Bagaimana Cara Memaafkan saat Kamu Masih Sakit Hati?

Setiap orang pasti pernah disakiti, entah itu oleh teman dekat, pasangan, bahkan keluarga sendiri. Rasanya nyesek, marah, kecewa, campur aduk jadi satu. Anehnya, di tengah semua emosi itu, kita sering mendengar saran, seperti “Maafin lah, biar hati kamu tenang.” Masalahnya, bagaimana bisa kita memaafkan seseorang jika kita sendiri merasa masih sakit hati?
Memaafkan itu bukan hal yang bisa dipaksakan dalam semalam. Kadang, kita tahu memaafkan itu penting, tapi hati belum siap dan itu wajar. Di sini, kamu gak akan disuruh untuk pura-pura baik-baik saja, melainkan untuk mengerti dan merasakan proses memaafkan secara utuh tanpa mengabaikan rasa sakitmu. Yuk, kita bahas cara memaafkan saat hati masih terluka.
1. Terima dan akui kalau kamu memang terluka

Sebelum bicara soal maaf, penting untuk mengakui sakit hati yang kamu rasakan. Banyak orang justru mencoba menyangkal rasa sakitnya, padahal itu membuat proses penyembuhan jadi makin lama. Menerima bahwa kamu sedang marah, kecewa, atau bahkan merasa dikhianati itu bukan berarti kamu lemah, melainkan sebuah bentuk keberanian. Kadang, kita butuh benar-benar merasakan luka itu, untuk tahu sejauh mana kita perlu sembuh.
2. Jangan paksa diri untuk cepat-cepat memaafkan

Memaafkan itu proses, bukan tombol yang bisa langsung kamu tekan. Gak apa-apa kalau kamu butuh waktu. Yang penting, kamu punya niat untuk ke arah sana. Kadang kita terlalu keras pada diri sendiri, merasa harus cepat move on supaya gak kelihatan lemah. Padahal, healing itu bukan perlombaan.
Yang bahaya justru kalau kamu memaksakan diri untuk memaafkan, tapi sebenarnya masih menyimpan dendam. Ujung-ujungnya, rasa sakit itu bisa muncul kembali di masa depan dalam bentuk kemarahan yang lebih besar. Jadi, santai saja dan nikmati prosesnya pelan-pelan.
3. Tanyakan pada diri sendiri apa yang paling membuatmu sakit

Kadang, kita marah bukan karena kejadian itu sendiri, melainkan karena makna di baliknya. Misalnya, kamu sakit hati karena pacarmu selingkuh. Namun, sebenarnya yang paling menyayat hati bukan hanya perselingkuhannya, melainkan karena kamu merasa gak dihargai, atau janji yang pernah diucapkan ternyata hanya omong kosong belaka.
Coba gali lebih dalam, kenapa kamu bisa sesakit hati ini? Semakin kamu paham sumber rasa sakitnya, semakin kamu bisa mengurai luka itu pelan-pelan. Ini penting agar kamu bisa memaafkan dari lubuk hati, bukan sekadar dari mulut.
4. Pahami kalau memaafkan itu untukmu sendiri, bukan untuknya

Ini poin paling penting dan sering dilupakan. Memaafkan itu bukan berarti kamu membenarkan apa yang dia lakukan. Akan tetapi, kamu memilih untuk gak terus menerus jadi tawanan emosi sendiri. Saat kamu memaafkan, kamu sebenarnya sedang membebaskan diri dari beban yang gak perlu.
Ibaratkan rasa sakit hati ini adalah ransel yang berat. Bayangkan kamu membawa ransel berat ini ke mana-mana. Capek, kan? Dengan memaafkan, kamu melepaskan beban itu. Biar kamu bisa jalan lebih ringan, hidup lebih tenang.
5. Lepaskan harapan kalau orang itu akan minta maaf duluan

Kadang kamu menunggu orang itu sadar dan minta maaf duluan, baru mau buka pintu maaf. Namun, kenyataannya, gak semua orang punya kesadaran yang sama. Selain itu, makin kamu menunggu, makin kamu menyiksa diri sendiri.
Daripada menunggu hal yang belum tentu datang, lebih baik kamu fokus pada dirimu sendiri. Supaya hatimu sembuh tanpa harus bergantung pada orang lain. Jadi, lepaskan harapan orang itu akan sadar dan minta maaf duluan.
Memaafkan saat masih sakit hati memang gak mudah, tapi bukan berarti mustahil. Yang penting, jangan buru-buru dan jangan dipaksakan. Memaafkan itu bukan untuk dia yang menyakiti, tapi untuk kamu yang berhak hidup dengan hati yang tenang.
Ingat, kamu gak harus kuat setiap waktu, tapi kamu bisa belajar jadi lebih ringan dengan melepaskan. Terkadang, memaafkan adalah langkah pertama menuju kebebasan yang sesungguhnya.