Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi teman berduka (freepik.com/freepik)
ilustrasi teman berduka (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Merasa paling memahami kondisi teman

  • Menggunakan kata-kata bijak yang gak menenangkan

  • Membandingkan dengan kondisi orang lain

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yang namanya kehilangan itu gak pernah mudah, entah kehilangan orangtua, pasangan, sahabat, hewan kesayangan, atau mimpi yang sudah lama diperjuangkan. Di momen seperti ini, perasaan campur aduk antara sedih, kosong, marah, bingung, hancur semua jadi satu. Sebagai teman, tentunya kamu pengen bantu meringankan beban nya.

Pengen jadi orang pertama yang bakal mereka ingat saat dunianya runtuh. Tapi kenyataannya, tanpa disadari kamu justru bikin keadaan makin rumit karena gak peka. Padahal, niatnya baik, cuma kamu terlalu buru-buru ngomong atau kasih reaksi yang bikin teman makin sedih. Nah, biar gak salah lagi, yuk hindari enam hal sensitif ini.

1. Merasa paling memahami kondisi teman

ilustrasi menghibur teman (freepik.com/freepik)

Salah satu kalimat paling sering diucapkan saat teman lagi sedih adalah "aku ngerti kok gimana rasanya..." Niatnya memang buat menunjukkan sikap yang empatik, tapi kalimat ini bisa terkesan meremehkan. Karena sejujurnya, kita gak beneran ngerti apa yang mereka rasain.

Meskipun kamu pernah kehilangan, tapi bentuk kehilangan orang beda-beda. Meski situasinya mirip banget, tetap aja hati dan cara menyikapi kehilangan adalah hal yang sensitif. Jadi jangan gunakan bahasa yang sok tahu, tapi ubah dengan kalimat yang lebih jujur dan tulus.

2. Menggunakan kata-kata bijak yang gak menenangkan

ilustrasi menyinggung teman (freepik.com/freepik)

Kalimat seperti "sabar ya, pasti nanti ada hikmah" adalah andalan di masyarakat kita. Hampir semua orang pasti pernah pakai kalimat ini. Tapi, masalahnya, saat seseorang lagi down, kata-kata bijak seperti ini justru bikin mereka makin sedih.

Karena kondisi mereka belum siap buat mikir hikmah atau rencana Tuhan. Jadi lebih baik tahan dulu nasihat itu. Cari, waktu yang pas atau tunggu keadaan mulai stabil. Untuk sekarang, cukup ada disamping teman. Diam bareng kadang jauh lebih hangat daripada kata-kata motivasi.

3. Membandingkan dengan kondisi orang lain

ilustrasi membandingkan dengan orang lain (freepik.com/freepik)

Ingat, jangan pernah membandingkan duka teman kamu dengan orang lain. Kalimat seperti “eh, temenku juga pernah lho kehilangan anak, tapi dia bisa cepat bangkit, kok” Saat orang lagi berduka, mereka gak lagi butuh perbandingan tapi butuh ruang.

Gak peduli seberapa sering kamu liat orang lain yang lebih kuat atau lebih parah, karena gak akan meringankan rasa sakit yang mereka alami. Duka bukan lomba siapa yang paling menderita atau siapa yang lebih kuat atau lebih cepat bangkit. Ini soal hati yang hancur, dan sebagai teman kamu harus bantu menguatkan.

4. Kepo dengan kronologi yang sebenarnya

ilustrasi terlalu ikut campur (freepik.com/freepik)

Nah, satu lagi yang sering terjadi tapi gak disadari adalah nanya kronologi terlalu dalam. Mungkin pertanyaan itu karena kamu peduli. Tapi, pertanyaan itu bisa jadi trauma yang terus diputar ulang di kepala mereka. Setiap kali mereka cerita bakal buka luka baru.

Kalau mereka belum siap buat cerita, jangan dipancing. Tahan dulu rasa penasaran kamu dan fokus dengan kondisi mereka, bukan sama cerita lengkapnya. Nanti kalau mereka udah siap, mereka pasti bakal cerita sendiri.

5. Memaksa teman buat cepat bangkit

ilustrasi memaksa bangkit (freepik.com/freepik)

Kalimat yang memaksa teman buat bangkit sekilas seperti memberi motivasi, tapi buat orang yang lagi down, ini kayak tekanan. Padahal faktanya gak semua orang bisa bangkit dengan cepat. Mereka bisa butuh waktu seminggu bahkan setahun. Bahkan, kadang ada yang gak beneran sembuh, mereka cuma belajar hidup bareng rasa kehilangan itu. Jadi, daripada menyuruh mereka buat bangkit, lebih baik kasih dukungan yang konsisten dengan hal-hal sederhana.

6. Menghilang karena takut salah

ilustrasi meninggalkan teman yang sedih (freepik.com/freepik)

Ini justru yang paling sedih, memang niatnya sebenarnya gak jahat. Banyak yang pilih menjauh saat temannya lagi berduka, karena takut salah ngomong, jadi beban, atau merasa gak tau harus berbuat apa. Tapi, justru di saat seperti inilah kehadiranmu sangat penting.

Kamu gak perlu jadi motivator, tapi cukup tunjukin kalau kamu masih ada di samping mereka. Kirim pesan kecil atau tawarkan bantuan. Tanya apa yang mereka butuhkan. Kadang hal-hal sederhana seperti antar makanan, tanya kabar, atau duduk bareng tanpa ngomong banyak bikin mereka makin kuat.

Berada di sisi orang yang sedang kehilangan bukan hal yang mudah. Kita gak selalu tahu apa yang harus diucapkan, gak tahu kapan harus ngomong, atau kapan harus diam. Tapi selalu ingat kalau niat baik harus dibarengi dengan kepekaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team