ilustrasi kesehatan mental (pexels.com/Yan Krukau)
Efek paling serius dari bullying di dunia kerja adalah dampaknya terhadap mental korban. Rasa cemas, sulit tidur, kehilangan semangat, hingga gejala depresi bisa muncul tanpa disadari. Tekanan yang datang terus-menerus membuat tubuh memproduksi hormon stres berlebih, yang akhirnya memengaruhi kesehatan fisik juga. Seseorang bisa tetap datang ke kantor setiap hari, tapi batinnya sudah kelelahan.
Bahkan setelah keluar dari tempat kerja itu, trauma sering kali masih tertinggal. Setiap lingkungan baru bisa memicu ketakutan serupa, membuat orang sulit percaya pada rekan kerja lain. Ini menunjukkan bahwa bullying bukan sekadar masalah perilaku, tapi luka psikologis yang butuh waktu lama untuk pulih. Karena itu, membangun lingkungan kerja yang aman seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya HR atau atasan.
Bullying di dunia kerja bukan sekadar persoalan antarindividu, melainkan budaya yang bisa menggerus fondasi organisasi. Sekali dibiarkan, efeknya menjalar ke semua lini dari kinerja, hubungan, sampai reputasi perusahaan. Tempat kerja seharusnya jadi ruang tumbuh, bukan medan yang membuat orang kehilangan harga diri. Jadi, kalau kamu merasa ada tanda-tanda bullying di sekitar, jangan diam. Perubahan dimulai dari keberanian untuk bicara dan saling melindungi.
Referensi:
"Signs and Effects of Workplace Bullying" Very Well Mind. Diakses pada Oktober 2025
"Bullying in the Workplace: The Psychological Causes and Effects of Bullying in the Workplace" Clinical Research in Psychology. Diakses pada Oktober 2025
"Workplace Bullying: Causes, Consequences, and Intervention Strategies" SIOP. Diakses pada Oktober 2025
"The impact of workplace bullying on individual wellbeing: The moderating role of coping" SAJHRM. Diakses pada Oktober 2025