TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menurut Psikolog, Ini Cara Melatih Diri Sendiri untuk Tetap Jujur

Jujur ke diri kita sendiri bikin hati damai lho

rawpixel.com/Jira

Jujur dan bohong adalah potret yang tidak asing bagi kita karena seluruh indra kita menyaksikannya dalam keseharian. Sekolah, kampus, kantor, perusahaan, ranah politik, pasar dan sebagainya selalu menunjukkan banyak fenomena yang berhubungan dengan keduanya. Tinggal kamu yang memilih, ingin menjadi pribadi yang jujur atau penuh kebohongan. 

Kejujuran adalah karakter penting yang meski dimiliki oleh para manusia. Jika kejujuran lenyap dari sanubari kita, maka tunggulah kehancuran di sana dan sini. 

Itu sebabnya, kita perlu melatih kejujuran untuk diri kita sendiri agar hidup dalam kedamaian hati. Yuk, simak tips dari Mellissa Grace, psikolog klinis, mengenai cara melatih jiwa kita terbiasa dengan kejujuran!

1. Cari tahu hal-hal yang mendorongmu untuk berbohong

unsplash/AlexanderVilitskiy

Dalam tinjauan psikologi, saat kita mengetahui penyebab yang mendorong kita untuk melakukan kebohongan, pikiran akan mengontrol kita untuk melanjutkannya atau mundur saja. Dengan adanya kontrol tersebut, setidaknya kita tidak membiasakan diri untuk memulai kebohongan meski dari hal remeh sekalipun. 

Evaluasi diri berupa mencatat poin penyebab kita berbohong akan membuat pribadi lebih mawas diri. Apalagi jika dilakukan setiap hari, maka kejujuran pun akan mengakar di jiwa. 

Baca Juga: 5 Manfaat yang Kamu Dapatkan Ketika Berhasil Jujur Pada Diri Sendiri

2. Antisipasi perilaku yang menimbulkan perasaan bersalah di kemudian hari

pixabay/Anemone123

Berbohong akan menimbulkan rasa bersalah di kemudian hari. Rasa bersalah itu akan mengurangi tingkat kenyamanan dan ketenangan hidup yang kita lalui. Dengan mengingat betapa tidak nyamannya merasa bersalah, otomatis akan mengontrol diri untuk tidak mudah berbohong meski dalam kondisi terjepit. Kita akan terbiasa jujur dan ini baik sebagai kredibelitas kita di kemudian hari. 

3. Berani dan menerima konsekuensi

pixabay/FreePhotoes

Tetaplah berkata jujur meski itu pahit

Sebuah ungkapan yang tidak asing bagi kita. Kenyataannya, itu memang lebih baik ketimbang menyembunyikan kebenaran. Kebohongan yang terus membungkus kebenaran dan diketahui belakangan akan menimbulkan luka yang lebih dalam. 

Itu sebabnya, mengatakan kebenaran dengan berbagai risiko harus dihadapi dengan berani. Ingatlah bahwa keberanian mengatakan kebenaran dengan lantang lebih baik ketimbang bersembunyi dalam kebohongan. 

4. Menghindari kata-kata-yang tidak diperlukan

pixabay/FreePhotos

Penyebab kita mudah sekali untuk berbohong adalah lidah yang terlalu mudah melantunkan kata-kata. Demi mendapat simpatik, terkadang kita harus memuji orang lain secara berlebihan. Saat terlampau emosi, mulut kita sangat mudah melempar caci maki. Kala menerima informasi, kita menanggapinya dengan cerita tambahan sehingga tidak sesuai dengan kisah semula. Kebohongan pun tercipta akibat bicara terlalu banyak. 

Itu sebabnya, penting sekali kita melatih diri untuk bicara seperlunya. Hanya membicarakan yang penting bukan berarti menjadi pendiam. Lebih tepatnya, kita memantik tema obrolan yang layak untuk dibahas dan ditanyakan. 

Baca Juga: Apa Kamu Termasuk Orang yang Jujur atau Pembohong?

Verified Writer

Uswatun Niswi

Penyuka fiksi dan animasi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya