Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membaca buku (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi membaca buku (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Menentukan target baca itu gampang-gampang susah. Di satu sisi, kita pengen terlihat produktif, rajin membaca, dan bisa menyelesaikan banyak buku dalam setahun. Namun, di sisi lain, hidup sering kali datang dengan plot twist: kerjaan menumpuk, badan lelah, atau pengen rebahan seharian. Oleh sebab itu, target baca yang terlalu ambisius justru sering bikin kita stres atau malah malas membaca sama sekali. Padahal, membaca seharusnya jadi aktivitas yang bikin senang, bukan dianggap beban.

Karena itu, kuncinya adalah membuat target baca yang realistis. Target yang realistis artinya target yang sesuai dengan ritme hidup kita, bukan target yang bikin kita ngos-ngosan tiap malam. Dengan target yang pas, membaca akan terasa lebih konsisten, lebih fun, dan hasilnya lebih memuaskan. Gak harus banyak, yang penting rutin dan bermakna.

1. Mulai dari mengukur kapasitas diri sendiri

ilustrasi membaca buku di tengah perjalanan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Sebelum menentukan target, kamu perlu jujur sama diri sendiri: seberapa sering kamu benar-benar bisa membaca dalam sehari atau seminggu? Apakah kamu tipe yang bisa baca 30 menit nonstop, atau kamu cuma punya waktu 10 menit sebelum ngantuk? Tahu kapasitas diri sangat penting karena menentukan ritme yang paling mungkin kamu jalankan.

Kalau kamu baru mulai membangun kebiasaan membaca, jangan langsung bikin target 50 buku setahun. Mulai dari target kecil, seperti 1 buku per bulan atau 10 halaman per hari. Menetapkan target kecil bukan berarti kamu kurang berambisi, melainkan justru jadi fondasi yang stabil biar kamu tetap konsisten.

2. Sesuaikan target dengan kesibukan nyata, bukan keinginan ideal

ilustrasi ibu sedang membaca buku sambil menggendong anak (pexels.com/RDNE Stock project)

Banyak orang gak paham bahwa target membaca bukan hanya soal apa yang kita inginkan, tapi juga soal apa yang kita bisa. Misalnya, kamu mungkin pengen meyelesaikan satu buku per minggu. Namun, kalau kamu sibuk di kantor atau punya bayi, rasanya mustahil memaksakan ritme tersebut.

Cara paling efektif adalah mengevaluasi kalender bulananmu. Di bulan sibuk, turunkan target halaman atau jumlah buku. Di bulan agak luang, boleh banget ditambah. Target yang realistis itu dinamis, bukan angka kaku yang harus selalu dicapai.

3. Hitung target berdasarkan halaman, bukan jumlah buku

ilustrasi buku (unsplash.com/Elisa Calvet B.)

Menetapkan target seperti “baca 30 buku setahun” memang tampak keren, tapi sebenarnya kurang akurat. Karena satu buku bisa terdiri atas 120 halaman, sementara buku lain bisa 500 halaman. Lebih adil kalau kamu bikin target berbasis halaman, misalnya 1.000 halaman per bulan atau 20 halaman per hari.

Dengan metode ini, kamu juga lebih bebas memilih buku apa saja tanpa takut “merusak” target tahunan. Buku tipis, buku tebal, semua tetap masuk perhitungan. Dan yang paling penting, progres terasa sangat stabil.

4. Beri ruang lebih untuk buku yang sulit atau berat

ilustrasi membaca buku (pexels.com/nappy)

Kadang, ada buku yang bahasanya ribet, isinya berat, atau memang butuh waktu untuk mencerna. Kalau targetmu terlalu ketat, buku seperti ini bisa bikin kamu merasa gagal. Jadi, beri ruang khusus untuk buku-buku yang berat.

Kamu bisa atur strategi, seperti: satu buku berat tiap dua bulan. Kemudian, diselingi dengan buku yang lebih ringan dan cepat dibaca. Ini bikin pengalaman membaca lebih seimbang, sehat, dan gak bikin frustasi.

5. Buat target yang bisa dirasakan hasilnya, bukan hanya angkanya

ilustrasi membaca buku di perpustakaan (pexels.com/cottonbro)

Target baca yang realistis bukan hanya soal halaman yang berhasil diselesaikan, tapi juga soal manfaat yang kamu rasakan. Misalnya, membaca biar lebih rileks sebelum tidur, biar menambah wawasan, atau biar lebih sering menghabiskan waktu tanpa gadget. Coba buat target seperti: “baca 15 menit sebelum tidur” atau “habiskan satu bab setiap pagi”. Target berbasis kebiasaan seperti ini lebih sustainable dan lebih mudah dicapai jangka panjang dibanding angka besar yang abstrak.

Kalau kamu konsisten menjalankan strategi ini, target membaca yang realistis bukan hanya mungkin dicapai, tapi juga bisa membuat proses membaca terasa jauh lebih menyenangkan. Intinya, jangan terpaku pada angka, tapi fokuslah pada proses dan kebiasaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team