Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi generalized anxiety disorder (pexels.com/Daniel Reche)
ilustrasi generalized anxiety disorder (pexels.com/Daniel Reche)

Pernahkah kamu merasa cemas ataupun khawatir? Pasti pernah, bukan? Hal tersebut memang normal. Akan tetapi, jika merasa cemas dan khawatir berlebihan dan berkelanjutan tanpa alasan yang jelas, hati-hati bisa saja merupakan gejala Generalized Anxiety Disorder (GAD). 

Dilansir laman WebMd dan Anxiety & Depression Association of America, Generalized Anxiety Disorder (gangguan kecemasan umum) ditandai dengan kekhawatiran yang terus-menerus dan berlebihan tentang sejumlah hal yang berbeda dan sulit untuk mengendalikannya selama lebih dari enam bulan dan memiliki tiga atau lebih gejala. Orang dengan gejala GAD cenderung selalu mengharapkan bencana dan tidak bisa berhenti mengkhawatirkan kesehatan, uang, keluarga, pekerjaan, atau sekolah. Dan tentunya hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Untuk itu, mari ketahui lebih lanjut terkait Generalized Anxiety Disorder (GAD) berdasarkan beberapa hasil studi ilmiah berikut.

1. Lansia dengan GAD cenderung fokus pada hal negatif

ilustrasi orang dewasa mengalami kecemasan (freepik.com/freepik)

Penelitian Cabrera dkk. (2020) yang diterbitkan di Journal of Anxiety Disorders, menemukan bahwa orang dewasa yang lebih tua dengan Generalized Anxiety Disorder (GAD) cenderung lebih fokus pada informasi negatif dan menghindari informasi positif. Sebaliknya, lansia yang sehat justru lebih memperhatikan hal-hal positif.

Temuan ini sejalan dengan studi Bar-Haim dkk. (2007) yang telah diterbitkan di Psychological Bulletin, menunjukkan bahwa kecemasan sering diiringi dengan bias perhatian terhadap hal negatif, terutama pada kasus-kasus GAD.

2. Ambiguitas lebih memicu kecemasan pada penderita GAD

ilustrasi seorang wanita mengalami kecemasan yang tidak menyenangkan (unsplash.com/Joice Kelly)

Penelitian Chen dan Lovibond (2020) yang diterbitkan di Journal of Anxiety Disorders, menemukan bahwa individu dengan Generalized Anxiety Disorder (GAD) cenderung mengaitkan isyarat ambigu dengan hasil yang tidak menyenangkan lebih kuat daripada isyarat yang jelas tidak pasti. Ketika menghadapi ambiguitas, mereka meningkatkan harapan akan ancaman untuk melindungi diri dari situasi yang tak terduga. Ambiguitas ternyata menjadi pemicu kecemasan yang lebih besar daripada ketidakpastian itu sendiri.

3. Terapi integratif lebih efektif untuk GAD dibandingkan terapi kognitif-perilaku

ilustrasi seorang wanita menjalani terapi untuk mengatasi kecemasan (pexels.com/ SHVETS production)

Penelitian Aziz dkk. (2020) yang diterbitkan di jurnal Complementary Therapies in Clinical Practice, menemukan bahwa meskipun terapi kognitif-perilaku (CBT) efektif dalam mengobati Generalized Anxiety Disorder (GAD), terapi integratif ternyata lebih unggul.

Terapi kognitif-perilaku berfokus pada mengubah kekhawatiran berlebih yang merupakan gejala utama GAD. Sementara itu, terapi integratif, yang menggabungkan psikoterapi psikodinamik dan CBT, mempercepat pembentukan hubungan positif antara pasien dan terapis, memberikan pasien kepercayaan diri lebih besar dalam menghadapi masalah mereka.

4. Latihan Interval Intensitas Tinggi (HIIT) efektif mengurangi gejala GAD

ilustrasi pelatihan interval intensitas tinggi (pexels.com/Julia Larson)

Penelitian Plag dkk. (2020) yang diterbitkan di Journal of Anxiety Disorders, menunjukkan bahwa latihan interval intensitas tinggi (HIIT) sangat efektif dan cepat dalam meredakan gejala Generalized Anxiety Disorder (GAD). HIIT adalah bentuk latihan fisik yang melibatkan periode latihan intens dengan jeda singkat.

Studi ini menemukan bahwa HIIT tidak hanya efektif, tetapi juga ditoleransi dengan baik oleh pasien GAD. HIIT dapat melengkapi psikoterapi dan pengobatan medis, serta menawarkan keuntungan berupa hasil yang cepat, menjadikannya alternatif yang menjanjikan dalam pengobatan GAD.

5. GAD berhubungan dengan konsumsi alkohol yang berisiko pada remaja

ilustrasi remaja minum alkohol (unsplash.com/ Giovanna Gomes)

Studi Dyer dkk. (2019) yang diterbitkan di jurnal Drug and Alcohol Dependence, menemukan bahwa Generalized Anxiety Disorder (GAD) pada remaja 18 tahun terkait dengan sering minum, makan berlebihan, serta konsumsi alkohol yang berisiko (hazardous) dan merugikan (harmful). Pada awal masa dewasa, hubungan ini hanya tersisa pada harmful drinking.

Awalnya, remaja dengan GAD mungkin meningkatkan konsumsi alkohol untuk meredakan kecemasan, namun seiring waktu, alkohol justru dapat memperburuk kecemasan sehingga individu beralih ke pengobatan atau terapi untuk mengelola gejala mereka.

6. Pasien rosacea berisiko lebih tinggi mengalami GAD

ilustrasi pasien rosacea (unsplash.com/ Sharon McCutcheon)

Penelitian Uysal dkk. (2019) yang diterbitkan di jurnal Anais Brasileiros de Dermatologia, menemukan bahwa pasien dengan rosacea (kondisi kulit kronis yang menyebabkan kemerahan, pembuluh darah terlihat, dan benjolan kecil berisi nanah di wajah) memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kecemasan, termasuk Generalized Anxiety Disorder (GAD).

Rosacea sering kali dikaitkan dengan kecemasan sosial, rasa malu, dan harga diri rendah, yang semuanya dapat berdampak pada kualitas hidup dan berujung pada depresi atau gangguan kecemasan.

Enam fakta tentang GAD. Wah, ternyata bisa sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, ya. Ayo, sama-sama kita mencegah cemas berlebihan dengan melakukan hal-hal yang produktif dan pola hidup yang sehat dengan berolahraga!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team