TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Ekspektasi yang Harus Dijaga agar Hidupmu Tenang

Karena ekspektasi berlebihan itu gak baik!

ilustrasi melihat kehidupan orang lain (unsplash.com/Hamish Duncan)

Sebenarnya bagus kalau kita punya ekspektasi terhadap hal tertentu, apalagi jika itu termasuk ekspektasi positif. Karena untuk bisa mewujudkan hasil yang baik, tentu diperlukan juga mindset atau pola pikir yang baik.

Namun, menaruh ekspektasi positif secara berlebihan pun juga gak disarankan untuk dilakukan. Apalagi, jika objek yang kita jadikan ekspektasi tersebut adalah orang lain. Sudah tentu kita gak boleh gegabah dan asal menilai begitu saja. Karena ujung-ujungnya nanti, pasti bakal kecewa sendiri bila realitanya tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan sebelumnya.

Maka dari itu, yuk, simak lima ekspektasi yang sering disalahpahami dari orang lain di bawah ini!

1. Ekspektasi bahwa penampilan seseorang akan sejalan dengan kepribadian maupun pembawaan dirinya

ilustrasi orang yang terlihat friendly (pexels.com/Pixabay)

Barangkali, kamu pernah melihat seseorang yang wajahnya kelihatan friendly atau enak dipandang sehingga kamu beranggapan bahwa akan mudah untuk menjalin hubungan sosial dengannya. Namun, saat mulai fase pendekatan, justru kenyataannya dia tidak seperti yang kamu pikirkan sebelumnya. 

Inilah alasan kenapa kamu gak boleh terlalu berekspektasi bahwa penampilan seseorang akan selalu sejalan dengan kepribadiannya. Begitu juga dengan mereka yang punya wajah jutek, kamu gak bisa langsung beranggapan bahwa orang seperti adalah tipe manusia yang sombong dan gak akan mau diajak berteman.

2. Ekspektasi bahwa apa yang orang lain unggah di media sosial akan sesuai dengan penggambaran dirinya di dunia nyata

ilustrasi media sosial (unsplash.com/Austin Distel)

Walaupun konten yang orang lain unggah di media sosial kelihatan penuh pesan moral ataupun menyinggung masalah tertentu, seperti mental health, toxic people, dan lain-lain. Kamu tetap gak bisa langsung menyimpulkan bahwa orang tersebut pasti baik di dunia nyatanya. Karena lagi-lagi, apa yang seseorang tulis atau unggah di media sosial, gak akan selalu sesuai dengan penggambaran dirinya di kehidupan sehari-hari.

Bukan bermaksud mengajarkan untuk berprasangka buruk, namun lebih ke peringatan agar gak terlalu berlebihan memandang orang lain, apalagi jika kita gak kenal dekat dengan orang tersebut. Karena bisa saja mereka melakukan hal tersebut antara karena memang peduli dengan permasalahan yang dibahas, atau murni karena ingin pencitraan saja.

Baca Juga: 5 Tanda Hidupmu Mulai Dikendalikan Ekspektasi Berlebihan

3. Ekspektasi bahwa orang pintar dan berprestasi pasti punya attitude yang baik

ilustrasi orang pintar (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bila kamu beranggapan bahwa orang yang berprestasi pasti juga punya attitude yang baik, maka kamu gak salah. Namun, baiknya jangan berekspektasi bahwa semua orang pintar pasti akan begitu.

Karena sebenarnya, gak ada yang namanya template baku atas kepribadian seseorang. Lagi pula, kepribadian seseorang bisa terbentuk karena berbagai sebab, misalnya faktor lingkungan dimana ia dibesarkan, akses informasi akan pentingnya etika yang baik dalam hubungan sosial, dan gak lupa juga tentunya kesadaran dari diri sendiri. 

Jadi, jangan lagi beranggapan bahwa semua orang pintar pasti punya sikap dan etika yang baik. Kalau mau ambil contoh, banyak orang pintar di negeri kita yang diberi kepercayaan untuk menjalankan amanah rakyat di kursi pemerintahan. Namun, gak sedikit dari mereka yang justru berkhianat dengan memanfaatkan jabatan yang sudah didapat untuk merampas hak yang bukan miliknya (korupsi).

4. Ekspektasi bahwa orang lain pasti akan membalas perbuatan baikmu

ilustrasi menolong teman (pexels.com/Allan Mas)

Kalau bisa, jangan berekspektasi seperti ini lagi, ya! Selain bikin kecewa apabila realitanya nanti gak sesuai dengan yang kamu pikirkan. Beranggapan bahwa orang lain pasti akan membalas perbuatan baikmu sebenarnya adalah satu tanda bahwa kamu tidak ikhlas dalam menolong.

Makanya, bila ingin berbuat baik, jangan langsung tancap gas begitu saja. Tanyakan ke diri sendiri dulu, apakah kamu benar-benar niat dan sanggup ingin membantu? Karena kalau gak begitu, yang ada nantinya hanya timbul penyesalan apabila kamu gak kunjung mendapat feedback dari orang yang kamu tolong. Kalau sudah begitu, siapa yang mau disalahkan?

Sekali lagi, kendali untuk berbuat sesuatu ada pada dirimu sendiri. Kamu gak bisa serta-merta mengontrol sesuatu yang berada di luar kendalimu, seperti menginginkan orang lain untuk membalas perbuatanmu.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Sudah Jadi Pribadi yang Lebih Baik, Melebihi Ekspektasi 

Verified Writer

Hay Lee

Nulis karena bingung mau ngapain lagi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya