut kelas Indoestri?

instagram.com/leonard_theosabrata

Membangun sebuah bisnis yang memiliki value positif bagi masyarakat bukanlah hal yang mudah. Begitu juga yang dialami oleh Leonard Theosabrata atau yang akrab disapa Leo. Founder Indoestri ini telah mengalami lika-liku sebelum akhirnya Indoestri dapat diterima di kalangan masyarakat. Indoestri merupakan sebuah inovatif makerspace yang menyediakan pembelajaran dan komunitas bagi orang-orang kreatif. Tujuannya adalah agar mereka dapat mengeskplorasi, membuat prototipe dan menciptakan sebuah karya.

1. Berangkat dari permasalahan yang ada, Leo mencari solusi dengan melahirkan Indoestri

instagram.com/leonard_theosabrata

Berawal dari lima tahun yang lalu, saat Leo terlibat dalam Brightspot dan The Goods Department, Leo melihat adanya tren negatif yang terjadi pada brand-brand lokal yang dinaunginya. Ada beberapa brand yang kurang serius dalam menjalankan bisnisnya. Alasan mereka membangun bisnis hanya karena ikut-ikutan saja. Dari sini lah Leo berpikir untuk membuat sebuah solusi dari pemasalahan ini.

Saat itu di Jakarta belum ada foundation atau komunitas yang solid untuk menaungi brand lokal. Padahal di daerah lain sudah ada dan antar brand bisa memiliki keeratan satu sama lain. Munculah ide untuk membuat sebuah lab di Bandung yang nantinya bisa berguna untuk sebuah departemen bisnis. Namun, karena responnya kurang baik, akhirnya Leo memutuskan untuk membuat sebuah makerspace sendiri di Jakarta. Dari sinilah Indoestri terlahir.

2. #SelfMade yang menjadi tagline Indoestri terinspirasi dari generasi orangtua Leo

instagram.com/leonard_theosabrata

Nama Indoestri dipilih karena saat itu dan sampai sekarang lokasinya berkonsep industrial. Leo sendiri ingin menggunakan bahasa Indonesia sebagai brand-nya. Karena dia juga termasuk pecinta vintage, akhirnya muncul kata industri dengan menggunakan ejaan lama yaitu indoestri. Sedangkan tagline #SelfMade dipilih karena Leo terinpirasi dari bapaknya. Generasi bapaknya merupakan orang-orang yang lahir dan bangkit karena kerja keras dan usahanya sendiri. Orang-orang seperti ini biasanya sering disebut selfmade man kala itu. Selfmade man berarti orang-orang yang memulai segala sesuatu dari nol hingga mampu mengangkat dirinya sendiri, bahkan orang lain.

Di awal mula berdiri, Indoestri hanya memiliki empat workshop. Keempat workshop tersebut adalah textile & leather, metalworking, woodworking dan surface. Semuanya diajarkan oleh Leo seorang diri. Karena belum memiliki pegawai, semua desain hingga modul dibuat langsung oleh Leo. Setiap sabtu selama enam bulan pertama, Leo mengajar workshop tanpa henti sampai dia menemukan pendamping yang bisa menggantikannya dan membantu membuat sitem yang ada.

Baca Juga: Baca Ini Kalau di Usia 20-an Kamu Masih Belum Menemukan Passionmu!

3. Dulu Leo mengajar seorang diri, kini Indoestri telah memiliki 21 instruktur

instagram.com/indoestri

Seiring berjalnnya waktu, Leo dan satu karyawannya tersebut mencari pengajar-pengajar lainnya. Mereka mengumpulkan orang-orang yang mempunyai hobi tapi tidak bisa mengajar. Dari situ, Leo menarik mereka dan melatihnya hingga bisa menjadi seorang pengajar. Bagi Leo, hal yang paling penting adalah orang tersebut passionate terlebih dahulu. Kalau tidak, mereka tidak akan bisa komitmen sebagai seorang pengajar. Setelah Indoestri cukup dikenal, banyak sekali para pengajar yang menawarkan diri untuk menjadi partner Indoestri.

Media sosial juga sangat membantu Indoestri hingga bisa dikenal seperti sekarang. Berdasarkan keterangan yang ada di website Indoestri, saat ini Indoestri telah memiliki 12 workshop dan 21 pengajar. Ada tiga kelas yang dijalankan setiap hari Sabtu. Tiket pun terjual dengan cepat setelah poster disebarluaskan melalui media sosial. Respon customer service juga sangat memengaruhi hal ini. Dulu, Indoestri hanya menerima pendaftaran secara organik melalui website. Saat ini seluruh pendaftaran workshop bisa dilakukan melalui Facebook, Line, hingga direct message Instagram.

4. "Good content is a good content. Good food is a good food. No matter how you serve it."

instagram.com/indoestri

Harga yang ditawarkan untuk mengikuti sekali workshop di Indoestri terbilang cukup mahal jika dibandingkan dengan workshop lainnya, Leo sendiri mengakui hal ini. Kamu perlu menyiapkan uang sekitar 750.000 rupiah hingga 1,5 juta rupiah untuk mengikuti satu kelas di Indoestri. Namun, harga ini sebanding dengan apa yang akan kamu dapatkan setelah mengikuti workhsop-nya. "Kami gak pernah buat janji kalau orang ikut kelas Indoestri akan menjadi expert di bidangnya. Tapi kami telah menyiapkan segala sesuatunya dengan detail dan terkonsep, mulai dari instruktur, tempat, cara penyampaian, kualitas dan lain sebagainya. Dan selama ini orang pulang dengan membawa kepuasan. Dalam feedback form pun gak ada yang komplain soal harga. Jadi kelas Indoestri bukan soal menghabiskan waktu di sore hari saat weekend, this is more than that," ujar Leo.

5. Boleh saja mengambil banyak kegiatan, asal tahu limit diri kamu sendiri

instagram.com/leonard_theosabrata

Sebagai seseorang yang memiliki segudang kegiatan, Leo punya cara khusus untuk membagi waktunya antara pekerjaan dan keluarga. Di hari Senin, Kamis dan Sabtu, Leo meluangkan waktunya untuk Indoestri. Hari Selasa, Rabu dan Jumat, dia mengurus The Goods Department. Sedangkan Minggu, seluruh waktunya untuk keluarga, atau sesekali berkumpul bersama teman. Namun, itu semua hanya jadwal tertulis, di luar itu masih banyak kegiatan yang dilakukannya setiap hari. Bagi Leo, meskipun menjalankan begitu banyak kegiatan, kita harus mengetahui limit diri kita sendiri. Jangan sampai kamu stres karena terlalu banyak mengambil pekerjaan, dan kamu tidak bisa mengatur serta menjalankannya. Ketika kamu tahu kapan harus berhenti, ya berhentilah dan tinggalkan itu semua.

Baca Juga: 6 Hal Ini Bisa Saja Terjadi Kalau Menyerah dalam Perjuanganmu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya