TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Peribahasa Sumbawa Ini Buatmu Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

Bercerminlah, dan perbaiki diri setiap saat

instagram.com/Sumbawaisland

Sumbawa biasa dikenal karena lawas atau juga peribahasanya. Ada banyak sekali peribahasa Sumbawa yang memiliki makna beragam. Ungkapan-ungkapan tersebut menjadi nasihat atau petuah orang-orang Sumbawa.

Peribahasa itu tentu bisa jadi renungan untuk semua orang dalam bersikap atau berperilaku. Karena tentu saja akan membawa kebaikan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. 

Dari banyaknya peribahasa itu, berikut enam peribahasa Sumbawa yang bisa membuatmu menjadi pribadi lebih baik.

1. Liwat no dapat (pergi tapi tak sampai)

instagram.com/Sumbawaisland

Peribahasa ini bermakna tentang seseorang yang pandai berargumen, mengkritik atau membicarakan sesuatu yang ia lihat, namun tak mampu menyelesaikan perkara tersebut.

Sikap semacam ini memang tidak susah lagi ditemukan di zaman sekarang. Terutama mereka yang aktif di media sosial. Kebanyakannya hanya bisa mengkritik suatu permasalahan tanpa bisa memberi solusi.

2. Mara bawi lantar teming (seperti babi yang masuk tebing)

unsplash.com/Dominik Lange

Peribahasa ini ditujukan pada orang yang sering tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu. Tipikal orang yang tidak sabaran demi mencapai tujuan, namun akhirnya malah mendapat kemalangan akibat sikapnya itu.

Tergesa-gesa memang bukanlah sikap yang baik. Untuk mencapai tujuan, seseorang memerlukan strategi atau perencanaan yang matang. Bagaimanapun baiknya tujuan tersebut, jika seseorang terlalu tergesa-gesa, maka dia bisa saja mengalami kesulitan.

Baca Juga: 7 Peribahasa Banjar yang Menuai Pesan Inspiratif, Sudah Tahu?

3. Jaran rea tempat tali (kuda menginjak tali kekangnya sendiri)

unsplash.com/Anna claire schellenberg

Mengalami kegagalan karena diri sendiri memang banyak dialami oleh orang-orang, terutama mereka yang memiliki sikap acuh atau tidak peduli pada hal lain selain dirinya sendiri.

Peribahasa ini menekankan pada seseorang untuk tidak bersikap egois atau mementingkan diri sendiri. Ketika berada di suatu posisi, setiap orang tentu harus memerhatikan orang lain. Mengurus urusan sendiri dan 'masa bodoh' dengan orang lain hanya akan mendatangkan kerugian serta kegagalan pada diri sendiri. Ini karena setiap orang pasti membutuhkan bantuan orang lain dalam hidupnya. 

4. Peko-peko mo asal kebo kita (kerbau bertanduk ke bawah lebih bagus jika itu milik kita)

unsplash.com/Jyotirmoy gupta

Peribahasa ditujukan agar seseorang bersyukur atas apa yang dia punya. Entah sejelek apa pun di mata orang, selama itu milik kita sendiri, maka itu jauh lebih baik.

Sebab terkadang banyak orang di luar sana yang sering membandingkan apa yang dia miliki dengan apa yang dimiliki orang lain, sehingga tak bisa dipungkiri timbullah rasa iri.

Peribahasa ini menekankan agar seseorang merasa lebih baik dengan hal apa pun yang ia punya. Merasa puas dan bersyukur atas apa yang diberikan padanya.

5. Lepang tu tetak, tuna tu tungku (memotong kodok, menyambung belut)

unsplash.com/Roberto lopez

Berperilaku tidak adil pada seseorang atau pada lingkungan di sekitarnya itulah makna dari peribahasa yang satu ini.

Selalu ada penyebab seseorang berperilaku tidak adil, terlebih ketika dia memiliki jabatan atau posisi yang tinggi. Seseorang seringkali bersikap sewenang-wenang yang tentu saja merugikan orang lain.

Dia mengambil keputusan hanya berdasarkan argumennya dan tidak mau mempertimbangkan aspek lain. Hingga timbulah ketidakadilan dalam tindakannya.

Baca Juga: 5 Peribahasa Banjar Mengekspresikan Sifat Manusia, Ada Sifat Haus Puji

Verified Writer

Deidara Oneechan

Pelajar, penulis amatir, dan novelis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya