Ilustrasi bermedia sosial (Unsplash.com/ANGELA FRANKLIN)
Fanatisme sebenarnya termasuk dalam tahapan perkembangan sosial yang identik dengan remaja, seperti mulai nge-fans pada idola. Remaja yang melek teknologi pun membawa fanatisme ini ke media sosial hingga muncul banyak akun fanbase. Sisi positifnya, ada kebersamaan, persahabatan, dan solidaritas yang terjalin di antara mereka.
Namun, saking fanatiknya, muncul sikap membela idola yang berlebihan dan menyerang 'lawan', tak peduli siapa pun. Sikap semacam ini lantas memunculkan sisi kekanakan hingga sebagian warganet melabeli mereka dengan julukan 'bocil' alias bocah kecil. Bukan masalah nge-fans-nya yang kurang tepat, tapi lebih ke fanatisme berlebihan yang gak dewasa.
Bermedia sosial tentu bukan hanya butuh paham teknologi, tapi juga attitude yang sejalan dengan kedewasaan diri. Jadi, kalau gak mau dibilang gak dewasa, jangan lakukan kelima hal tadi di media sosial, ya.