Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi memilah pakaian
ilustrasi memilah pakaian (pexels.com/julia-m-cameron)

Intinya sih...

  • Upcycling pakaian lama: Meng-upgrade dan menciptakan kembali pakaian atau barang bekas yang cacat menjadi sesuatu yang baru, membantu menyelamatkan lingkungan.

  • Mix and match gaya pakaian lintas era: Memadukan pakaian dari berbagai lintas era adalah bentuk dari eco-creativity, menciptakan aura elegan dari masa lalu dan dicampur dengan gaya kasual modern.

  • Membuat aksesori dan dekorasi dari bahan bekas: Mengubah pakaian bekas yang rusak menjadi aksesori atau dekorasi baru, tindakan memperbaiki dan membuat aksesori dari bahan bekas ini adalah bentuk dari aktivitas kreatif dan berkelanjutan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Thrifting adalah aktivitas belanja barang bekas atau secondhand dan preloved layak pakai. Thrifting sering dikaitkan dengan pakaian, tetapi mencaku berbagai barang bekas. Seperti tas, aksesori, sepatu, buku, hingga perabotan.

style="text-align: justify">Barang dari thrifting biasanya dihargai lebih murah, oleh karenanya banyak sekali peminat dari thrifting. Thrifting juga bagian dari keberlanjutan, lho. Prinsip reuse atau menggunakan kembali barang untuk mengurangi limbah tekstil dan dampak industri fast fashion. Berikut cara thrifting bisa jadi bagian dari eco-creativity.

1. Upcycling pakaian lama

ilustrasi mengukur pakaian (pexels.com/ron-lach)

Inti dari eco-creativity adalah upcycling, yaitu meng-upgrade dan menciptakan kembali pakaian atau barang bekas yang cacat dan ketinggalan zaman menjadi sesuatu yang baru. Contohnya dengan memotong jeans panjang menjadi celana pendek. Mengubah kemeja kebesaran jadi gaun baru. Atau menambahkan bordir dan manik-manik pada pakaian polos, atau untuk menutupi cacat pada pakaian.

Selain meng-upgrade pakaian, upcycling juga bantu menyelamatkan lingkungan. Melalui inovasi yang kamu buat dengan menerapkan keterampilan artistik, kamu bisa memunculkan eco-creativity. Hal ini bukan sekadar membuang sampah pada tempatnya, tetapi juga melakukan daur ulang dengan lebih soft.

2. Mix and match gaya pakaian lintas era

ilustrasi memilih pakaian (pexels.com/anntarazevich)

Menerapkan thrifting membuka peluang bagi kamu untuk menemukan berbagai pakaian dari lintas generasi. Kamu bisa menjajal dan melakukan mix and match berbagai item vintage dengan pakaian modern. Bagi pencinta fashion, hal ini jadi karya yang orisinal dan unik.

Memadukan pakaian dari berbagai lintas era adalah bentuk dari eco-creativity. Misalnya memadukan jeans high-waist robek dengan atasan crop top minimalis. Gaya kontras ini menciptakan aura elegan dari masa lalu dan dicampur dengan gaya kasual modern. Dijamin kamu tidak akan menemukan gaya pakaian dan aksesori yang sama dengan orang lain. Karena item vintage terkenal terbatas.

3. Membuat aksesori dan dekorasi dari bahan bekas

ilustrasi memilah pakaian (pexels.com/shvetsa)

Pakaian bekas yang cacat dan rusak memang sudah tidak bisa digunakan kembali. Namun, kamu bisa mengubahnya menjadi aksesori atau dekorasi baru. Misalnya mengubah syal menjadi ikat kepala atau membuat sulaman pada sisa kain untuk diubah menjadi tas.

Daripada membuang langsung pakaian yang rusak, kamu bisa menyelamatkannya dengan memberi nyawa kedua pada pakaian tersebut. Meskipun dalam bentuk barang yang berbeda. Tindakan memperbaiki dan membuat aksesori dari bahan bekas ini adalah bentuk dari aktivitas kreatif dan berkelanjutan.

4. Eksplorasi mode tanpa rasa bersalah

ilustrasi memilih pakaian (pexels.com/cottonbro)

Salah satu keunggulan thrifting adalah kamu dapat melakukan eksperimen gaya tanpa rasa bersalah. Ini merupakan sebuah kebebasan untuk berkesplorasi tanpa dibebani rasa bersalah seperti kondisi finansial karena umumnya barang thrifting dijual murah. Dan tanpa rasa bersalah pada lingkungan, karena setiap pembelian dari thrifting bukan hanya mengurangi limbah tekstil, tetapi juga jejak karbon.

Dengan begitu, kamu bisa menggunakan pakaian layaknya kanvas putih. Berkesperimenlah untuk mendapatkan gaya terbaik dari warna, tekstur, dan pakaian yang kamu inginkan. Jika eksperimenmu gagal, ini bisa dianggap sebagai proses pembelajaran gaya. Tanpa harus mengorbankan finansial dan lingkungan hidup.

5. Menghidupkan kembali cerita sebuah pakaian

ilustrasi pakaian (pexels.com/mart-production)

Setiap barang memiliki cerita, meskipun barang yang dipakai adalah barang bekas. Ini adalah inti filosofis dari thrifting yang masuk kategori sustainable fashion. Setiap barang tidak dilihat sebagai sampah ketika masa pakai atau kondisinya sudah rusak. Setiap barang dilihat sebagai barang antik atau artefak yang memiliki nilai sejarah penuh makna.

Saat kamu berhasil memadukan item vintage dengan gaya modern, kamu baru saja menciptakan momen dan memori baru dengan pakaian tersebut. Hal ini mematahkan fashion sebagai sumber konsumerisme karena mencegah pakaian menjadi sampah.

Meskipun thrifting dapat membantumu berhemat, kamu juga perlu selektif dan jangan sampai gelap mata saat membeli pakaian bekas. Selalu pilah yang terbaik, jangan sampai pakaian thrifting hanya menumpuk di lemari. Dan menimbulkan masalah baru pada limbah tekstil.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian