unsplash.com/Austin Kehmeier
“Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.”
Pernyataan teologis yang sering kita dengar adalah “kita sungguh sangat berhutang kepada Tuhan.” Oleh sebab itu, kita terpanggil untuk membayar dan melunasi hutang tersebut. Mampukah kita melunasi hutang kepada Tuhan? Apapun yang kita berikan tidak akan mampu membayar Dia. Dosa, pelanggaran, dan pemberontakkan kita adalah tindakan yang mengakibatkan kebangkrutan spiritual.
Kita selalu membutuhkan Tuhan untuk mengangkat dan menolong dari kebangkrutan itu. Ya, kita berhutang nyawa atau kehidupan kepada Tuhan. Sebab Tuhan telah membayar lunas segala hutang kita melalui penebusan dosa yang dilakukan Anak-Nya.
Amsal 19:17 mengungkapkan cara berpikir yang terbalik, yaitu bahwa kita bisa membuat Tuhan berhutang kepada kita. Bagaimana mungkin? Apakah membuat ayah atau ibu berhutang pada saya? Kalau teman atau sahabat yang berhutang pada saya, itu mungkin. Bagaimana pihak yang telah memberikan segalanya malah berhutang pada saya? Hutang seperti apa? Jawabannya, jika menaruh belas kasihan pada yang lemah, kita membuat Tuhan berhutang, dan Ia akan membayarnya.
Memberi kepada yang membutuhkan, memberi bukan hanya menyenangkan hati orang lain, namun ada dimensi lain, yaitu kita menjadi orang yang dipiutangi Tuhan. Dengan memberi kepada orang lemah, yaitu mereka yang dikasihi Tuhan, kita sedang menaruh kekuatan cinta Tuhan di hadapan hidup ini. Karena itu Tuhan akan membalasnya. Dia akan terus memenuhi hidup kita dengan kasih setia dan berkat-Nya.
Jika pada hari ini kita telah menaruh belas kasihan dan memberi kepada yang membutuhkan, maka berbahagialah dan bersyukurlah. Karena kita adalah orang yang telah membuat Tuhan berhutang. Dia pasti melunasinya!