para karakter Upin & Ipin dengan pakaian Hari Raya Idul Fitri (dok. Les' Copaque Production/Upin & Ipin)
Di tengah arus teknologi yang semakin melekat pada generasi Alpha, Upin dan Ipin masih menjadi serial kartun anak-anak yang wajib ditonton. Animasi asal negeri Jiran ini menjadi media edukatif untuk penonton lintas usia dan negara belajar mengenai budaya Melayu.
Kehidupan dua anak kembar bersama keluarga dan teman-temannya ini sarat akan kehangatan. Di setiap episodenya, Upin dan Ipin tetap menggunakan bahasa Melayu dan mengajak penonton mengenal beragam etnis, adat, hingga kuliner khas Malaysia.
Gak selalu tentang budaya Melayu, Upin dan Ipin menjelaskan bagaimana perbedaan bisa bersatu padu. Kenapa bisa? Kalau kamu perhatikan, tokoh Mei-Mei dan Koh Ah Tong berasal dari suku Tionghoa. Lalu, ada Susanti yang digambarkan sebagai orang Indonesia.
Meski berbeda-beda, Upin dan Ipin secara gak langsung mengajarkan bagaimana kita bisa tetap bersatu dalam beragam budaya. Banyak contoh nyata yang bisa kamu teladani dari serial animasi ini dengan cara-cara yang simpel tapi menyenangkan.
Dari nilai keluarga hingga budaya, Upin dan Ipin berhasil membuktikan bahwa animasi bisa memberikan pelajaran hidup luar biasa bagi anak-anak dan orang dewasa. Semoga banyak serial kartun lainnya yang menyisipakan banyak nilai moral, ya!