Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sudah bangun
ilustrasi sudah bangun (pexels.com/SHVETS production)

Intinya sih...

  • Jangan sengaja membangunkan orang lain

  • Buka dan tutup pintu serta nyalakan keran dengan hati-hati

  • Bertahan di kamar sampai orang lain bangun, pindah ke ruangan lain jika tidur bersama

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jam berapa kamu biasa bangun di pagi hari? Mungkin sekitar pukul 05.00 jika dirimu mesti beribadah pagi atau segera berangkat kerja. Namun, ada kalanya kamu terbangun lebih awal dan tidak bisa kembali terlelap.

Seperti dirimu bangun jam 04.00 dan sia-sia saat mencoba tidur lagi. Ini dapat disebabkan semalam kamu tidur lebih awal, lagi kurang enak badan sehingga istirahatmu tak nyenyak, atau banyak pikiran. Apa yang lantas dilakukan olehmu sepagi itu?

Apa pun yang hendak dikerjakan sampai tiba waktunya kamu bersiap-siap untuk menjalankan rutinitas, jangan sampai mengganggu orang. Mereka lagi enak-enaknya tidur di jam-jam itu. Bila dirimu mengusiknya tentu bikin bad mood. Perhatikan enam tips berikut ini agar gak ganggu orang saat bangun lebih pagi.

1. Gak usah sengaja membangunkan mereka

ilustrasi menyiapkan sarapan (pexels.com/cottonbro studio)

Kamu yang tidak bisa tidur lagi selepas terjaga. Orang lain jangan ikut menjadi korban. Biarkan mereka tetap pulas sampai tiba waktunya masing-masing bangun. Apalagi kalau dirimu bangun lebih cepat dari biasanya lantaran tidurmu juga lebih awal.

Sepagi itu pun dirimu sudah merasa bugar. Sedang orang-orang yang serumah denganmu baru tidur beberapa jam setelah kamu nyenyak. Wajar jika mereka sama sekali belum ada tanda-tanda akan bangun.

Jangan egois dengan berusaha membangunkan mereka. Orang yang masih butuh tidur tetapi dibangunkan bisa sakit kepala. Ia juga akan mengantuk sepanjang hari. Suasana hatinya pun menjadi negatif.

2. Buka dan tutup pintu sepelan mungkin

ilustrasi di dapur (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kamu sudah bangun. Tentu dirimu mungkin perlu ke toilet, hendak mengambil minuman, atau melakukan hal-hal lain. Kamu mesti keluar kamar. Akan tetapi, jangan berisik, ya.

Hindari dirimu membuat suara yang mengejutkan orang-orang. Termasuk ketika kamu membuka dan menutup pintu. Lakukan sepelan mungkin sampai nyaris tak menimbulkan bunyi. Bukan malah dirimu sengaja mengeraskannya.

Bahkan dalam situasi begini, kebiasaanmu yang lembut ketika membuka dan menutup pintu kudu diperhalus lagi. Sebab dalam suasana dini hari yang masih sepi, suara apa pun akan terdengar lebih kencang. Tekan atau putar hendel pintu pelan-pelan.

3. Nyalakan keran kecil saja

ilustrasi mencuci wajah (pexels.com/Kelly)

Di kamar mandi barangkali dirimu butuh menyalakan keran. Kamu hendak mencuci wajah, gosok gigi, atau buang air. Kalau masih ada air di ember atau bak, gunakan itu saja agar tidak berisik.

Namun, jika kamu terpaksa harus menyalakan keran jangan sampai maksimal. Suaranya bakal kencang sekali. Tambah tinggi posisi keran dari ember atau bak akan tambah keras pula suaranya.

Alirkan air perlahan-lahan saja. Selain agar orang lain tidak terbangun oleh suaranya, kebiasaan ini juga membantu mengurangi tagihan air di rumah. Air yang terbuang menjadi lebih sedikit.

4. Bertahan di kamar sampai orang yang serumah bangun

ilustrasi sudah bangun (pexels.com/cottonbro studio)

Untukmu yang menempati kamar seorang diri ada baiknya tetap di sana. Bila kamu pindah ruangan kemungkinan bakal mengganggu penghuni lainnya. Jika sekadar dirimu keluar sebentar untuk kencing, berwudu buat salat malam, atau ambil minum tentu tidak apa-apa.

Akan tetapi, kalau kamu beraktivitas lama di ruang tengah pasti sedikit banyak menimbulkan gangguan. Dirimu perlu menyalakan lampu di ruang tengah agar lebih terang. Meski mereka masih tidur, perubahan gelap ke terang di ruang tengah bisa bikin terjaga.

Bawa kopi atau tehmu ke kamar. Menyalakan lampu kamar lebih aman daripada lampu ruang tengah. Cahaya dari kamarmu gak terlalu terpantau dari kamar-kamar lainnya.

5. Kalau tidur bareng pasangan atau saudara, pindah ke ruangan lain

ilustrasi membuat kopi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sebaliknya, jika kamu di kamar tidur bersama pasangan atau saudara malah perlu keluar dari kamar. Sebab setiap gerakanmu pasti dirasakan dan didengar olehnya. Dirimu bergerak-gerak di tempat tidur pun, ia merasakannya.

Supaya tidurnya tidak terganggu, kamu saja yang pindah ke ruang tengah. Dirimu dapat memulai aktivitas lebih awal selagi dia tidur. Jangan lupa untuk membuka dan menutup lagi pintu kamar sepelan mungkin.

Bawa gadget dan perlengkapan lain yang mungkin akan dibutuhkan olehmu. Daripada dirimu bolak-balik ke kamar untuk mengambilnya dan bisa membangunkan orang. Nanti saat dia bangun mungkin akan mencarimu. Akan tetapi, setidaknya ia terbangun atas kehendaknya sendiri. Bukan terganggu olehmu.

6. Tidak menyetel sumber suara kecuali pakai headset

ilustrasi sudah bangun (pexels.com/cottonbro studio)

Bangun sepagi itu boleh jadi membuatmu bingung hendak melakukan apa. Apalagi tidak ada pekerjaan yang dibawa pulang atau tugas kuliah yang belum selesai. Ide yang paling cepat terpikirkan bahkan otomatis dilakukan biasanya menyetel televisi.

Atau, membuka-buka media sosial dan melihat berbagai video. Akan tetapi, suaranya bakal mengganggu orang-orang di sekitarmu. Sekalipun kalian terpisah dinding, jangan berpikir suaranya gak akan menembus kamar sebelah.

Menurutmu suaranya kecil, tapi di keheningan sepagi itu tentu menjadi lebih keras. Orang yang masih tidur tak berarti gak bakal terbangun oleh suara apa pun. Kalaupun kamu hendak mendengarkan sesuatu daripada bengong, jangan lupa pakai headset.

Kamu tak harus memaksakan diri buat tidur lagi jika waktu bangun hanya sekitar 1 jam lebih awal dari biasanya. Takutnya nanti dirimu justru bangun kesiangan. Namun, pastikan kamu melakukan apa pun buat mengisi waktu dan gak ganggu orang saat bangun lebih pagi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team