TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan untuk Stop Bilang Jangan Baperan Mulai dari Sekarang! 

Stop juga merasa paling sempurna di dunia ini, ya...

youngontop.com

Yailah gitu aja, jangan baperan dong!”

“Lu jadi orang baperan amat”

Pernah, gak, sih kamu dapat cibiran kayak gitu? Jujur, sebenarnya dalam hati sedih, tapi kamu gak enak juga buat bilang. Akhirnya, kamu jadi memendamnya sendiri. Bisa juga, jangan-jangan kamu adalah salah satu orang yang suka ngomong kayak gitu ke teman kamu? Kamu harus stop kebiasaan bilang kayak gitu, ya. Itu karena bisa membawa dampak buruk ke psikologis orang yang kita bilang baperan.

Baper sendiri adalah singkatan dari bawa perasaan. Istilah ini muncul karena adanya latar belakang emosi dan sensitivitas seseorang. Yuk, kita bahas lebih dalam bareng Agata Ika Paskarista, Education and Clinical Child Psychology and TopKarir Klinik Expert.

1. Mereka sebenarnya punya tingkat kepekaan yang tinggi

unsplash.com/Andrey Zvyagintsev

Dalam psikologi sendiri, ada sebutan highly sensitive person (HSP) yang dikemukakan oleh Dr. Elaine Aron: The Highly Sensitive Person (1997) yaitu studi tentang sensory-processing sensitivity.

Dalam buku tersebut HSP mendefinisikannya sebagai orang yang memiliki kesadaran terhadap hal-hal kecil di sekelilingnya dan lebih mudah merasa kewalahan ketika berada di lingkungan yang sangat menstimulasi indranya.

Baca Juga: Jangan Baper, Ternyata Nonton Bioskop Sendirian Memiliki 5 Manfaat Ini

2. Ucapan baper punya dampak positif dan negatif

pexels.com/Donald Tong

Saat kita mengatakan hal tersebut kepada orang yang sedang dalam kondisi tidak baik atau sedang dalam masalah, bisa saja kata baper membuat seseorang semakin tertekan, overthinking, dan melukai perasaannya.

Positifnya, individu yang dengan coping stress tertentu mungkin bisa menerima kata baper ini sebagai hal untuk introspeksi lagi terhadap dirinya. Namun, kita pun tidak akan sepenuhnya mengerti keadaan seseorang. Jadi, lebih baik kita menjadi pendengar yang baik dan bisa menempatkan diri bagaimana rasanya jika kita berada di situasi seperti itu

Jika memang tidak bisa memberikan solusi yang tepat, lebih baik beri saja semangat seperlunya dan tidak perlu menghakimi. Kita harus sadar akan pentingnya menjaga perasaan orang lain.

3. Baper berbeda dengan introver

unsplash.com/mvp

HSP dan introver merupakan suatu keadaan yang berbeda. Tidak semua orang yang introver adalah HSP, begitu juga sebaliknya. Orang dengan kecenderungan ekstrover juga bisa saja HSP karena sering bersosialisasi dan bertemu orang lain.

Mungkin ciri yang mudah terlihat, yaitu mudah tersinggung; mudah tersentuh akan suatu hal; lebih emosional; lebih suka sendiri, namun saat bekerja dalam tim tetap bisa; dan sensitif dalam merasakan rasa sakit.

Dalam keadaan tertentu, mungkin orang HSP akan menyadari akan perilakunya dan mungkin juga orang lain dapat melihat perilaku tersebut, namun kita jangan mudah mengasumsikan. Dalam kasus tertentu, mungkin dibutuhkan konsultasi dengan ahli.

4. Cara menghadapinya

unsplash.com/Bewakoof.com Official

Kita harus memilah-milah dalam berbicara; meningkatkan empati terhadap orang lain; tahu batasan dalam pembicaraan yang tidak membuat orang tersinggung; dan membuat suasana lebih santai.

Baca Juga: Gagal Baper, 10 Parodi Drama Korea Ini Malah Bikin Ngakak

Verified Writer

Young On Top

Community-organization nya anak muda Indonesia yang tersebar di 25 kota di Indonesia!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya