Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pameran Kei Imazu di Museum MACAN, Laut Sebagai Metafora Sejarah

Press conference dan preview pameran The Sea is Barely Wrinkled oleh Key Imazu di Museum MACAN, AKR Tower, Jakarta Barat pada Kamis (22/5/2025). (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Jakarta, IDN Times - Museum MACAN kembali menghadirkan pameran seni, kali ini dari perupa asal Jepang yang kini menetap di Bandung, Kei Imazu. Bertajuk The Sea is Barely Wrinkled, pameran ini menjadi pameran tunggal berskala museum pertamanya dan berlangsung dari 24 Mei hingga 5 Oktober 2025. Dalam proyek ini, Imazu menyelami sejarah panjang kawasan Sunda Kelapa melalui pendekatan visual yang puitis sekaligus kritis. Menghadirkan karya-karya yang merefleksikan lapisan waktu dan narasi yang tersembunyi di balik pelabuhan bersejarah tersebut.

Pada Kamis (22/5/2025) di Museum MACAN, AKR Tower, Jakarta Barat, IDN Times berkesempatan untuk mengunjungi pameran Kei Imazu. Selain itu, Imazu juga menyampaikan beberapa latar belakang dan makna yang ingin disampaikan lewat pamerannya. Salah satunya adalah bagaimana laut menjadi metafora utama, bukan sekadar ruang geografis, tetapi sebagai simbol dari kedalaman, kesinambungan, dan pergerakan sejarah.

1. Saat datang ke Indonesia, Imazu menyadari bahwa Jakarta mengalami berbagai evolusi

Press conference dan preview pameran The Sea is Barely Wrinkled oleh Key Imazu di Museum MACAN, AKR Tower, Jakarta Barat pada Kamis (22/5/2025). (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Salah satu starting point Imazu menciptakan pameran dan karya ini adalah ketika ia datang ke Indonesia. Ia menyadari bahwa berbagai evolusi yang terjadi di Indonesia, Jakarta khususnya, bukan hanya tata kota. Namun juga ‘nama’ dan beberapa aspek lainnya.

"Dulu kan namanya Batavia, lalu menjadi Jakarta yang kita kenal sekarang. Dengan latar belakang itu, perasaanku campur aduk, gimana sebenarnya latar belakangnya terdengar cukup kelam, tapi itu yang membuat kita mengenal kota ini, mulai dari sisi baik hingga buruknya," ucap Kei Imazu, perupa asal Jepang dan sosok di balik pameran The Sea is Barely Wrinkled.

Imazu melanjutkan, pameran ini juga ingin menyampaikan bagaimana Jakarta menjadi kota kosmopolitan yang mampu memberikan warna kepada banyak orang. Serta bagaimana kota ini bukan hanya berbicara tentang sejarah, tetapi ada cerita rakyat dan adat yang mengambil peran besar terhadap dinamika masyarakat di dalamnya.

2. Pameran ini berakar pada riset Imazu terhadap Sunda Kelapa

Press conference dan preview pameran The Sea is Barely Wrinkled oleh Key Imazu di Museum MACAN, AKR Tower, Jakarta Barat pada Kamis (22/5/2025). (IDN Times/Nisa Zarawaki)

The Sea is Barely Wrinkled berakar pada riset Imazu yang berkelanjutan terhadap kawasan Sunda Kelapa di Jakarta Utara. Wilayah ini menjadi pelabuhan yang penting dari masa ke masa. Mulai dari pusat perdagangan maritim pra-kolonial hingga masa kekuasaan VOC. Pameran tunggal ini juga menyoroti  peristiwa tenggelamnya kapal Batavia tahun 1629 di lepas pantai Australia Barat.

Selain itu, Imazu juga menjukstaposisikan gema dari ambisi ini dengan kerentanan kondisi ekologis kawasan pesisir Jakarta masa kini. Di antaranya banjir musiman, turunnya permukaan tanah, dan tantangan lingkungan lainnya yang terus membentuk masa depan kota ini.

Venus Lau, Direktur Museum MACAN, berkata, "Kami dengan bangga mempersembahkan The Sea is Barely Wrinkled, pameran tunggal museum pertama Kei Imazu di Indonesia. Karyanya mengajak kita untuk merasakan waktu dan sejarah sebagai sesuatu yang cair dan hidup, layaknya lautan. Melalui praktik artistiknya, ia merangkai mitologi, ekologi, dan ingatan dalam jalinan yang tak lekang oleh waktu dan sangat relevan dalam kehidupan kita hari ini."

Itulah mengapa, 'laut' dijadikan sebagai metafora utama dalam pameran ini. Diambil juga dari Mr. Palomar (1983), sebuah novel karya penulis Italia, Italo Calvino. Di dalam novel tersebut, laut menjadi metafora bagi kesinambungan dan kedalaman, tenang di permukaan, namun penuh dengan arus yang tak terlihat di bawahnya. Selaras dengan eksplorasi artistik Imazu terhadap sejarah: berlapis dan terus berubah di bawah permukaan yang terlihat.

3. Bukan hanya menampilkan lukisan, pameran ini juga sebagai refleksi sejarah Indonesia

Press conference dan preview pameran The Sea is Barely Wrinkled oleh Key Imazu di Museum MACAN, AKR Tower, Jakarta Barat pada Kamis (22/5/2025). (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Melalui pameran tunggal berskala museum pertamanya di Indonesia, Kei Imazu tidak hanya menampilkan karya seni, tetapi juga menghadirkan ruang refleksi atas sejarah dan lingkungan Jakarta. Ia mengajak pengunjung menyelami narasi-narasi tersembunyi yang membentuk realitas hari ini, dengan laut sebagai simbol keterhubungan dan kedalaman sejarah. Seperti yang diungkapkannya,

Kei Imazu, berkata, "Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk dapat mengeksplorasi sejarah Jakarta yang kompleks serta isu-isu lingkungannya melalui praktik artistik saya. Seringkali, kekuatan yang tak terlihat dan terlupakan membentuk realitas kita saat ini. Mitos hadir sebagai suara yang menyampaikan narasi narasi tersembunyi itu, dan melalui pameran ini, saya berupaya memberi wujud pada suara yang nyaris tak terdengar tersebut."

Pameran ini akan berlangsung mulai 24 Mei-5 Oktober 2025. Kamu bisa membeli tiketnya di https://www.museummacan.org/tickets. Saat ini, ada beberapa pameran yang dihadirkan Museum MACAN, mulai dari pameran ini, Pointing to The Synchronous Windows, hingga Ruang Seni Anak Museum MACAN Adi Sundoro: GORENGAN Bureau. Semuanya bisa kamu kunjungi dengan membeli satu tiket kunjungan. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
Nisa Zarawaki
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us