Pernahkah kamu merasa tidak berguna dalam hidup ini? Pemikiran ini tentu menyesakkan dan membuat dunia terasa kelam. Adakalanya, pikiran semacam itu datang di saat kita terjebak dalam kesulitan. Tidak hanya itu, kegagalan pun kadang membuat pikiran kita menyimpulkan demikian.
Meski begitu, kita tak boleh punya pemikiran demikian, apalagi dalam jangka panjang. Apa alasannya? Yuk, simak ulasan berikut?
Ketika merasa tak berguna, kita cenderung berada di tepi jurang keputusasaan. Sungguh, putus asa itu sangat dekat dengan kematian.
Bukan mati dalam arti sesungguhnya. Tapi kematian yang membuat kita berhenti total di jalan juang mulai dari kematian nalar, semangat dan strategi.
Merasa tak berguna pun cenderung membuat kita memandang diri sendiri menyedihkan. Akhirnya, kita merasa kecil, tidak ada hebat-hebatnya, minder dan tak layak.
Perasaan semacam ini bisa mematikan langkah dan potensi diri. Akhirnya, kegagalan justru membuat kita semakin jatuh.
Memandang diri tak berguna dan menyedihkan membuat kita lupa menghargai diri sendiri. Kita jadi lupa banyak sisi hebat dari diri kita yang belum dieksplorasi.
Kegagalan ataupun hal-hal menyulitkan sebetulnya bukan untuk mematikan langkah.
Memandang diri sebagai orang yang tak berguna justru menjauhkan kita dari rasa syukur. Padahal, rasa syukur adalah kunci terus bertambahnya nikmat dalam hidup.
Mungkin kita tak berguna karena belum belajar maksimal atau tidak cocok di cara tertentu. Kita hanya perlu mencoba cara lain sampai berhasil.
Terpaku dengan perasaan tak berguna tanpa mencoba bangkit dari kegagalan hanya akan mengantarkan kita pada stres dan depresi. Bukan berarti, kita gak boleh sedih gara-gara gagal.
Sedihlah seperlunya lalu susunlah langkah kembali agar segera bangkit dari keterpurukan. Sedih adalah fase untuk merenung dan melihat letak kesalahan yang tak boleh kita ulang.
Merasa tak berguna dalam waktu sesaat itu boleh saja. Tapi, jangan biarkan perasaan itu berlangsung lama tanpa berusaha untuk bangkit. Sebab, kamu akan benar-benar jadi orang yang tak berguna.