TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kades di Jombang ini Mengoleksi 1300 Pusaka Keris 

Rencana membangun galeri benda kuno

Gus Fatchur menunjukkan salah satu pusaka keris koleksinya. Instagram.com/Fatchur Rohman65

Jombang, IDN Times - Rumah megah di jalan raya Blimbing - Gajah, Dusun Gerdulaut, Kecamatan Sidowarek, Kecamatan Ngoro, Jombang itu di dalamnya berisi ribuan benda pusaka kuno, di antaranya keris, tombak dan lainnya. Rumah itu milik Kepala Desa setempat, H Fatchur Rohman. Dia merupakan kolektor benda-benda pusaka kuno yang memiliki nilai sejarah.

Saat ditemui IDN Times di rumahnya, pria yang akrab disapa Gus Fatchur tersebut tampak duduk di kursi teras rumah bersama beberapa tamunya. Terlihat, di beberapa sudut rumahnya terpasang benda pusaka kuno. Di pintu masuk ruang tamu, terdapat dua guci besar yang diletakkan di samping kiri dan kanan.

"Sudah sekitar 4 tahunan ini saya mulai mengoleksi pusaka kuno, seperti keris, tombak, patung, wayang, lukisan, batu-batu kuno dan benda lainnya yang bersejarah," ucap Fatchur Rohman memulai cerita tentang benda-benda koleksinya, Minggu (18/4/2021).

Baca Juga: Warga Jombang Temukan Benda Kuno Mirip Sumur di Area Persawahan

1. Koleksi 1300 lebih pusaka keris 

Gus Fatchur menunjukkan salah satu pusaka keris koleksinya. Instagram.com/Fatchur Rohman65

Dari sekian koleksi benda kuno miliknya, yang paling jadi perhatian adalah pusaka keris. Ketua Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (PAPDESI) Kabupaten Jombang itu mengungkapkan, saat ini lebih dari 1300 pusaka keris telah ia koleksi. Keris-keris itu ia beli dari orang-orang yang dengan sendirinya datang ke rumahnya.

Konon, jenis pusaka Keris koleksinya itu peninggalan dari berbagai era kerajaan, mulai abad pertengahan hingga abad sekarang, dari zaman kerajaan Singosari, Majapahit, Mataram, Tuban, Kediri dan kerajaan lainnya. Keris tersebut saat ini tersimpan di ruangan khusus di dalam rumahnya.

Dia mengaku, tidak ada ritual khusus dalam merawat koleksi pusaka itu, hanya sesekali dicucikan kepada orang ahlinya jika pusaka itu kotor berkarat.

"Keris-keris campur dari berbagai era kerajaan, tapi saya tidak tahu pastinya. Yang tahu teman-teman saya yang biasa mencuci benda pusaka. Dan ini mau kita pilah-pilah kerisnya," tutur Fatchur sembari menyebut sejumlah nama temannya yang biasa menjelaskan perihal jenis pusaka.

2. Menyukai seni dan menghargai pendahulu 

Fatchur Rohman, Kepala Desa Sidowarek, Kecamatan Ngoro, Jombang. IDN Times/Zainul Arifin

Fatchur mengaku, sebenarnya kurang memahami benda-benda pusaka tersebut. Bahkan, dia tidak mempercayai adanya mistis dari benda-benda pusaka seperti yang sering diceritakan orang-orang. Alasan ia mengoleksi pusaka karena menyukai seni dan sejarah sekaligus menghargai karya para pendahulu.

Lantaran tak percaya pada mistis, selama empat tahun lebih menjadi kolektor pusaka, Fatchur tidak pernah mengetahui atau mengalami hal-hal yang di luar nalar manusia. Bahkan, kata dia, kamera CCTV yang dipasang di rumahnya juga tidak pernah menangkap penampakan makhluk astral.

"Saya kan tidak percaya pada hal-hal seperti itu (mistis). Selama saya mengoleksi pusaka kuno di rumah juga tidak pernah terjadi apa-apa. Jadi, ini memang kecintaan saya pada seni budaya yang hari ini mulai luntur, tidak lebih dari itu. Kita harus menghargai karya para pendahulu yang harus tetap dilestarikan," ujarnya.

3. Rela rogoh kantong pribadi miliaran rupiah 

Gus Fatchur menunjukkan salah satu pusaka keris koleksinya. Instagram.com/Fatchur Rohman65

Demi kecintaannya terhadap seni pusaka kuno di antaranya keris, Fatchur rela merogoh kantong pribadinya hingga miliaran rupiah. Dia menegaskan, selama ini tidak pernah mencari pusaka, melainkan teman-temsn relasinya datang ke rumahnya untuk menjual pusakanya.

Tak sedikit, keris kuno itu dibeli borongan dengan jumlah lebih dari satu. Ada yang jumlahnya 12 keris dia beli seharga Rp120 juta. Bahkan, dia pernah membeli 300 buah keris sekaligus. 

"Kalau yang menawar pusaka saya banyak, tapi tidak pernah saya jual. Nah, untuk pengeluaran saya tidak menghitungnya. Kira-kira kalau Rp2 miliar ya lebih lah," kata komisaris MPS (Mitra Produksi Sigaret) di Ngoro dan Perak, Jombang.

Baca Juga: Merinding! Kepala Desa Ini Kesurupan Usai Tarik Keris Penari Jaipong

Verified Writer

Zain Arifin

Jombang, Nganjuk, Mojokerto

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya