TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Menyimpan Hard Feeling ke Orang Lain Itu Gak Baik

Stop, merusak hati sendiri!

unsplash/TahaAjmi

Sebagai makhluk sosial, manusia tak akan lepas dari interaksi sosial. Dalam proses interaksi, banyak ragam tema pembicaraan yang dibahas. Jika diurai, tema pembicaraan bisa menyentuh problem general, kebangsaan, politik hingga masalah pribadi. Latar belakang satu individual dengan individual lainnya juga tak kalah ikut memengaruhi. Tidak mengherankan jika selama proses interaksi berpotensi menimbulkan gesekan dan sengatan.

Gesekan dan sengatan yang berakumulasi dari waktu ke waktu sesungguhnya membuat hati tidak nyaman. Perasaan tersinggung atau hard feeling yang tidak tersalurkan pada tempatnya bisa berbahaya bagi diri sendiri maupun orang lain.

Oleh sebab itu, kamu sebaiknya tidak membiasakan diri menyimpan hard feeling pada siapapun, terlebih lagi pada pasangan, orangtua dan saudara sendiri.

Berikut ini, ulasan lengkap mengenai alasan kamu gak baik menimbun hard feeling. Yuk, sekalian cek diri kita!

1. Hatimu mudah diselimuti dendam

unsplash/AlexMihai

Dendam adalah energi negatif. Ia tak pantas bersemayam dalam jangka waktu lama di sudut hatimu. Umumnya, dendam mudah merasuki hati orang-orang yang tidak terbiasa jujur atau berani konfrontasi kala dirinya dirugikan atau disakiti, secara sengaja maupun tidak.

Hard feeling atau perasaan tersinggung yang menumpuk tanpa penuntasan dengan pihak bersangkutan akan membuatmu amarah dalam diam. Dendam pun tumbuh dan membuat hubunganmu dengan orang lain tak bisa berlangsung baik.

Baca Juga: 5 Langkah Ini Bisa Dilakukan untuk Menghilangkan Perasaan Dengki

2. Sulit memaafkan dan dimaafkan

unsplash/Lexel

Sesungguhnya, pihak yang bisa memaafkan kesalahan lawannya merupakan pemenang sejati. Dia mampu membebaskan diri dari belenggu perasaan negatif sehingga logikanya juga lebih jernih. Namun, apa jadinya jika kamu malah membiarkan hard feeling tersimpan apik tanpa mau bersikap objektif?

Akan ada masanya juga, kamulah pihak yang bersalah dan sulit dimaafkan oleh orang lain. Bagaimana rasanya? Pasti kamu sangat mengharapkan kerelaannya agar mau memaafkan kekhilafanmu.

Itu sebabnya, kamu harus bersikap lurus. Maafkanlah orang lain dengan tulus dan kesampingkan rasa sakit hatimu. Maka, kamu juga akan mudah mendapatkannya dari pihak yang tak disangka-sangka nantinya. Kita hanyalah manusia yang tak luput dari kesalahan.

3. Sulit jujur, lalu senang berbohong pada akhirnya

unsplash/AndriiPonilnyk

Orang yang terbiasa menyimpan hard feeling di dalam hatinya berpotensi jadi pembohong, meski dia dikenal sebagai orang baik sekalipun. Bagaimana bisa? Itu terjadi jika dia tidak berani jujur mengungkapkan rasa tidak nyaman atau perasaan tersinggungnya pada orang yang bersangkutan. 

Akhirnya, dia menumpahkan emosi pada pihak yang tak ada hubungannya dengan masalah tersebut. Lalu, cerita itu pun berkembang hingga jauh dari versi aslinya. Bibit-bibit kebohongan pun tumbuh dari sini.

4. Tak akan pernah mampu jadi problem solver

unsplash/Claudia

Orang yang menyimpan hard feeling tanpa mau menuntaskannya juga akan sulit menyelesaikan masalahnya sendiri dan hal-hal yang menjadi bagian dari tanggungjawabnya. 

Sedangkan, penyelesaian masalah membutuhkan pikiran yang jernih, logis, objektif dan jauh dari emosi. Setiap kali membicarakan problem, emosi keluar secara dominan hingga solusi terbaik sulit dihasilkan. 

Oleh sebab itu, hard feeling harus dikelola dengan baik agar bisa diekspresikan secara tepat, yaitu disampaikan pada pihak yang bersangkutan.

Baca Juga: Bukan Apatis, Ini 5 Alasan Introvert Sulit Mengungkapkan Perasaannya

Verified Writer

Uswatun Niswi

Penyuka fiksi dan animasi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya