TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tanda Kamu Masih Terjebak di Masa Lalu, Saatnya Move On!

Kamu terlalu terpaku pada kesalahan

ilustrasi seseorang terjebak di masa lalu (freepik.com/rawpixel.com)

Masa lalu adalah bagian penting dari perjalanan hidup seseorang, tetapi memikirkannya terlalu sering bisa membuat kamu terjebak berlarut-larut di dalamnya. Terjebak di masa lalu bisa menghambat pertumbuhan pribadimu dan menyebabkan stres yang tidak perlu.

Namun, ada banyak orang yang justru tidak mengenali tanda-tanda bahwa ia masih terjebak di masa lalu. Oleh karena itu, sudah saatnya untuk kamu mengevaluasi tanda-tanda kamu masih terjebak di sana. Berikut ada delapan tanda yang mungkin mengindikasikan bahwa kamu masih terjebak di masa lalu. 

1. Mengeluh terus-menerus

ilustrasi seorang perempuan yang sedang mengeluh (pexels.com/Liza Summer)

Mengeluh terus-menerus dapat menjadi tanda bahwa kamu masih terjebak di masa lalu. Hal ini bisa mencerminkan ketidakpuasan atau ketidakbahagiaan yang bersumber dari pengalaman negatif atau traumatis yang dialami di masa lalu.

Mengeluh secara berlebihan juga dapat menunjukkan bahwa kamu belum mampu mengatasi atau menerima situasi saat ini dengan baik. Oleh karena itu, berhenti sejenak dan refleksikan mengapa kamu merasa perlu untuk mengeluh. Atau identifikasi situasi atau orang tertentu yang cenderung memicu kamu untuk mengeluh dan hindari jika memungkinkan. 

2. Menolak peluang

ilustrasi seseorang menolak (freepik.com/rawpixel.com)

Menolak peluang adalah perilaku yang seringkali mencerminkan adanya ketakutan, keraguan diri, atau rasa tidak percaya diri yang mungkin muncul dari pengalaman negatif atau trauma di masa lalu. Ketika kamu masih terjebak di masa lalu, kamu cenderung membawa beban emosional dari pengalaman yang tidak menyenangkan tersebut ke dalam kehidupanmu saat ini.

Hal ini bisa membuat kamu ragu untuk mengambil langkah maju atau mencoba hal-hal baru, terlepas dari potensi positif yang mungkin tercipta dari peluang tersebut. Pada dasarnya, kamu menolak peluang sebagai bentuk perlindungan diri dari ketakutan akan menghadapi risiko atau kegagalan yang mungkin alami di masa lalu.

Salah satu langkah yang penting adalah melakukan refleksi diri untuk memahami akar penyebab dari ketakutan atau keraguan diri yang mungkin muncul. Selain itu, mencari bantuan dari profesional kesehatan mental seperti terapis atau konselor juga dapat membantu kamu mengatasi trauma atau pengalaman negatif yang masih memengaruhi dirimu.

3. Menyimpan dendam atau masalah yang belum terselesaikan

ilustrasi seseorang terjebak di masa lalu (freepik.com/rawpixel.com)

Menyimpan dendam atau masalah yang belum terselesaikan dapat meracuni kehidupan dengan emosi negatif yang terus-menerus menghantui dari masa lalu. Hal ini tidak hanya memengaruhi dirimu secara emosional, tetapi juga menghalangi kemampuanmu untuk bergerak maju dan menjalani kehidupan ke depan.

Untuk mengatasi masalah ini, langkah yang penting untuk kamu lakukan adalah mengakui dan menerima perasaan yang muncul, serta mengidentifikasi akar penyebab dari dendam atau ketidakpuasan tersebut. Selain itu, memaafkan diri sendiri maupun untuk orang lain, juga dapat membantu kamu dalam melepaskan beban emosional yang terus-menerus kamu rasakan, lho. 

Baca Juga: 7 Tips untuk Menjaga Kesehatan Mental Tentang Masa Lalu

4. Terpaku pada kesalahan

ilustrasi seseorang merenung (freepik.com/wirestock)

Terpaku pada kesalahan mengakibatkan kamu terjebak dalam lingkaran siklus negatif di mana kamu merasa terus-menerus dihantui oleh kesalahan yang pernah kamu lakukan di masa lalu. Ketika kamu tidak mampu memaafkan diri sendiri atau melepaskan diri dari perasaan bersalah atau penyesalan terhadap tindakan atau keputusan yang telah kamu buat, hal itu akan menghambat kemampuanmu untuk berkembang dan bergerak maju.

Sehingga dapat menciptakan rasa frustrasi, keputusasaan, atau bahkan depresi yang berkelanjutan, karena kamu merasa terjebak dalam pola pikir yang tidak produktif dan terus-menerus menyalahkan diri sendiri atas kesalahanmu di masa lalu. Hal ini juga bisa jadi cerminan dari kurangnya kemampuanmu untuk belajar dari pengalaman dan melakukan perubahan yang diperlukan untuk mencegah kesalahan yang sama terjadi di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengembangkan kemampuan untuk menerima diri sendiri secara penuh, dengan semua kekurangan dan kesalahan yang mungkin kamu lakukan di masa lalu.

5. Kurangnya harapan untuk masa depan

ilustrasi seseorang depresi (freepik.com/freepik)

Kurangnya harapan untuk masa depan muncul ketika kamu merasa putus asa atau kehilangan keyakinan bahwa masa depan yang lebih baik mungkin terjadi. Ketika kamu tidak dapat melepaskan diri dari pengalaman negatif masa lalu yang terus menghantui, kamu akan terjebak di dalam lingkaran siklus ketidakpercayaan diri, keputusasaan, dan pesimisme pada masa depan yang lebih cerah.

Perasaan dipicu oleh pengalaman trauma, kegagalan berulang, atau kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Oleh karena itu, terapi atau konseling dapat memberikan wadah aman bagi kamu untuk mengeksplorasi perasaan dan mengidentifikasi pola pikir negatif yang menghambat kemampuanmu akan masa depan. Selain itu, membangun jaringan dukungan sosial yang positif dan merencanakan tujuan kecil yang dapat dicapai secara bertahap, juga dapat membantu kamu merasakan kembali harapan dan optimisme untuk masa depan.

Verified Writer

Meyendah Lestari

You cant spell LOVE without V

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya