5 Bentuk Flexing yang Merusak Kehidupan Sosial dan Dibenci Orang Lain

Di era media sosial, flexing atau pamer kekayaan dan status telah menjadi fenomena yang semakin umum. Banyak orang merasa terdorong untuk menunjukkan gaya hidup mewah mereka demi mendapatkan pengakuan atau rasa kagum dari orang lain.
Namun, tanpa disadari, kebiasaan ini bisa merusak hubungan sosial dan membuat kita dijauhi oleh teman dan keluarga. Berikut adalah lima bentuk flexing yang dapat merusak kehidupan sosial dan mengapa hal ini perlu dihindari.
1. Pamer kekayaan di media sosial

Pamer kekayaan, seperti mobil mewah, pakaian bermerek, atau liburan eksotis di media sosial, adalah bentuk flexing yang paling umum. Meskipun mungkin ada rasa bangga dengan pencapaian tersebut, terus-menerus memamerkan gaya hidup mewah bisa menimbulkan perasaan iri atau tidak nyaman pada orang lain.
Ini bisa membuat teman-teman merasa tidak dihargai atau merasa rendah diri, terutama jika mereka tidak memiliki kemampuan finansial yang sama. Akibatnya, orang-orang mungkin mulai menjauh karena merasa bahwa hubungan dengan Anda didasarkan pada materi, bukan pada hubungan yang tulus.
2. Membicarakan pencapaian secara berlebihan

Membicarakan pencapaian adalah hal yang normal, terutama jika dirimu bangga dengan usaha yang telah dilakukan. Namun, jika hal ini dilakukan secara berlebihan dan terus-menerus, terutama dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa kamu lebih sukses daripada orang lain, hal ini dapat dianggap sebagai flexing.
Orang-orang cenderung merasa tidak nyaman jika seseorang selalu membicarakan pencapaian pribadi mereka tanpa memberi ruang bagi orang lain untuk berbicara atau berbagi. Ini bisa menciptakan kesan bahwa kamu hanya peduli pada diri sendiri, yang dapat merusak hubungan dan membuatmu dijauhi.
3. Menjatuhkan orang lain secara halus

Beberapa orang melakukan flexing dengan cara menjatuhkan orang lain secara halus, seperti membandingkan pencapaian atau gaya hidup mereka dengan orang lain secara tidak langsung. Misalnya, seseorang mungkin berkata, "Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa mobilku yang baru. Bagaimana orang bisa bertahan dengan mobil lama?"
Pernyataan seperti ini mungkin terlihat sepele, tetapi bisa sangat menyakitkan bagi orang yang mendengarnya, terutama jika mereka tidak memiliki kemampuan untuk membeli barang yang sama. Bentuk flexing ini bisa merusak hubungan sosial karena orang lain akan merasa direndahkan dan tidak dihargai.
4. Mengumbar koneksi atau hubungan dengan orang terkenal

Memiliki koneksi atau hubungan dengan orang terkenal atau berpengaruh memang bisa menjadi sesuatu yang membanggakan. Namun, jika kamu terus-menerus mengumbar koneksi tersebut untuk mendapatkan pengakuan atau status, ini bisa dianggap sebagai flexing.
Mereka mungkin berpikir bahwa kamu lebih peduli pada status sosial daripada pada hubungan yang sebenarnya, yang pada akhirnya bisa merusak reputasimu dan membuatmu kehilangan teman.
5. Memamerkan gaya hidup di atas kemampuan finansial

Beberapa orang merasa perlu untuk menunjukkan gaya hidup mewah yang sebenarnya berada di luar kemampuan finansial mereka. Mereka mungkin mengambil utang untuk membeli barang-barang mewah atau berlibur ke tempat-tempat eksotis demi mempertahankan citra tertentu di mata orang lain.
Meskipun pada awalnya ini mungkin memberikan kesan yang baik, pada akhirnya, orang-orang akan menyadari bahwa gaya hidup tersebut tidak autentik. Ini tidak hanya dapat merusak hubungan sosial, tetapi juga berisiko menyebabkan masalah keuangan yang serius.
Flexing, dalam berbagai bentuknya, sering kali berakar dari kebutuhan untuk diakui atau dihargai oleh orang lain. Namun, kebiasaan ini bisa merusak hubungan sosial dan membuat kita dijauhi oleh orang-orang terdekat.