Puisi tidak selalu hadir untuk sekadar menghibur karena terkadang lahir dari luka dan kemarahan terhadap keadilan. Dari jalanan yang dipenuhi gas air mata hingga ruang penjara, para penyair di seluruh dunia menyalurkan suara rakyat yang tertindas melalui kata-kata. Buku-buku puisi ini bukan hanya karya sastra, tapi juga bentuk perlawanan yang merekam sejarah.
Dalam setiap halamannya, kita menemukan keberanian untuk berbicara ketika dunia memilih diam. Mereka menulis bukan untuk ketenaran, melainkan untuk mengabadikan kesaksian dan mengguncang hati pembacanya. Berikut lima buku puisi yang menyuarakan suara rakyat dan perlawanan. Buku-buku ini jadi bukti bagaimana sastra bisa menjadi senjata paling lembut namun paling tajam untuk melawan ketidakadilan.