TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IFC: "La Mode" Sur La Seine à Paris 2019 Sudah Sukses Digelar

Bukti 18 desainer Indonesia menembus pasar international

IDN Times/Yolanda Vania

Karya 18 desainer Indonesia yang ditampilkan di atas kapal pesiar Boreas, menyusuri Sungai Seine berkeliling Kota Paris, berhasil menarik perhatian undangan yang hadir, terdiri dari para buyer dan media internasional. Bahkan, telah membuka peluang kerjasama antara desainer Indonesia dengan buyer internasional untuk merambah pasar global.

Acara ini dirangkai oleh Indonesian Fashion Chamber. IFC memiliki divisi tersendiri yang berfungsi untuk mengembangkan bisnis luar negeri yaitu dengan meningkatkan export Indonesia. Pada tahun kedua ini, IFC sudah berhasil menggelar "La Mode" Sur La Seine à Paris 2019 pada 29 September lalu. 

Tidak lupa, IFC juga menyampaikan hasil dari acara tersebut kepada rekan-rekan media di Indonesia. Berikut hasil yang disampaikan pada kegiatan konferensi pers Senin lalu (14/10).

1. Pagelaran ini sudah sukses dilaksanakan di Paris pada 29 September lalu

IDN Times/Yolanda Vania

Ali Charisma, National Chairman IFC menyampaikan bahwa di tahun kedua ini, acara terhitung lebih sukses karena sudah lebih mengetahui medan yang ada, buyer pun lebih banyak, serta kesiapan para desainer lebih baik. Selain buyer dari Paris, ada pula buyer dari Jerman, Swiss, Itali, dan Belanda. 

"Ini merupakan salah satu upaya kementerian ketenagakerjaan Indonesia dalam rangka membantu mendorong pemerintah untuk mewujudkan bahwa Indonesia siap menjadi pusat mode dunia," tutur Edy Susanto, Kepala Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang. 

Rata-rata karya yang dibawa oleh para desainer pun habis terjual. Ini dapat menjadi gerbang pembuka bagi Indonesia untuk mengembangkan ekspor. 

2. Terdapat 18 desainer yang membuktikan bahwa busana asal Indonesia berhasil merambah pasar international

IDN Times/Yolanda Vania

Fashion show LA MODE Sur La Seine à Paris telah menampilkan karya dari 18 desainer
Indonesia yang mengangkat konten lokal sesuai tren global, meliputi kategori busana
konvensional hingga busana muslim. 

Untuk kategori busana konvensional yaitu koleksi dari desainer Deden Siswanto, Ali
Charisma, Lenny Agustin, Sofie, Wignyo Rahadi, Risa Maharani, Kebaya Adhikari by Kukuh Hariyawan, Threadapeutic by Dina Midiani, LNC (Life Needs Colour) by BBPLK Semarang, dan ISWI Fashion Academy.

Serta untuk kategori busana muslim yaitu koleksi dari Lisa Fitria, Saffana, Defika Hanum, Elva Fauqo, NBRS Vintage by Temmi Wahyuni, Tufiana, Santi Nugraha, dan OPIEVIE.

Baca Juga: Hari Batik Nasional, IWPI Gelar Fashion Show "Batik untuk Negeri" 

3. Ternyata, ada alasan tersendiri mengapa pagelaran dilaksanakan di atas kapal

IDN Times/Yolanda Vania

Mendatangkan buyer, media, dan desainer di Paris itu tidak mudah. Belajar dari tahun lalu, para undangan hadir namun mereka keluar dalam tengah-tengah acara. Hal itu membuat khawatir IFC dalam membuat acara pada 2019. Sehingga "La Mode" Sur La Seine à Paris 2019 digelar di atas Kapal Pesiar Boreas agar para tamu undangan tidak dapat ke mana-mana.

Dengan begitu seiring berjalannya kapal, mereka akan terus diam dan tidak dapat keluar dari rangkaian acara selama kapal itu berjalan. Strategi tersebut cukup ampuh membuat para tamu undangan lebih mengenali lagi pada desainer Indonesia dan juga karya-karyanya. 

4. Pada tahun ini, Bank Indonesia Provinsi Lampung berkolaborasi dengan Wignyo Rahardi untuk mempromosikan kain tapis asal Lampung

IDN Times/Yolanda Vania

Ini merupakan bentuk kontribusi nyata dari Bank Indonesia dengan mengembangkan produk lokal. Bank Indonesia Lampung juga mengembangkan salah satu produk lokalnya yaitu kain tapis. Dengan bekerjasama dengan Wignyo Rahardi, Bank Indonesia berusaha mewujudkan niatnya tersebut. 

Kolaborasi ini sudah dimulai sejak 2018. Bukan hal yang mudah dalam mewujudkannya terutama untuk berinteraksi dengan para pengrajin. Salah satu bentuk Bank Indonesia mendukung proses ekspor Indonesia, ini merupakan bentuk pula untuk membawa kain lokal go international.

Selama ini kain tapis hanya digunakan untuk acara adat saja karena cenderung berat. Berkolaborasi dengan Wignyo Rahardi, Bank Indonesia membentuk kain tapis agar lebih nyaman digunakan serta ready to wear dan dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. 

Baca Juga: Indonesian Fashion Chamber Menampilkan 9 Koleksi Unik dalam "La Mode"

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya