7 Cara Menghindari Tone Deaf dalam Komunikasi Digital, Perhatikan!

Istilah tone deaf sangat ini tengah populer di masyarakat, utamanya dalam media sosial. Tone deaf atau socially tone deaf merupakan istilah yang merujuk pada ketidakmampuan seseorang menilai situasi sosial, emosional, atau budaya dalam berinteraksi. Contoh kalimat tone deaf yaitu, “Masa 7 juta saja tidak punya?”
Dalam konteks komunikasi, sikap tidak peka terhadap orang lain membawa sejumlah dampak negatif. Misalnya pesan tidak tersampaikan dengan tepat, menyinggung orang lain, atau bahkan menimbulkan ketegangan sosial. Oleh karena itu, dalam artikel ini kita membahas cara menghindari tone deaf, khususnya dalam komunikasi digital. Simak dengan baik untuk menjaga keberhasilan interaksi daring.
1. Pahami konteks and audiens
Sebelum berinteraksi, sebaiknya pahami terlebih dahulu konteks dan siapa audiensnya. Konteks mencakup pemahaman terhadap situasi, tujuan, dan latar belakang pesan. Penting bagi kita untuk memahami apakah pesan yang ingin disampaikan sesuai dengan konteks yang sedang berlangsung. Identifikasi apakah obrolan tersebut bersifat formal atau santai.
Selain itu, kita juga harus mengetahui kepada siapa kita berbicara. Setiap audiens memiliki karakteristik unik dengan latar belakang berbeda. Dengan memahami siapa yang menjadi audiens, kita dapat menyesuaikan bahasa, intonasi, dan gaya komunikasi secara lebih efektif. Pemahaman akan konteks dan audiens ini dapat memastikan bahwa pesan dan tujuan komunikasi tersampaikan dengan efektif.