Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Berbagai macam konten digital, seperti film, e-book, game, musik, dan lain-lain itu, sebenarnya tidak semuanya bisa diakses secara gratis. Karena beberapa konten yang ada di internet memiliki hak cipta yang melindunginya, sehingga diperlukan pembayaran khusus apabila kamu ingin mendapatkan akses untuk memakainya.
Tapi sayangnya, masih banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini. Ada yang beralasan bahwa mereka tidak menyadari sedang melakukan pembajakan. Ada pula yang sadar mengenai perbuatan salah mereka ini, namun tidak punya pilihan lain selain dengan membajak konten digital tersebut. Untuk tahu berbagai alasan mengapa masih banyak pengguna internet yang suka melakukan pembajakan karya orang lain, yuk simak pembahasan berikut!
1. Tidak mengetahui bahwa mereka sedang melakukan pembajakan
ilustrasi menonton lewat HP (unsplash.com/Mika Baumeister) Kalau kamu berpikir bahwa mereka yang suka membajak adalah orang-orang yang baru memiliki smartphone, maka kamu gak salah. Karena pengguna baru seperti itu, cenderung belum menyadari bahwasanya gak semua konten yang ada di internet itu, bisa diakses secara gratis.
Barangkali juga mereka tidak mengetahui bahwa konten yang mereka download tersebut, sebenarnya merupakan konten re-upload yang bukan diunggah secara resmi oleh owner atau pihak yang memilikinya.
2. Minimnya kesadaran akan perilaku membajak
ilustrasi menonton film (unsplash.com/Ave Calvar) Bahwa karya seperti, film, game, buku, dan lain-lain itu sebenarnya sudah susah payah dibuat oleh pihak yang memilikinya. Tentu sangat gak pantas jika kamu asal mencomot karya mereka, terkecuali pihak mereka memang memberikan lisensi secara cuma-cuma agar semua orang bisa mengaksesnya.
Tapi yang namanya bisnis, tetap saja owner atau pemilik karya tersebut ingin meraup keuntungan dari konten yang mereka buat. Itulah kenapa kamu harusnya menyadari bahwa perilaku membajak itu salah. Sudah pasti pemiliknya akan sedih saat tahu bahwa kamu mendapatkan konten mereka, tapi tidak dengan membayar sepeser pun.
Baca Juga: 5 Alternatif bagi Kamu Pengguna Software Bajakan untuk Kerja!
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
3. Karena harganya mahal
ilustrasi memegang uang (pexels.com/Karolina Grabowska) Beberapa konten digital seperti film, e-book, software, dan sebagainya memang memerlukan pembayaran yang tidak murah untuk bisa mendapat lisensi atau hak menggunakannya.
Tapi, kini sudah ada beberapa alternatif yang dapat kamu coba agar tetap bisa menikmati berbagai konten tersebut. Misalnya dengan berlangganan ke aplikasi atau penyedia film legal. Memakai platform sewa buku atau menggunakan software dengan lisensi open source jika tak sanggup membeli software berbayar.
4. Karena gak semua konten tersedia secara legal
ilustrasi aplikasi menonton legal (unsplash.com/charlesdeluvio) Faktanya, gak semua konten yang ingin kita akses bisa tersedia secara legal. Contoh sederhananya adalah film. Platform streaming legal yang kini semakin menjamur pun, gak menjamin bahwa mereka bisa menyediakan semua konten yang kita inginkan. Jadi, karena gak punya pilihan lain, akhirnya beberapa orang pun memilih untuk mengakses konten secara ilegal.
Selain contoh tadi, beberapa orang yang di lingkungan tempat tinggalnya tidak memiliki atau jauh dari bioskop. Akhirnya melakukan pembajakan karena tidak ingin menunggu berlama-lama sampai film tersebut tersedia di platform legal.
5. Karena malas beradaptasi dengan yang baru
ilustrasi software digital (unsplash.com/Emily Bernal) Dalam kasus software misalnya. Banyak dari kita yang masih enggan beralih ke software alternatif yang gratis dan legal, karena sudah merasa terbiasa dan dimudahkan dengan software bajakan. Hal ini bisa terjadi karena sudah sejak lama kita diperkenalkan dengan software dari berbagai perusahaan besar seperti Adobe, Microsoft, Corel, dan lain-lain.
Akhirnya, meskipun sudah menyadari bahwa perilaku membajak adalah salah. Tetap saja orang-orang jadi malas untuk beralih ke yang baru. Di sekolah-sekolah atau bahkan di tempat kursus komputer pun, sudah jamak ditemui bahwa rata-rata institusi pendidikan tersebut, turut menggunakan software bajakan untuk mengajari para muridnya.
Baca Juga: 7 Alasan Mengapa Kamu Harus Menghindari Windows Versi Bajakan