Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Preview Pointing to the Synchronous Windows dan GORENGAN Bureau pada Kamis (22/5/2025) di Museum MACAN, AKR Tower, Jakarta Barat (IDN Times/Nisa Zarawaki)
Preview Pointing to the Synchronous Windows dan GORENGAN Bureau pada Kamis (22/5/2025) di Museum MACAN, AKR Tower, Jakarta Barat (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Jakarta, IDN Times - Museum MACAN kembali memamerkan koleksi-koleksi terbarunya. Kali ini, ragam koleksi terbarunya itu dibungkus dalam pameran bertajuk Pointing to the Synchronous Windows. Pameran ini pun menampilkan beberapa karya yang pertama kalinya dipamerkan ke publik.

Garis besar dalam pameran ini adalah berbicara soal tubuh manusia, bagaimana tubuh dan ruang tempat kita hidup bersifat dinamis dan saling terhubung erat. Selain itu, ada juga pameran baru di Ruang Seni Anak bertajuk GORENGAN Bureau oleh Adi Sundoro. Pada Kamis (22/5/2025) di Museum MACAN, AKR Tower, Jakarta Barat, IDN Times berkesempatan untuk menyaksikan preview dari 2 pameran ini. Yuk, intip ada apa saja di pameran ini!

1. Pameran Pointing to the Synchronous Windows membicarakan tentang 'tubuh' dan 'ruang' yang gak pernah benar-benar diam

Preview Pointing to the Synchronous Windows dan GORENGAN Bureau pada Kamis (22/5/2025) di Museum MACAN, AKR Tower, Jakarta Barat (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Pameran Pointing to The Synchronous Windows bukan cuma soal memamerkan karya seni dari koleksi Museum MACAN, yang menarik, beberapa di antaranya bahkan baru pertama kali ditampilkan ke publik. Namun lebih dari itu, pameran ini mengajak kita untuk berpikir ulang soal tubuh dan ruang. Ternyata, keduanya gak bisa dilihat sebagai sesuatu yang statis atau netral. Tubuh dan ruang saling berinteraksi, saling memengaruhi, dan terhubung erat dengan lingkungan sekitar, baik itu secara sosial, budaya, psikologis, bahasa dan kosmologi.

"Pointing to the Synchronous Windows mengeksplorasi dialog yang kompleks antara seni, masyarakat, dan lingkungan kita. Banyak karya dalam pameran ini akan ditampilkan untuk pertama kalinya kepada publik, menawarkan perspektif baru mengenai hubungan antara tubuh, ruang, dan realitas bertingkat yang kita tempati," ucap Venus Lau, Direktur, Museum MACAN.

Lewat karya-karya yang dipilih, pameran ini memperlihatkan bahwa tubuh dan ruang terus bergerak dan berubah. Mereka gak pernah benar-benar berdiri sendiri, tapi selalu 'hidup' dalam hubungan yang kompleks dengan dunia di sekitar kita. Jadi, alih-alih memandang tubuh atau tempat tinggal kita sebagai sesuatu yang tetap dan kaku, pameran ini mendorong kita buat menyadari betapa cair dan terhubungnya semua hal.

2. Pointing to The Synchronous Windows mencoba untuk 'menyentuh jendela makna'

Preview Pointing to the Synchronous Windows dan GORENGAN Bureau pada Kamis (22/5/2025) di Museum MACAN, AKR Tower, Jakarta Barat (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Pameran Pointing to the Synchronous Windows memiliki dua inspirasi yang menjadi dasar konsepnya. Pertama, ada kata 'Pointing' yang diambil dari novel legendaris One Hundred Years of Solitude karya Gabriel García Márquez. Di sini, gerakan tubuh dipandang sebagai bahasa, bisa mengungkap banyak hal tanpa perlu kata-kata.

Lalu ada 'Synchronous Windows' yang terinspirasi dari karya pelukis Robert Delaunay. Lukisan-lukisannya yang penuh warna dan lapisan menyiratkan bahwa ruang itu gak cuma kita lihat, tapi juga kita bentuk. Keduanya digabung menjadi satu pameran yang membahas bagaimana tubuh dan ruang itu hidup, berubah, dan saling terhubung.

Pameran ini dibagi dua bagian besar yang saling berkaitan. Pertama, bagian 'Pointing to...' fokus ke tubuh sebagai media ekspresi dan transformasi. Ada empat tema yang dibahas: soal bagaimana tubuh mencerminkan struktur sosial (Gesturing the Social), hubungan tubuh dengan alat dan teknologi (Flipping the Rains and Clouds), pergulatan batin dan identitas dalam diri (The Spectre’s Pantomime), serta bagaimana media membentuk citra tubuh kita di ruang publik (Mediated Corpus).

Bagian kedua, 'Synchronous Windows', mengajak kita memahami ruang sebagai sesuatu yang dinamis, bisa menjadi tempat aman, tapi juga bisa terasa asing. Kedua bagian ini sama-sama mengajak kita untuk lebih peka terhadap tubuh dan ruang yang selama ini kita anggap biasa aja.

3. Ada juga pameran bertajuk GORENGAN Bureau di Ruang Seni Anak Museum MACAN

Preview Pointing to the Synchronous Windows dan GORENGAN Bureau pada Kamis (22/5/2025) di Museum MACAN, AKR Tower, Jakarta Barat (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Museum MACAN juga menghadirkan instalasi interaktif berjudul GORENGAN Bureau, karya Adi Sundoro, yang dirancang khusus untuk Ruang Seni Anak. Pameran ini mengajak anak-anak serta keluarga untuk mengeksplorasi bagaimana menjadi warga kota yang aktif, peduli, dan terlibat dalam kehidupan komunitas sehari-hari melalui pengalaman seni yang menyenangkan.

Adi Sundoro, seniman dan pendidik asal Jakarta, dikenal lewat gaya visualnya yang menggabungkan teknik cetak tradisional dan eksperimental. Sebagai bagian dari kolektif Grafis Huru Hara, ia sering menyoroti pentingnya keterlibatan komunitas. Melalui GORENGAN Bureau, Sundoro menawarkan cara bermain sambil belajar yang merangsang imajinasi anak dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial sejak dini.

4. Menciptakan kota sendiri yang kreatif di GORENGAN Bureau

Preview Pointing to the Synchronous Windows dan GORENGAN Bureau pada Kamis (22/5/2025) di Museum MACAN, AKR Tower, Jakarta Barat (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Mengusung semangat gotong royong dan inspirasi dari kehidupan urban, GORENGAN Bureau menghadirkan pengalaman unik bagi anak-anak untuk berperan sebagai warga aktif dalam merancang kota impian mereka. Di dalam GORENGAN Bureau, anak-anak diajak terlibat dalam serangkaian aktivitas menyenangkan, seperti membuat peta kota ideal menggunakan cap dan grid, menuliskan aspirasi mereka di bungkus gorengan, hingga menerima kartu identitas sebagai simbol kewargaan aktif.

"Membawakan gagasan seputar data pribadi, pemetaan kota, dan kehidupan urban dalam konteks Ruang Seni Anak merupakan tantangan tersendiri, mengingat konsep-konsep ini mungkin belum akrab bagi anak-anak," tambah Adi.

Bureau sendiri merupakan akronim dari Good, Organized, Responsive, Engaged Neighborhood Citizen. Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, maka menjadi Biro GORENGAN-Gotong Royong Membangun Angan.

Itu dia preview dari dua pameran terbaru yang dihadirkan oleh Museum MACAN. Keduanya dibuka pada 24 Mei hingga 5 Oktober 2025. Kamu bisa membeli tiketnya di https://www.museummacan.org/tickets. Satu tiket sudah termasuk 2 pameran ini!

Editorial Team