TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Kata Bijak Islami agar Kamu Tidak Lagi Menyia-nyiakan Waktu

Yok, produktif yok!

freepik.com

Setiap orang memiliki waktu yang sama. Sama-sama 24 jam dalam sehari semalam. Akan tetapi, hanya sebagian saja yang bisa menggunakannya dengan baik. Maka tak heran, jika ada orang yang sukses ada yang tidak. Bisa jadi karena mereka berbeda dalam menggunakan waktu. Ada yang menggunakannya dengan baik, ada yang malah menyia-nyiakannya.

Nah, jika kamu termasuk orang yang suka menyia-nyiakan waktu, coba deh baca 6 kata bijak islami yang diambil dari hadis dan perkataan para ulama ini. Agar kamu tergugah dan termotivasi.

Berikut ini 6 kata bijak islami tersebut.

1. Sungguh rugi orang yang mengabaikan kesehatan dan kesempatan

https://fr.freepik.com/

“Ada dua nikmat yang mana kebanyakan orang merugi, yaitu nikmat sehat dan kesempatan.” (HR. Imam Bukhari)

Sehat dan kesempatan adalah nikmat yang diberikan oleh Allah kepada hambanya. Kesehatan bisa berubah menjadi sakit. Kesempatan juga bisa berubah menjadi kesibukan.

Oleh karenanya, orang yang tidak menggunakan kesehatannya pada sesuatu yang bermanfaat, maka dia akan merugi. Orang yang tidak menggunakan kesempatannya dengan baik, dia juga akan menjadi orang yang gagal. Kesempatan tidak akan datang dua kali lho!

Baca Juga: 5 Hadis Nabi Muhammad Ini Jadi Pegangan dan Motivasi Jalani Hidup

2. Setelah ia pergi, baru kamu menyadari betapa ia sangat berarti

freepik.com

“Tidak bisa merasakan betapa berharganya empat hal ini kecuali empat orang; tidak akan tahu betapa berharganya sebuah kehidupan kecuali orang yang meninggal; tidak tahu betapa berharganya sebuah kesehatan kecuali orang yang sakit; tidak tahu betapa berharganya masa muda kecuali orang yang sudah tua; tidak tahu betapa berharganya sebuah kekayaan kecauli orang yang jatuh miskin.” (Imam al-Ghazali)

Kata mutiara dari Imam al-Ghazali ini mengajak agar kita melakukan apa yang kita bisa saat ini. Tidak boleh menunda-nunda. Kita masih hidup, maka menggunakannya untuk hal positif adalah keharusan kita. Kita masih sehat, masih muda, atau masih memiliki harta yang cukup, maka menggunakannya dengan sebaik mungkin adalah kewajiban kita.

Sebab, semua itu bisa saja hilang kapan saja. Kita bisa mati setiap saat, bisa sakit kapan saja, bisa miskin di setiap napas berembus, dan suatu saat kita akan menua. Dan pada saat itulah kita akan merasa beruntung atau menyesal. Beruntung jika kita menggunakan kesempatan itu dengan baik. Menyesal jika kita menyia-nyiakan kesempatan itu.

3. Setiap napas yang berembus itu seperti permata yang sangat mahal harganya

freepik.com

“Setiap napas yang engkau embuskan itu bagaikan permata yang harganya tiada batasnya. Karena ketika berlalu maka tidak ada lagi yang bisa menggantikannya.” (Imam Abdullah al-Haddad)

Setiap napas berembus, berkuranglah napas yang kita miliki. Setiap detik melaju, berkurang pulalah waktu yang kita punyai. Celakanya, napas dan waktu yang sudah pergi, tidak akan mungkin kembali lagi.

4. Waktu itu seperti pedang

freepik.com

“Waktu itu seperti pedang. Jika engkau membunuhnya, maka beruntunglah. Jika tidak, maka dia yang akan membunuhmu.” (Imam Syafi’i)

Imam Syafi’i mengumpakamannya waktu itu seperti pedang. Pedang jika digunakan dengan baik, maka akan membuat pemiliknya selamat. Akan tetapi, jika tidak digunakan dengan baik, bisa saja pedang itu malah membuatnya terbunuh.

5. Sesuatu yang paling mulia untuk sesuatu yang paling hina

freepik.com

“Barang siapa yang menghabiskan umurnya bukan dalam ketaatan atau sesuautu yang mengantarkannya kepada ketaatan, maka dia telah menghabiskan sesuautu yang sangat mulia untuk sesuatu yang sangat hina.” (Imam Abdullah al-Haddad)

Imam Abdullah al-Haddad mengajarkan kepada kita, waktu itu sangat berharga. Jika tidak digunakan untuk taat kepada Allah swt., maka kita menukar sesuatu yang sangat berharga dengan sesuatu yang sama sekali tidak berharga.

Baca Juga: 5 Hal yang Dapat Membangkitkan Kamu Ketika Butuh Motivasi

Writer

Saifuddin Syadiri

Penulis dan blogger (www.saifuddinsyadiri.com). Pernah nyantri dan masih 'nyantri' di pesantren kehidupan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya