TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Mindset Agar Hidup Bahagia yang Justru Sering Dilupakan Orang

Membentuk mental untuk hidup di media sosial

Pexels/DanielXavier

Kehidupan milenial saat ini telah banyak mengubah kebiasaan. Seluruh tatanan lama telah berubah dan mempengaruhi bagaimana setiap manusia menjalankan hidupnya. Terdapat banyak penelitian yang menyebutkan tingkat kecemasan dan kesehatan mental rentan menyerang anak muda.

Hasil penelitian dari Inggris oleh Thomas Curran dan Andrew Hill yang terbit di jurnal Psychological Bulletin menyebutkan bahwa media sosial memiliki pengaruh atas kebahagiaan dan kecemasan kita. Sosial media bisa menimbulkan sifat iri kepada lingkungan sosial kita.

Apa yang bisa kita lakukan untuk mengimunisasi mental kita agar terus kuat? Berikut 10 mindset yang bisa kita gunakan.

1. Menerima keadaan atas apa yang terjadi adalah sumber kekuatan

Pexels/Snapwire

Kecemasan anak muda sering datang tanpa terduga karena faktor yang tidak bisa kita atasi. Rasa syukur bukan berarti mengalah atas apa yang telah terjadi, tapi menunda untuk sesuatu yang lebih besar ke depan. Terkadang sangat penting untuk merasa tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan orang lain atau apa yang dimiliki orang lain.

2. Lakukan apa pun yang bisa membuat tenang hari ini. Tuhan akan memberi tepat pada waktunya

Pexels/HelenaLopes

Persiapkan hari besok, bukan justru mencemaskannya. Apa pun yang terjadi hari besok asal kita sudah memiliki rencana, pasti terjadi dengan baik. Salah satu cara mempersiapkan hari besok adalah melakukan yang terbaik hari ini, meski dengan hal-hal sederhana. Selalu ada waktu untuk setiap orang mendapatkan achievement, namun perlu bersabar karena semua ada waktunya.

3. Agar bahagia jangan terlalu mempersoalkan adil atau tidak. Cukup dengan apa yang kita miliki

Pexels/bruce mars

Sebagian masalah timbul dari pikiran. Daripada mempermasalahkan yang seharusnya terjadi, bukankah lebih baik kita jalankan saja yang sudah kita rencanakan dan gunakan apa yang kita punya? Terkadang masalah terus ada karena kita tidak mau bergerak.

4. Orang lain tidak menentukan kita bahagia atau tidak. Setiap orang memiliki keputusan dalam dirinya

Pexels/bruce mars

Jangan terhasut perkataan buruk orang lain. Terkadang orang lain tidak bisa merasakan menjadi diri kita di posisi sekarang. Perkataan buruk seringkali membuat kita malas melalui hari. Padahal setiap orang memiliki pilihan untuk memperdulikannya atau tidak. Mulai saat ini buatlah keputusan agar terus bahagia dari dalam dirimu. 

Baca Juga: 6 Kebiasaan Unik Para Pemimpin dengan Growth Mindset, Kamu?

5. Mulailah dari kamar tidur kita

Pexels/bruce mars

Mulailah dari bangun pagi dan waktu tidur. Atur pola istirahat yang teratur sesuai dengan tubuhmu. Pagi hari dan menjelang tidur adalah waktu sakral untuk membentuk mindset dan evaluasi harian. Terutama untuk mengetahui apa yang sudah kamu lalui seharian.

6. Masalah adalah alarm untuk mengubah pikiran

Pexels/Kelvin Valerio

Setiap kesalahan yang terjadi terkadang tidak bisa kita perbaiki kembali. Oleh karena itu penyesalan kita tidak terbendung. Mulailah untuk berpikir bahwa masalah yang terjadi adalah peringatan atas apa yang akan terjadi selanjutnya, sehingga kita perlu mengubahnya. Menyesal lah secukupnya.

7. Pikiran negatif yang datang akan membawa pikiran negatif yang lain

Pexels/energepic.com

Ketakutan kita muncul karena diri kita belum terbiasa. Aktivitas seperti presentasi, bertemu tamu penting, acara besar, terkadang membuat kita takut karena belum terbiasa. Ketakutan biasanya juga bisa menular dan menimbulkan ketakutan yang lain. Jika belum terbiasa, maka cari dan dekatilah orang-orang yang berpengalaman dan mintalah dia untuk bercerita pengalamannya.

8. Jangan mempersyaratkan kebahagiaan

Pexels/Bruce Mars

Kebiasaan ini muncul ketika kita banyak melihat achievment yang diterima orang lain. Sehingga kita berpikir mengenai standar bahagia harus seperti itu. Berhentilah menyiksa diri sendiri dan mulailah terbiasa bahagia dengan hal-hal kecil di sekitar.

9. Memaafkan adalah obat yang paling murah

Pexels/Zun Zun

Obat paling murah adalah memaafkan. Namun sayangnya tidak dijual dimana pun kecuali kamu dapatkan sendiri dalam dirimu. Biasakanlah untuk memaafkan setiap orang dan juga mengingat kesalahan yang dahulu kita perbuat. Mulailah dengan memaafkan dirimu sendiri.

Baca Juga: 5 Cara Membangun Mindset Optimis saat Kegagalan di Depan Mata

Verified Writer

thariq bintoro

Member IDN Times Community ini sudah tidak malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya