TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Rekomendasi Buku Bertema Mental Health agar Dapat Mengelola Emosi

Siap jadi pribadi yang sehat jiwa raga!

Ilustrasi buku (pexels.com/Alina Vilchenko)

Kesehatan mental bagi manusia menjadi hal penting, tetapi terkadang sering dilupakan. Padahal, setidaknya di sekitar kita ada orang-orang yang terluka jiwanya. Maka dari itu, kita bisa memperbaiki diri untuk pulih dari keterlukaan tersebut, salah satunya dengan belajar lewat buku. 

Jika mental sehat, maka kehidupan pun akan lebih baik. Jadi, yuk, mulai kembali bangkit dan pulih dengan mengelola segala emosi dalam diri. Nah, untuk kamu yang suka baca dan ingin belajar tentang mental health, kamu dapat membaca buku rekomendasinya di bawah ini, ya. 

1. Pertolongan Pertama pada Emosi Anda karya Guy Winch, PH.D.

Cover buku Pertolongan Pertama pada Emosi Anda (books.google.co.id/Pertolongan Pertama pada Emosi Anda)

Buku bergenre Self Improvement berjudul Pertolongan Pertama pada Emosi Anda memiliki tebal 446 halaman. Buku ini seolah menjadi panduan terhadap luka yang dirasakan, apalagi dikemas berdasarkan sains mutakhir dari riset ilmiah terbaru dan eksperimen psikologis. Jadi nggak bikin khawatir akan informasinya.

Ada 7 jenis luka psikologis yang dibahas di buku tersebut, dari mulai penolakan, kesepian, kehilangan, rasa bersalah, ruminasi, kegagalan, hingga rasa rendah diri. Dengan pemaparan gejala, penyebab, contoh kasus, hingga cara penanganan yang dapat kita lakukan tentunya memudahkan untuk memahaminya.

"Memaafkan diri sendiri mengharuskan kita untuk terlebih dahulu bertanggung jawab penuh atas perbuatan dan memberi diri kita perhitungan yang jujur dan akurat tentang peristiwa-peristiwa yang menimbulkan perasaan bersalah."

Baca Juga: 7 Rekomendasi Buku Bacaan Bertema Perempuan di iPusnas, Inspiratif!

2. Merawat Luka Batin karya dr. Jiemi Ardian. SP.Kj

Cover buku Merawat Luka Batin (goodreads.com/Merawat Luka Batin)

Lalu, ada buku Merawat Luka Batin memiliki tebal 326 yang terbit tahun 2022. Buku ini menjelaskan berbagai hal, dari mulai depresi, berlatih mindfulness hingga self-help. Apalagi ditulis oleh seorang pskiater yang akan memberikanmu banyak informasi. 

Meskipun dijelaskan secara ilmiah, tetapi ada contoh kasus yang dijabarkan secara sederhana sehingga mudah dipahami. Cocok dibaca oleh siapapun agar kita bisa saling peduli tentang kesehatan mental. Yuk, kita belajar saling peduli satu sama lain lewat buku.

"Jiwa manusia adalah guest house dan setiap hari ada tamu-tamu baru. Senang, takut, sedih marah, dan kadang depresi. Kadang ada beberapa kesadaran yang hadir sesaat setelah pengunjung ini datang."

3. Memilih Pulih karya Selvia Lim

Cover buku Memilih Pulih (gramedia.com/Memilih Pulih)

Buku Memilih Pulih akan mengajak kita untuk kembali berani dan pulih dengan menyajikan tahapan-tahapan khusus dalam menemukan makna kehidupan. Buku ini membuat kita merenungkan banyak hal, seperti tentang keluarga dan pernikahan. Karena seoramg manusia dimulai dari pernikahan dan dibentuk di dalam keluarga. 

Kemudian ada contoh kasus yang relate dengan kehidupan kita. Cocok dibaca untuk siapapun yang sedang terluka atau ingin pulih, entah iti orang yang sudah berkeluarga atau belum, tentunya akan memperluas informasi. Dengan tebal 148 halaman layak untuk kamu baca ketika sedang terluka.

"Tuhan menimpakan masalah kepada hamba-Nya, bukan karena tidak sayang, melainkan karena Dia ingin kita bertumbuh dan menjadi lebih baik hingga akhir hayat kita."

4. Yang Merasa Marah karya Jelang Hardika, M.Psi.

Cover buku Yang Merasa Marah (gramedia.com/Yang Merasa Marah)

Buku Yang Merasa Marah ditulis oleh seorang psikologis klinis ini membahas mengenai berbagai macam emosi, dari marah, takut, hingga bahagia dan efeknya bagi diri kita. Kita akan belajar untuk membedakan emosinya agar tidak merusak diri sendiri maupun orang lain. 

Selain itu ada tips-tips praktis dalam melatih diri sendiri untuk mengenali, mengakui hingga mengekspresikan perasaan dengan baik dan bijak. Buku ini terbit tahun 2023 dengan jumlah 208 halaman. 

"Seperti yang sudah sering saya sampaikan, emosi itu perlu diakui, dirasakan, dan dilepaskan. Jangan disangkal atau ditolak karena bisa berdampak negatif pada psikologis kita."

Baca Juga: 7 Rekomendasi Buku Gak Bosen Dibaca Ulang, Ceritanya Seru!

Verified Writer

sarah aisyah

Books, Poem, and Blue

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya