Wisnu menyarankan agar kita dapat membedakan story telling dan tulisan. Baginya, menulis adalah satu hal dan menjadi penulis adalah hal yang lain. Menulis adalah tentang diri sendiri. Menjadi penulis adalah menulis tentang orang lain. Ketika menulis, kita memerlukan kata-kata. Ketika penjadi penulis, kita butuh panggung. Tanpa panggung, kita tidak akan pernah jadi penulis.
"Kalian bisa cek semua toko buku. Banyak banget penulis buruk yang bukunya terbit. Benar, kan? Itu kenapa? Karena punya panggung," tutur Wisnu.
Maka, yang pertama kali harus kita pikirkan adalah di mana panggung kita? Buruknya seorang penulis adalah ketika mau berkarya tetapi meminta validasi dari orang sekitarnya. Padahal, validasi dari orang sekitar tidak berpengaruh bagi karya. Pujian dari teman tidak akan membuat kamu jadi penulis. Kita butuh panggung yang signifikan.
Carilah panggung dari orang yang pantas menentukan, apakah tulisanmu bagus atau tidak. Kurang lebih, mirip ketika sedang mengikuti lomba. Selanjutnya, bedakan antara story telling dan menulis. Dalam menulis buku, sadarlah bahwa kita sedang menulis. Bukan sekedar curhat.