Ilustrasi bermain gedget dengan teman (freepik.com/rawpixel.com)
Banyak orang mengunggah gaya hidup yang mewah atau kehidupan yang seolah-olah sempurna dengan tujuan mendapat validasi oleh lebih banyak pengguna. Pandangan ini disampaikan Psikiater Rafa Euba dalam Psychology Today.
Rafa menilai, seringnya pengguna media sosial mengunggah kemewahan hidup untuk menutupi ketidakamanan atau kegagalan yang dialami. Dengan membangun sebuah citra diri yang berbeda dari kegagalan yang dialami, pengguna akan merasa lebih aman dan tidak perlu merasa rendah diri.
Sayangnya, pola pikir demikian justru sangat berbahaya. Untuk mendapatkan citra diri yang diinginkan, individu terus menerus membangun persona yang jauh dari realita. Kemudian muncul rasa tak puas setiap melihat orang lain lebih baik darinya, sehingga timbullah keinginan untuk pamer demi tidak merasa insecure.
Lingkaran setan seperti ini dinilai Rafa sangat berbahaya untuk mental. Dorongan untuk memamerkan gal yang dimiliki akan membuat seseorang rela melakukan apapun yang bisa merugikan fisik, mental, hingga finansial.