TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Urutan Surat dalam Al-Qur'an Juz 1: Ringkasan dan Keutamaan Membacanya

Hanya ada dua surah dalam juz 1 Al-Qur'an

ilustrasi Al-Qur'an (pixabay.com/freebiespic)

Membaca Al-Qur'an merupakan salah satu bentuk ibadah dalam agama Islam. Al-Qur'an mengandung banyak petunjuk dan pedoman untuk seluruh umat manusia sehingga sangat penting untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan isinya setiap hari.

Al-Qur'an terbagi menjadi 30 juz yang terdiri dari kumpulan surah pendek maupun panjang. Juz pertamanya sendiri hanya terdiri dari 2 surah, yakni Surat Al-Fatihah dan Surat Al-Baqarah. Selengkapnya, berikut urutan surat dalam Al-Qur'an Juz 1 beserta ringkasan dan keutamaan membacanya.

Surat Al-Fatihah (Pembuka)

ilustrasi membaca Surah Al-Fatihah (pixabay.com/mataqdarululum)

Surat Al-Fatihah merupakan surah pembuka Al-Qur'an. Surah yang dikatakan memiliki 12 nama ini (oleh Qurthubi) tidak terdapat dalam kitab-kitab sebelumnya, mulai dari Taurat, Zabur, dan Injil. Jadi, memang secara khusus "dihadiahkan" untuk umatnya Nabi Muhammad SAW.

Al-Fatihah memiliki keagungan tersendiri karena merupakan sumber dari segala ilmu, hikmah, dan rahmat Allah. Bukan hanya itu, menurut laman NU Online, keagungan surah ini juga dibuktikan dengan adanya 7.000 malaikat yang mengiringinya saat pertama kali diturunkan.

Masih dari laman NU Online, Surat Al-Fatihah mengandung tujuan asasi Al-Qur'an secara umum, yaitu prinsip dan turunan ajaran agama, yang meliputi

  • akidah,
  • ibadah,
  • syariah,
  • keyakinan terhadap hari akhir,
  • keimanan terhadap sifat mulia Allah,
  • pengesaan dalam penyembahan,
  • permohonan pertolongan melalui doa,
  • permohonan atas hidayah agama yang lurus kepada-Nya,
  • permohonan ketetapan iman di jalan orang-orang saleh terdahulu, serta
  • dijauhkan dari jalan orang yang dimurka dan orang sesat.

Di samping itu, Al-Fatihah juga mengandung hal-hal, seperti penglihatan atas tangga kebahagiaan, jurang-jurang kesengsaraan, penilaian ibadah atas perintah-Nya, kabar umat terdahulu, dan lainnya. Itulah mengapa surah ini dinamai Ummul Kitab atau Fatihatul Kitab.  

Keutamaan membaca Surat Al-Fatihah

ilustrasi membaca Al-Qur'an (unsplash.com/Adli Wahid)

Dikutip dari berbagai sumber, ada beberapa keutamaan membaca Surat Al-Fatihah, di antaranya

  • sebagai syarat sahnya salat

Rasulullah SAW berkata, "Tidak sah salatnya orang yang tak membaca Surat Al-Fatihah." (HR. Muslim).

  • sebagai surat yang paling utama

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Alhamdulillahi rabbil 'alamiin adalah Umm al-Qur'an, Umm al-Kitab, as-Sab'ul Matsani, al-Qur'an al-'Azhim, as-Shalat, asy-Syifa, dan ar-Ruqyah." (HR. Tirmidzi)

  • sebagai obat penyembuh

Dalam kitab Fadhoil Suwar wa Ayat Qur'aniyah karya Sayyid Muhammad Saad ibnu Alawi al-Idrusi, dikatakan bahwa Abdul Malik ibu Umair mengatakan, "Surah yang menjadi pembuka dalam Al-Qur'an adalah obat segala sesuatu. Surah tersebut adalah Surah Al-Fatihah."

  • mengandung munajat antara hamba dan Allah SWT

Abu Hurairah pernah berkata bahwa suatu waktu, Rasulullah SAW bersabda, "Allah telah berfirman, 'Aku telah membagi (kandungan makna) Surah Al-Fatihah untuk-Ku dan untuk hamba-Ku menjadi dua bagian, dan Aku akan mengabulkan apa yang hamba-Ku pinta.'

Apabila dia membaca, 'Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,' Allah akan membalasnya dengan berfirman, 'Hamba-Ku telah memuji-Ku.' Apabila dia membaca, 'Zat yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.' Allah berfirman, 'Hamba-Ku telah memuji-Ku.'

Apabila dia membaca, 'Yang menguasai di hari pembalasan.' Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku.’ Apabila dia membaca, 'Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.' Allah berfirman, 'Ini adalah urusan antara Aku dan hamba-Ku dan Aku akan mengabulkan apa yang hamba-Ku pinta.'

Apabila dia membaca, 'Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang yang telah Engkau beri nikmat (iman) kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.' Allah berfirman, 'Ini adalah untuk hamba-Ku dan dia akan mendapatkan apa yang dia pinta.'" (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'I dan Ibnu Majah).

Baca Juga: Urutan Surat dalam Al-Qur’an Juz 6, Lengkap dengan Keutamaannya

Surat Al-Baqarah ayat 1–141

ilustrasi Al-Qur'an (pexels.com/GR Stocks)

Surat Al-Baqarah merupakan surat terpanjang dalam Al-Qur'an. Jumlah ayat Surat Al-Baqarah mencapai 286 ayat. Saking panjangnya, surah ini terdapat dalam juz 1 sampai juz 3 Al-Qur'an.

Dalam bahasa Arab, Al-Baqarah berarti 'sapi betina'. Nama ini diambil dari salah satu ayat Al-Qur'an yang di dalamnya mengisahkan tentang penyembelihan sapi betina. Nabi Musa AS memerintahkan Bani Israil untuk mencari seekor sapi betina (ayat 67–74). 

Surah ini juga sering disebut sebagai Fustatul Quran (puncak dari Al-Qur'an) karena di dalamnya terdapat beberapa hukum dasar dalam ajaran Islam yang tidak terkandung dalam ayat lain.

Sebagian besar ayat dalam Surat Al-Baqarah diturunkan pada saat awal mula kepindahan Rasulullah SAW ke Madinah. Rasulullah dan umat muslim pindah ke Madinah setelah 13 tahun menegakkan akidah di Makkah dan mendapatkan tantangan hebat dari kaum Quraisy.

Kepindahannya tersebut memunculkan polemik baru. Umat Islam mulai berhadapan dengan kaum Yahudi yang sudah berada di negeri tersebut sejak ratusan tahun. Dari situlah ayat-ayat dalam Surat Al-Baqarah mengandung banyak kisah umat muslim dan kaum Yahudi. 

Adapun topik yang dibahas dalam Surat Al-Baqarah, dari ayat 1 hingga 141, yang ada di juz 1 adalah sebagai berikut:

  • ayat 1–5: Golongan mukmin.
  • ayat 6–7: Golongan kafir.
  • ayat 8–20: Golongan munafik.
  • ayat 21–22: Perintah menyembah Allah SWT.
  • ayat 23–24: Tantangan Allah SWT kepada kaum musyrikin mengenai Al-Qur'an.
  • ayat 25: Ganjaran bagi orang-orang yang beriman.
  • ayat 26–27: Perumpamaan-perumpamaan dalam Al-Qur'an dan hikmahnya.
  • ayat 28–29: Bukti kekuasaan Allah SWT.
  • ayat 30–39: Penciptaan manusia dan penguasaannya di bumi.
  • ayat 40–48: Beberapa perintah dan larangan Allah SWT.
  • ayat 49–60: Perincian nikmat Allah SWT kepada Bani Israil.
  • ayat 61: Pembalasan terhadap sikap dan perbuatan Bani Israil.
  • ayat 62: Pahala orang yang beriman.
  • ayat 63–66: Pembalasan terhadap Bani Israil yang melanggar perjanjian dengan Allah SWT.
  • ayat 67–74: Kisah penyembelihan sapi betina.
  • ayat 75–82: Keimanan orang Yahudi sukar diharapkan.
  • ayat 83–86: Bani Israil mengingkari janjinya dengan Allah SWT.
  • ayat 87–91: Sikap orang Yahudi terhadap para rasul dan kitab-kitab yang diturunkan Allah SWT.
  • ayat 92–96: Penyembelihan anak sapi yang dilakukan bangsa Yahudi merupakan tanda kecenderungan mereka kepada benda.
  • ayat 97–101: Memusuhi Malaikat Jibril AS berarti memusuhi Allah SWT yang mengutusnya.
  • ayat 102–103: Tuduhan orang Yahudi kepada Nabi Sulaiman AS.
  • ayat 104–105: Sikap orang Yahudi yang tidak sopan kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
  • ayat 106–113: Menasakhkan suatu ayat adalah urusan Allah SWT.
  • ayat 114–118: Tindakan-tindakan yang mampu menghalangi ibadah.
  • ayat 119–123: Larangan bagi umat Islam untuk mengikuti orang-orang Yahudi dan Nasrani.
  • ayat 124–129: Perjanjian dengan Nabi Ibrahim AS.
  • ayat 130–141: Agama yang dibawa Nabi Ibrahim AS.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya