Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seseorang sedang berjalan (pexels.com/Vlada Karpovich)

Ada banyak hal yang biasanya dikejar dalam hidup. Keberhasilan dalam pendidikan, karier, dan keluarga adalah tiga hal yang paling banyak diusahakan untuk jadi kenyataan. Seseorang bisa berusaha mati-matian agar ketiga hal tersebut bisa diraih sesegera mungkin.

Namun, melihat pencapaian cemerlang yang diraih orang lain, tidak jarang kamu jadi ragu akan prosesmu sendiri. Ditambah dengan omongan orang soal dirimu yang tidak seperti kebanyakan orang lain, membuatmu jadi semakin insecure.

Padahal, kamu sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju pencapaian yang sama tingginya atau bahkan lebih baik, hanya saja kamu belum sampai di sana. Kamu harus paham bahwa beberapa hal berikut ini tidak perlu buru-buru dikejar karena memang bukan kompetisi tentang siapa yang tercepat untuk meraihnya.

1.Kapan lulus kuliah

ilustrasi wisuda (pexels.com/RODNAE Productions)

Perkuliahan memang sudah memiliki ketetapan waktunya sendiri. Jika prosesnya lancar, besar kemungkinan seseorang akan lulus tepat waktu, sesuai dengan prediksi.

Namun, tidak semua orang bisa lulus dalam tempo yang telah ditetapkan. Banyak faktor yang berpengaruh seperti kendala dalam menyelesaikan skripsi atau tugas akhir, terjeda cuti, atau apapun.

Selama tetap berusaha dan mengikuti aturan dengan benar, besar kemungkinan kamu akan lulus meskipun tidak bersama dengan teman seangkatan.

2.Kapan jadi kaya

ilustrasi orang kaya (pexels.com/cottonbro)

Meskipun sama-sama bekerja, tidak jarang kamu membandingkan hasil pencapaian dengan orang-orang di sekitarmu. Mereka jauh lebih kaya, lebih bahagia, dan lebih segalanya dari pada kamu. Namun, itu bukanlah sesuatu yang benar untuk dilakukan.

Membandingkan jumlah harta justru membuatmu jadi merasa semakin tidak punya apa-apa dan lupa untuk bersyukur. Lebih baik kamu tetap bekerja dengan benar dan tulus, serta mensyukuri berapa pun yang sudah kamu dapatkan.

Suatu hari nanti, tidak mustahil kamu akan mendapatkan lebih dari yang kamu bayangkan.

3.Kapan punya pacar

ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Kampus Production)

Kapan punya pacar juga berpotensi menjadi pertanyaan besar yang akan dilontarkan orang kepadamu. Bukan tidak mungkin kamu yang tadinya santai saja tanpa pacar, karena terlalu sering ditanyai, jadi insecure dan merasa bahwa kamu memang harus punya pacar.

Padahal, punya pacar atau tidak itu adalah mutlak menjadi hak dirimu. Pacar bukan ukuran kebahagiaan, bukan pula jaminan sumber kasih sayang. Justru, orang yang sudah sangat bahagia dan merasa lengkap dengan diri sendiri, kebanyakan memilih untuk melajang hingga menemukan orang yang benar-benar cocok dengannya.

4.Kapan akan menikah

ilustrasi pernikahan (pexels.com/Pham Hoang Kha)

Memasuki usia 20-an, biasanya seseorang sudah mulai menemukan tambatan hati dan memutuskan untuk membawa hubungan tersebut ke jenjang pernikahan. Tidak heran, selepas lulus kuliah, biasanya kamu akan mulai menerima undangan atas namamu sendiri karena banyak teman-teman seangkatan yang mulai menikah.

Di momen seperti ini, terkadang kamu mulai merasa khawatir karena seolah-olah hanya kamu dan sebagian kecil teman-teman lain yang belum memiliki pasangan. Tidak perlu cemas apa lagi putus asa, kamu harus paham bahwa keputusan menikah tersebut diambil karena keduanya sudah saling cocok dan yakin untuk menjalin komitmen seumur hidup.

Jika kamu belum merasakan tahap itu, nikmati saja hidupmu yang sekarang. Pernikahan bukan tentang perlombaan siapa yang paling cepat. Fokus untuk menata hidup dan memperbaiki diri hingga suatu saat nanti kamu akan menemukan orang terbaik yang menjadi takdirmu.

5.Kapan akan punya anak

ilustrasi keluarga bahagia (pexels.com/William Fortunato)

Punya anak setelah menikah adalah impian banyak orang. Namun, yang perlu disadari bahwa proses untuk punya anak tidaklah sama bagi setiap orang. Ada yang begitu menikah dan tidak lama kemudian langsung dikaruniai anak, tetapi ada juga yang harus melewati berbagai proses sulit dan menunggu bertahun-tahun.

Kamu harus paham bahwa anak adalah titipin Tuhan, sehingga Dia sendiri yang akan menentukan siapa yang pantas dan sanggup menerima titipannya. Jika kamu tidak kunjung dikaruniai anak, kamu harus tetap sabar dan berusaha maksimal.

Namun, bila akhirnya tetap tidak bisa memiliki anak, cerita pernikahanmu tidak akan berakhir di situ karena jika kamu dan pasangan tetap mencintai satu sama lain, itu sudah lebih dari cukup.

Nah mulai sekarang, belajarlah memahami bahwa hal-hal di atas bukanlah sebuah kompetisi. Jadi, tidak perlu khawatir jika kamu tidak mengalami kejadian tersebut bersamaan dengan teman-teman sebaya pada umumnya.

Jangan dengarkan omongan orang yang bahkan tidak paham dengan proses yang kamu lalui. Tetap fokus pada tujuan dan jangan menyerah, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team