Bacaan Doa Qunut dalam Sholat dan Manfaatnya

Saat menjalankan ibadah sholat subuh, biasanya kita melakukan doa qunut pada rakaat kedua. Usai melakukan ruku, kita akan berdiri beberapa waktu untuk melafalkan doa qunut subuh, yakni:

اَللّٰهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ , وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْتَ ,وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ ,وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ

Allahumahdinii fiiman hadait, wa aafinii fiiman aafait, wa tawallanii fiiman tawallait, wa baarikli fii maa athait

وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ, وَإِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ , لاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ , تَبَارَكْت رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

Wa qiniii birahmatika syara ma qadhait, fa innaka taqdhii wa laa yiqdhaa alaik, wa innahu laa yadzullu man walait, wa laa ya izzu man aadait, tabaarakta rabannaa wa ta aalait.

فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ ,أَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ ,وَصَلَّى اللّهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم

Fakal hamdu alaa maa qadhait, astaghfiruka wa atuubu ilaik, wa shallallaahu ala sayyidinaa mauhammadin nabiyyil ummiyyi wa alaa aalihi wa shahbihi wa baarik wa sallam.

Artinya:

"Ya Allah berikanlah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk, berikanlah kesehatan dan pimpinlah aku seperti orang yang telah lebih dulu Engkau berikan sama seperti inginku. Dan berkahilah segala sesuatu yang telah Engkau berikan kepadaku."

Tak hanya sholat subuh yang menyertakan qunut dalam tata cara sholatnya. Sholat witir juga kerap menggunakan qunut untuk menyempurnakan sholatnya. Namun, ada sedikit perbedaan doa qunut selain doa qunut selain subuh:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ

Allahummaghfir lanaa wa lil mu'miniina wal mu'minaati ql muslimiina wal muslimaati wa allif baina qulubihim wa allif baina quluubihim wa ashlih dzaata bainihim wanshurhum alaa aduwwika wa aduwwihim.

اَللَّهُمَّ الْعَنْ كَفَرَةَ أَهْلَ الْكِتَابِ الَّذِيْنَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَائَكَ

Allahummal'an kafarata ahlal kitaabi alldziina yashudduuna'an sabiilika wa yukaddzibuuna rusulaka wa yuqaatiluuna auliyaaika.

اَللَّهُمَّ خَالِفْ بَيْنَ كَلِمِهِمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَّذِيْ لاَ تَرُدُّهُ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ

Allahumma khaaliif baina kalimihi wa zalzil aqdaamahum wa anzil bihim ba'sakal ladzii la tarudduhuu anil qaumi mujrimiin.

Artinya:

"Ya Allah, ampunilah kami kaum mukminin dan mukminat. Perbaikilah hubungan kami dan jauhkan dari permusuhan. Melaknat orang-orang yang ingin menghalangi dan mendustakan segala utusan ya Allah. Cerai-beraikanlah kesatuan mereka, serta berikanlah azab yang pedih pada mereka atas segala perbuatan jahat yang pernah dilakukan. 

Di awal kalimat doa qunut, kita sudah memohon sebuah permintaan pada Allah SWT untuk senantiasa memberikan kita petunjuk dalam kehidupan ini. Doa qunut juga merupakan perwujudan kita untuk meminta ilmu yang bermanfaat dan memperoleh amalan saleh.

Kalimat Wa aafini fii man hadaiit juga dipercaya sebagai permohonan untuk diberikan keselamatan dari segala penyakit. Kamu juga akan dilindungi dari penyakit hati yang bisa mengotori jiwamu. Doa qunut juga mengundang keberkahan dalam hidup.

Meskipun sunah, ternyata doa qunut memiliki banyak makna dan manfaat yang bisa diperoleh dalam kehidupan.

Qunut nazilah adalah qunut yang dibaca selain saat sholat subuh, namun bisa dibaca juga di momen sholat subuh. Qunut ini lebih bertujuan pada memohon perlindungan dari musibah atau bencana.

Dikutip dari situs resmi Kemenag (Kementerian Agama Republik Indonesia), dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW membaca doa qunut (nazilah) selama sebulan berturut-turut dalam sholat Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan Subuh selepas mengucapkan ‘Sami’allahu liman hamidah’ di rakaat terakhir, beliau mendoakan kehancuran bani Sulaim, (yaitu) suku Ri’il, Dzakwan, dan ‘Ushayyah, dan orang-orang di belakangnya mengucapkan “Aamin”. (Hadis Shahih diriwayatkan Imam Ahmad).