TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Cara Mudah Membuat Tulisan yang SEO Friendly

#TL #BukaSemuaPeluang Bikin artikel yang selalu ramai

ilustrasi mengetik (unsplash.com/@brookecagle)

Buat yang suka tulis blog atau media online, seperti IDN Times Community, kamu pasti berharap artikelmu dibaca banyak orang. Tak hanya dari kualitas artikel, pengetahuanmu akan search engine optimization (SEO) juga diperlukan, lho. Lantas, apa itu SEO?

Menurut Septi Riyani Maulida, SEO Manager IDN Times, dalam gelaran Lombok Writers Festival 2022, SEO adalah teknik mengoptimalkan sebuah web sehingga artikel berada di peringkat pertama mesin pencarian, seperti Google, secara gratis atau tidak berbayar. Kenapa, sih, SEO begitu penting?

Dilansir Internet World Stats, Indonesia merupakan pengguna internet terbanyak ketiga di Asia, setelah Tiongkok dan India. Adapun, warga Indonesia berbondong-bondong mencari informasi, berita, dan produk di Google Search. Itu sebabnya, materi SEO penting untuk kamu kuasai agar informasi yang kamu suguhkan dalam artikel bisa menjangkau calon pembacamu.

Lebih lanjut, Septi menerangkan cara kerja SEO dan bagaimana memanfaatkannya untuk membuat tulisan yang SEO friendly. Karena itu, simak artikel ini sampai selesai, ya!

Baca Juga: 5 Bukti Telkomsel Bagian dari Pertumbuhan Ekonomi, Buka Semua Peluang

1. Tempatkan keyword atau kata kunci sesuai struktur penulisanmu 

Septi Riyani Maulida menjelaskan tentang SEO dalam acara Lombok Writers Festival 2022. (youtube.com/IDN Times)

Sebagai contoh, ada dua bentuk struktur penulisan di media online, yaitu artikel indepth dan listicle. Artikel indepth menyuguhkan berita yang mendalam dengan poin yang sedikit. Sebaliknya, listicle adalah artikel yang menyuguhkan berita dengan list atau banyak poin.

Idealnya, tempatkan kata kunci di title atau judul utama, paragraf pembuka, beberapa subjudul, dan paragraf penutup. Perlu kamu ketahui bahwa memberikan kata kunci dalam artikel jangan terlalu banyak. Minimal, kamu bisa memberikan tiga kata kunci dalam satu artikel. Jika kamu menaruh kata kunci terlalu banyak, misalnya sampai dua puluh, Google akan menganggap itu sebagai spam dan tidak akan Google rekomendasikan kepada pembaca.

Sebagai contoh, kamu membuat artikel dengan judul “5 Paket Internet Telkomsel Termurah dan Terbanyak Kuotanya”. Adapun, kata kuncinya adalah paket internet Telkomsel. Kamu sudah menempatkannya dalam judul. Lantas, kamu bisa menempatkannya dalam paragraf pembuka dan berbaur dengan konteksnya. Misalnya:

“Ada beragam paket internet Telkomsel murah yang bisa pilih. Namun, mungkin kamu bingung mana yang sesuai dengan kebutuhanmu. Untuk itu, yuk, simak pilihannya di bawah ini.”

Setelah itu, kamu pun perlu menempatkannya dalam subjudul:

“1. Paket internet Telkomsel Combo Sakti Unlimited”

Kamu pun bisa mengulangi kata kunci di subjudul lain, bahkan ke dalam paragraf penjelasan di bawah subjudul. Namun, ingat lagi, jangan terlalu banyak kata kunci, ya. Terakhir, kamu bisa menempatkannya di paragraf penutup. Misalnya:

“Jadi, mana paket internet Telkomsel yang akan kamu pakai? Jangan lupa sesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran kamu, ya.”

Baca Juga: 6 Peran Telkomsel Penuhi Akses Internet agar Melesat di Mandalika

2. Perhatikan jumlah kata dalam artikel 

ilustrasi mengetik (unsplash.com/@magnetme)

Berapa, sih, jumlah kata yang harus kamu bikin biar artikel kamu punya performa bagus, syukur-syukur ada di peringkat satu pencarian Google? Untuk artikel indepth dan listicle, kamu perlu membuat minimal lima ratus kata.

Lalu, berapa maksimal kata yang bisa dibuat? Ternyata, lebih banyak kata dalam satu artikel, itu lebih baik. Bahkan, kalau kamu mau membuat artikel yang sangat detail, misalnya 2.000 atau 2.500 kata, itu jauh lebih bagus, lho. Jadi, gak ada maksimal kata, ya.

3. Hitung kepadatan kata kunci (keyword density) dalam artikelmu agar tetap SEO friendly 

ilustrasi kepadatan kata kunci (wordcounter.net)

­Seperti yang penulis singgung di poin pertama, kamu harus tahu apakah kata kuncimu terlalu banyak atau bahkan terlalu sedikit. Terlalu banyak kata kunci jelas akan dianggap spam oleh Google. Google akan menganggap artikelmu “tidak layak” untuk pembaca. Lantas, jika terlalu sedikit, performa artikelmu tidak akan terlalu baik.

Yang paling oke, kamu perlu memasukkan kata kunci sekitar 2—4 persen dari keseluruhan artikel. Gimana cara menghitungnya? Kamu bisa mengeceknya lewat web ini. Di bawah 2 persen berarti terlalu sedikit dan di atas 4 persen itu terlalu banyak.

4. Jangan lupa isi meta title dan meta description sesuai dengan kata kunci artikelmu 

ilustrasi meta title dan meta description (google.com)

Saat melakukan pencarian dengan kata kunci di Google, kamu akan melihat tautan judul berwarna biru. Itulah meta title. Sementara, deskripsi di bawah tautan judul berwarna biru disebut dengan meta description.

Saat membuat artikel dalam blog, akan ada kolom tersendiri untuk meta title dan meta description ini. Jangan lupa isi dengan kata kunci, ya. Tidak ada masalah jika kamu mengambilnya dari judul dan isi artikelmu. Hanya saja, perhatikan jumlah karakternya, ya.

Karakter yang terlalu panjang nantinya akan terpotong dalam pencarian Google. Sebaiknya hal ini kamu hindari karena bisa jadi pembaca akan kehilangan sebagian konteks dari judul dan deskripsi artikelmu. Untuk itu, ingat-ingat bahwa meta title yang baik memiliki 50—60 karakter. Meta title yang terlalu sedikit juga tidak penulis sarankan, ya. Judul yang menarik tentunya bisa menarik pembaca, kan? Sementara itu, untuk meta description, kamu bisa masukkan maksimal 137 karakter. Untuk menghitungnya, kamu bisa mengeceknya di web ini.

5. Berikan tautan balik (backlink) dalam artikel kamu 

ilustrasi tautan balik (idntimes.com)

Saat membuka suatu artikel, kamu mungkin sering melihat ada kata-kata yang berwarna merah. Saat kamu klik, ternyata itu adalah tautan yang mengarah ke halaman web lain. Nah, itu namanya tautan balik. Adapun, salah satu cara mesin pencari memberikan peringkat pada suatu konten adalah dengan jumlah tautan balik yang mereka dapatkan.

Nah, kamu bisa menyematkan tautan balik itu ke dalam kata kunci yang menarik orang untuk mengeklik, misalnya Telkomsel. Kamu bisa mengarahkan tautan tersebut ke halaman tag yang berisi artikel-artikel terkait Telkomsel, misalnya idntimes.com/tag/telkomsel jika kamu adalah penulis di IDN Times.

Selain itu, kamu pun bisa menaruh judul artikel lain yang berkaitan dengan artikel yang sedang kamu tulis. Misalnya kamu sedang menulis tentang “5 Paket Internet Telkomsel Termurah dan Terbanyak Kuotanya”, kamu bisa merekomendasikan artikel lain yang pernah kamu tulis sebelumnya, seperti “6 Alasan Kenapa Kamu Perlu Beralih ke Telkomsel 5G”.

6. Pastikan alamat URL kamu juga menyematkan kata kunci 

ilustrasi tampilan web (unsplash.com/@mparzuchowski)

Kata kunci tak hanya ada dalam artikel dan meta, ya. Kamu pun perlu menyematkannya dalam alamat URL kamu. Masih dengan contoh yang sama, dengan judul “5 Paket Internet Telkomsel Termurah dan Terbanyak Kuotanya” kamu bisa membuat URL:
idntimes.com/tech/trend/yudha-29/paket-internet-telkomsel-termurah

Lho, kok cuma segitu doang URL-nya? Mana angka dan embel-embelnya? Menurut Septi, “Sebuah rahasia bahwa jangan memasukkan angka ke dalam URL. Jadi, Teman-Teman langsung saja tembak keyword-nya apa.” Lebih lanjut, Septi menjelaskan kalau Google lebih suka URL dengan kata-kata daripada angka.

Baca Juga: RoaMax Telkomsel, Paket Roaming Seharga SIM Card Lokal Mancanegara

Writer

Yudha

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya