Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
DSC06879.jpg
Art Jakarta 2025. (dok.Art Jakarta)

Intinya sih...

  • Art Jakarta 2025 sukses digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada 3-5 Oktober lalu

  • Fadli Zon dan Teuku Riefky Harsya mengapresiasi Art Jakarta sebagai ruang untuk merayakan karya insan seni Indonesia dan penggerak ekonomi kreatif

  • Art Jakarta menjadi ajang seni rupa terbesar di Asia Tenggara, membuktikan adanya dialog yang berkelanjutan, serta akan hadirkan Art Jakarta Papers 2026 dengan tema berbahan dasar kertas

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Art Jakarta sukses digelar pada 3-5 Oktober lalu di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Pekan seni rupa ini menghadirkan 75 galeri terkemuka dari 16 negara di seluruh Asia dan luar Asia. Gelaran berkancah internasional ini, turut menampilkan rangkaian program dan presentasi yang istimewa dari kolaborasi dengan berbagai mitra.

Pembukaan Art Jakarta keenam setelah rebranding pada 2019, dilakukan secara resmi dengan seremoni yang menampilkan Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Padjadjaran pada Jumat (3/10/25). Turut hadir Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, Menteri Ekonomi Kreatif RI Teuku Riefky Harsya, Wakil Menteri Kebudayaan RI Giring Ganesha, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif RI Irene Umar, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Veronica Tan, dan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Mochamad Miftahulloh Tamary.

1. Fadli Zon mengapresiasi pekan seni Art Jakarta karena mempertegas posisi Indonesia sebagai pusat kreativitas Asia Tenggara

Art Jakarta 2025. (dok.Art Jakarta)

Art Jakarta bergerak dengan tekad mengukuhkan komunitas kreatif Indonesia dan semangat kolaborasi. Hal ini turut diapresiasi oleh Fadli Zon yang menilai Art Jakarta menjadi ruang untuk merayakan karya insan seni di Indonesia.

Fadli Zon juga menyampaikan dukungan melalui Manajemen Talenta Nasional Seni Budaya yang merupakan salah satu komitmen Kementerian Kebudayaan RI untuk memperkuat ekosistem seni rupa di Indonesia. Tujuannya adalah menghadirkan ruang seni yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan relevan dengan tantangan masa kini.

“Art Jakarta bukan hanya ajang pertemuan galeri dan seniman, melainkan juga sebuah ruang bersama untuk merayakan daya cipta manusia Indonesia di tengah arus global. Di sini, kita melihat bagaimana seni rupa mampu menjembatani identitas, membuka dialog lintas bangsa, sekaligus mempertegas posisi Indonesia sebagai pusat kreativitas Asia Tenggara," ungkapnya.

Dukungan terhadap Art Jakarta juga disampaikan oleh Teuku Riefky Harsya pada kesempatan yang sama. Ia mengapresiasi gelaran Art Jakarta 2025 sebagai ruang penggerak ekonomi kreatif di Indonesia.

“Hadirnya Art Jakarta menunjukkan bagaimana seni rupa menjadi motor penting bagi ekonomi kreatif Indonesia. Sektor seni rupa bukan hanya menyumbang nilai tambah ekonomi, tetapi juga memperkuat identitas bangsa, memperluas jejaring internasional, serta membuka peluang kolaborasi lintas disiplin," ujarnya.

2. Art Jakarta menjadi ajang seni rupa terbesar di Asia Tenggara, membuktikan adanya dialog yang berkelanjutan

Art Jakarta 2025. (dok.Art Jakarta)

Pameran seni rupa terbesar di Asia Tenggara ini semakin memperkuat posisinya sebagai tolak ukur seni kontemporer di Indonesia maupun kawasan regional lainnya. Hal ini terbukti, salah satunya dengan kehadiran partisipan dari berbagai negara. Art Jakarta menjadi ajang yang mempertemukan seniman, kolektor, hingga berbagai institusi seni.

“Di era yang ditandai gejolak politik dunia dan dalam negeri, juga hambatan ekonomi, daya tahan komunitas seni rupa di Indonesia justru menjadi krusial, menegaskan kembali peran penting seni rupa sebagai sesuatu yang selalu ada dalam hidup kita," ujar Fair Director Art Jakarta, Tom Tandio.

Tom juga menegaskan komitmen bersama dari galeri, seniman, patron, mitra, lembaga, dan tim Art Jakarta yang memungkinkan Art Jakarta terus berdiri secara konsisten. Art Jakarta terus membuktikan diri menjadi platform yang dapat diandalkan demi tumbuhnya dialog yang berkelanjutan.

Art Jakarta juga menyambut hangat kontribusi artistik yang menampilkan seniman penting seperti Eddie Hara, Agus Suwage, Azizi Almajid-Nuri Fatimah, Muklay, dan Palette Studio. Ini menjadi upaya untuk mengapresiasi seni dalam masyarakat tema yang dihadirkan.

3. Nantikan Art Jakarta Papers 2026, hadirkan seni rupa berbahan dasar kertas

Art Jakarta 2025. (dok.Art Jakarta)

Art Jakarta 2025 menghadirkan berbagai segmen yang atraktif sehingga sukses memberi tawaran menarik bagi pelaku seni. Adapun segmen-segmen dalam Art Jakarta 2025, yakni:

  • SPOT: menghadirkan instalasi karya seni berskala besar serta seniman indonesia lintas medium seperti Ardi Gunawan (ISA Art Gallery), Ipeh Nur (ara contemporary), Endry Pragusta (Rachel Gallery), Aditya Novali (ROH), dan Adi Gunawan (SANKHARA Art).

  • SCENE: platform untuk menggalang dana bagi kelompok seniman dan memamerkan proyek inovatif dan diikuti oleh 33 peserta dari berbagai kota di Indonesia

  • AJX: ajang kolaborasi dari berbagai lembaga dan perusahaan swasta yang menghadirkan 3 program penting, yakni Korea Focus, MTN (Manajemen Talenta Nasional) Seni Rupa, dan Natta-Cita Art Space (NCAS) dari ISI (Institut Seni Indonesia) Bali.

  • AJ Talk: platform dialog untuk pengamat, seniman, kolektor, galeris, dan kurator. Wadah ini mempertemukan publik dengan para pakar yang telah berkecimpung di dunia seni.

Art Jakarta 2025 terus menjadi wadah yang bagi kalangan seni di kawasan Indonesia dan sekitarnya. Acara ini menghubungkan galeri, seniman, kolektor, pengamat dan pecinta seni. Pekan seni ini juga diharapkan membuka pandangan tentang perkembangan seni rupa kontemporer yang akan membuatnya terus tumbuh.

Selanjutnya, Art Jakarta Papers 2026 dijadwalkan akan diselenggarakan pada 6-8 Februari 2026. Momen tersebut akan menghadirkan EDISII, DEVFTO Printmaking Institute, The Leonardi, Irfan Hendrian, dan Krack!. Menariknya, gelaran terbaru Art Jakarta itu akan menghadirkan berbagai karya seni artistik seputar kertas, gambar, seni cetak, patung, hingga instalasi. Konsep yang lebih fresh dari Art Jakarta Papers 2026 diharapkan menghidupkan semangat seni rupa kontemporer berbasis kertas di Indonesia.

Editorial Team