Siapa pun yang ke Jogja pasti pernah membayangkan lembutnya gudeg dengan rasa manisnya yang pelan-pelan meluruh di lidah, empuk dan gurihnya sate klathak dengan tusuk sate besinya yang khas, bakpia pathuk dengan kulit yang rapuh tapi isinya sangat lembut, hingga lengketnya jadah yang bertemu manis gurihnya tempe. Namun, di masa pandemi 5 tahun silam, para penjaja makanan di Yogyakarta harus berjuang lebih keras dalam memasarkan dagangannya. Memperjuangkannya pun tak semudah itu, bahkan tak sedikit pedagang yang memutuskan menutup bisnisnya dan pulang ke kampung halaman karena sulit mendapatkan konsumen.
Ini membuat Eri Kuncoro, pebisnis asal Yogyakarta, merasa prihatin. Dirinya memutar otak agar rekan-rekan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih bisa menjual dagangannya dengan baik. Dari situlah tercetus ide gerakan bernama Yuk Tukoni yang menjadi sebuah marketplace modern untuk memasarkan berbagai produk UMKM di Yogyakarta, agar bisa menjangkau lebih banyak konsumen di masa pandemi. Kisah Eri dalam membangun Yuk Tukoni begitu menarik disimak dan tentunya menginspirasi, sehingga wajib baca artikel ini hingga selesai, ya!
