ilustrasi menulis (pexels.com/Kaboompics)
Orang cenderung terlalu memikirkan tata bahasa dan konteks dari apa yang mereka tulis atau mempertanyakan apa yang akan terjadi jika orang lain membaca jurnal mereka atau jika mereka membaca ulang jurnalmu nanti. Manly mengatakan, bahwa kamu harus menyingkirkan penilaian semacam itu, karena jika tidak, kamu sebenarnya merusak proses jurnaling itu sendiri. Jadi, kamu harus membiarkan apa yang ada di pikiranmu mengalir. Jangan terlalu overthinking!
Terkait apa yang kamu tulis, ada beberapa pendekatan berbeda yang dapat kamu gunakan, dan kamu dapat mengubahnya, tergantung pada kebutuhan. Dr. Sabrina Romanoff, seorang psikolog berlisensi, mengatakan, terkadang terasa membantu untuk mengeluarkan semuanya yang ada dalam pikiranmu dalam proses penjurnalan. Tetapi, di lain waktu, kalau kamu ingin lebih terstruktur dalam penjurnalanmu, juga boleh banget, kok.
Jadi, intinya, journaling ini bermanfaat untuk membantumu meluapkan apa yang kamu pikirkan dan rasakan. Kalau kamu lebih suka jurnal yang terstruktur, kamu bisa menulis dengan baik dalam buku jurnalmu. Tetapi, kalau kamu lebih suka menulis apa yang kamu rasakan secara acak-acakan, scribble journaling bisa jadi pilihanmu, nih.