5 Kesedihan yang Gak Perlu Dituangkan di Media Sosial, Jangan Diobral!

#IDNTimesLife Mending curhat di buku diary

Setiap orang punya bentuk pertahanan diri tertentu dalam menyelesaikan masalah. Jika orang dahulu biasa menyalurkan emosinya lewat diary atau blog pribadi, sekarang orang bisa leluasa membagikan lewat media sosial mereka. 

Semua pelepasan emosi sedih lewat media sosial, menurut penulis Rebecca Reid dalam The Conversation, erat kaitannya dengan istilah sadfishing, yang mana merupakan perilaku mengunggah materi sensitif emosional dan personal untuk mendapat simpati dan perhatian orang di internet.

Padahal gak setiap orang yang menjadi pengikut, memahami permasalahan yang dialami. Bahkan tak sedikit yang justru memberi komentar negatif atau melakukan perundungan siber (cyberbullying). Jika sudah tahu dampaknya, apa saja sih kesedihan yang gak perlu kamu tuangkan ke media sosial? Simak di artikel berikut, deh!

1. Kesedihan akibat keterasingan karena perubahan status persahabatan

5 Kesedihan yang Gak Perlu Dituangkan di Media Sosial, Jangan Diobral!pexels.com/Pixabay

Banyaknya platform media sosial sekarang, seharusnya bisa kamu manfaatkan sebagai sarana ekspresi dan eksplorasi yang positif. Namun kemudahan akses dan umpan balik yang orang berikan, cukup menggiurkan untuk melepaskan emosi negatif, bahkan yang berhubungan dengan relasi persahabatan. 

Tapi kalau dipikir-pikir lagi, buat apa mencari perhatian orang karena tragedi yang menimpamu? Syukur-syukur kalau ada yang peduli, tapi kalau justru banyak yang memberi label kamu lebay bagaimana?

Alangkah baiknya kamu curhat sama orang yang dipercaya daripada mencari perhatian di media sosial yang belum tentu orang memahaminya. Bukannya menerima simpati atau solusi, bisa jadi mereka jengah.

2. Kesedihan karena konflik hubungan romansa atau keluarga

5 Kesedihan yang Gak Perlu Dituangkan di Media Sosial, Jangan Diobral!pexels.com/Engin Akyurt

Banyak yang masih berharap jika ada yang mengerti dirinya setelah menceritakan pengalaman soal hubungan personal dan keluarga. Mungkin kalau itu untuk tujuan positif supaya jadi pelajaran bagi orang, boleh-boleh saja.

Tak menutup kemungkinan kamu justru lebih sedih lagi apabila tak satu pun dari mereka yang simpati. Masalah hubunganmu dengan pasangan sebaiknya cuma kamu dan dia yang tahu. Pun persoalan dengan keluarga karena ini merupakan ranah privat individu.

3. Kesedihan karena gagal memenuhi tuntutan, seperti dalam akademik

5 Kesedihan yang Gak Perlu Dituangkan di Media Sosial, Jangan Diobral!pexels.com/Hichem Deghmoum
dm-player

Hidup ini bukan untuk meratapi kegagalanmu, apalagi buat urusan akademik. Sebab, yang namanya belajar itu pasti gak bisa lepas dari kegagalan. Setiap orang punya kelebihan dan kelemahan pada setiap bidang pelajaran.

Mengeluh boleh, tapi memberi tahu orang di media sosial tentang satu kegagalanmu itu kayaknya gak etis buat jadi kebiasaan. Bukankah justru dengan gagal, kamu bisa mengevaluasi diri dan lebih baik lagi? Kalau berhasil, baru pamerkan itu media sosial. 

Baca Juga: 7 Etika Menggunakan Media Sosial, Agar Berinteraksi Lebih Nyaman 

4. Kesedihan karena kerugian institusional atau masalah yang ada di kantor

5 Kesedihan yang Gak Perlu Dituangkan di Media Sosial, Jangan Diobral!pexels.com/Startup Stock Photos

Dengan membagikan masalah personal terkait kantor, bikin kamu dinilai gak profesional dalam bekerja. Bayangkan jika apa yang kamu bagikan dilihat sama rekan, atasan, atau bawahan! Nanti mereka jadi segan karena kamu terlihat seperti tak mampu mengendalikan emosi. 

Simpan baik-baik rasa marah, sedih, hingga kecewa itu dan ubah jadi bahan bakar untuk semangat menghadapi pekerjaan selanjutnya. Atau, kamu bisa menyalurkannya kepada support system dan orang yang kamu percaya.

5. Kesedihan karena pelepasan seperti habis putus

5 Kesedihan yang Gak Perlu Dituangkan di Media Sosial, Jangan Diobral!pexels.com/Lukas Rychvalsky

Apa yang ada di benakmu ketika melihat teman mencurahkan perasaannya di media sosial karena habis putus? Kamu barangkali cuek dan berpikir bahwa itu hak dia, tapi gak setiap orang memiliki pemikiran seperti dirimu. 

Ada dari pengikut mereka yang barangkali kurang nyaman dan menilai orang seperti itu memiliki pengendalian diri yang buruk. Kamu tentu gak mau bukan dicap seperti ini bukan? 

Melepas emosi seperti kesedihan di media sosial, mungkin membuat lega sesaat. Tapi, itu gak menjamin masalah selesai atau orang lain mengerti keadaanmu.

Kalau pun emosi itu sudah gak bisa kamu atasi sendiri, kamu bisa meminta tolong pada profesional atau orang terdekat yang kamu percaya untuk membantu. Percayalah, ini lebih melegakan!

Baca Juga: 5 Ciri Oversharing Kehidupan Di Sosial Media, Sudah Tahu?

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya