5 Sisi Unik Pakaian Adat Kalimantan Barat dan Sejarahnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kalimantan adalah pulau terluas di Indonesia sekaligus menyimpan banyak keunikan. Pulau ini dimiliki oleh tiga negara sekaligus, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Wajar jika adat budaya di sana dipengaruhi oleh ketiga negara yang berdiri di atasnya.
Akulturasi budaya tersebut, salah satunya terlihat pada pakaian adat Kalimantan Barat. Suku Dayak yang merupakan penduduk asli di sana memiliki beberapa jenis pakaian adat. Bahan baku dan coraknya bernuansa melayu.
Berikut adalah lima sisi unik pakaian adat Kalimantan Barat, aturan pemakaiannya, dan sejarah pembuatannya. Kita lihat yuk ulasan lengkapnya dibawah ini.
1. King Baba, pakaian laki-laki suku Dayak
Laki-laki dari suku Dayak memiliki pakaian adat bernama King Baba. Dalam bahasa Dayak, “king” bermakna pakaian dan “baba” menyatakan laki-laki. Baju ini dibuat dari kulit kayu kapuo atau tanaman ampuro.
Kulit kayu berserat tinggi ini dipipihkan dengan cara dipukul-pukul menggunakan batu sambil dicelupkan ke dalam air. Setelah cukup lentur, kulit kayu kemudian dijemur hingga kering. Baru setelahnya diberi lukisan etnik khas Dayak dan dibentuk menyerupai rompi tanpa lengan.
King Baba dikenakan bersama ikat kepala yang terbuat dari bulu burung Enggang Gading, serta senjata tradisional bernama mandau. Pakaian adat ini juga dikenal sebagai baju perang suku Dayak.
Baca Juga: 6 Nama Pakaian Adat Yogyakarta yang Perlu Kamu Ketahui
2. King Bibinge, pakaian perempuan suku Dayak
Untuk perempuan suku Dayak, pakaian adatnya disebut King Bibinge. Bahan baku dan proses pembuatannya sama seperti King Baba, hanya saja didesain lebih sopan untuk menutupi bagian tubuh perempuan.
Kulit kayu yang sudah dilukis kemudian dibentuk menjadi kemben untuk penutup dada, rok bawahan, dan stagen. Di permukaannya juga dihiasi dengan manik-manik yang terbuat dari kayu atau biji kering.
Editor’s picks
Sama seperti King Baba, pemakaian King Bibinge juga dilengkapi ikat kepala berbentuk segitiga. Aksesoris lainnya adalah jarat tangan atau gelang yang terbuat dari akar tanaman yang dipintal.
Beberapa perempuan suku Dayak juga memakai kalung yang terbuat dari tulang hewan atau akar tanaman. Gelang dan kalung ini dianggap sebagai penolak bala dan gangguan roh jahat.
3. Pakaian adat bernuansa Melayu cenderung lebih tertutup
Baju pengantin khas Kalimantan Barat kental dengan nuansa melayu. Bahan bakunya menggunakan kain songket khas Melayu. Pakaian ini juga dijuluki telok belanga atau cekak musang.
4. King Kabo, dibuat dari kain khas Brunei Darussalam
Pakaian adat Kalimantan Barat mengalami modifikasi seiring dengan perkembangan zaman. King Kabo salah satunya, modifikasi dari King Baba yang dibuat dengan memadukan kulit kayu dengan kain sungkit khas Brunei Darussalam.
5. Buang Kuureng, modifikasi pakaian adat untuk perempuan
Baju kurung adalah pakaian adat Melayu untuk perempuan. Model busana ini banyak dikenakan di Malaysia, Brunei Darussalam, dan beberapa wilayah di Indonesia seperti Sumatera Barat hingga Kalimantan Barat.
Di Kalimantan Barat, baju kurung berbahan beludru untuk perempuan ini disebut sebagai Buang Kuureng. Ada dua jenis Buang Kuureng, yaitu kuurung sapek tangan untuk baju berlengan pendek dan kuurung langke tangan yang berlengan panjang.
Pakaian adat Kalimantan Barat termasuk dalam khazanah budaya Nusantara yang wajib dilestarikan. Kamu yang asli Kalimantan Barat, sudah pernah mengenakan salah satu baju di atas atau belum, nih?
Baca Juga: 5 Macam Pakaian Adat Maluku, Paduan Kebaya dan Kain Khas