Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Dulu Kita Takuti Tapi Sekarang Jadi Bagian dari Kedewasaan

ilustrasi hidup ikhlas (freepik.com/schantalao)
ilustrasi hidup ikhlas (freepik.com/schantalao)
Intinya sih...
  • Pergi ke tempat baru sendirian merupakan bentuk self-care yang menyenangkan.
  • Berbicara di depan banyak orang menjadi kunci penting dalam karier dan kehidupan sosial.
  • Menghadapi konflik, mengakui kesalahan, dan menjalani hari-hari yang gak sesuai rencana adalah bagian penting dari proses tumbuh dan berkembang.

Masa kecil dan remaja sering kali penuh dengan ketakutan yang rasanya begitu besar. Hal-hal yang waktu itu terasa menyeramkan, seiring berjalannya waktu justru berubah jadi hal yang akrab, bahkan kadang jadi rutinitas harian. Lucunya, banyak dari rasa takut itu datang dari bayangan dan asumsi yang kita ciptakan sendiri, bukan dari pengalaman nyata.

Namun, begitu dewasa mulai mengetuk pintu, perlahan kita dipaksa untuk menghadapi semua yang dulu dihindari. Ternyata, ketakutan itu bukan cuma bisa diatasi, tapi juga bisa berubah jadi bagian penting dalam proses tumbuh. Berikut ini adalah beberapa hal yang dulu kita takuti, tapi sekarang malah jadi bagian dari perjalanan kedewasaan yang gak bisa dihindari.

1. Pergi ke tempat baru sendirian

ilustrasi traveler (freepik.com/freepik)
ilustrasi traveler (freepik.com/freepik)

Dulu, pergi ke tempat asing tanpa ditemani siapa-siapa terasa kayak mimpi buruk. Ketakutan akan nyasar, salah naik kendaraan, atau sekadar canggung karena gak kenal siapa-siapa, bikin langkah jadi berat. Rasanya jauh lebih nyaman menggandeng tangan orang tua atau datang bareng teman. Dunia luar tampak menakutkan dan serba tak pasti.

Sekarang? Pergi sendirian justru sering jadi bentuk self-care yang paling menyenangkan. Menjelajahi kota baru, duduk sendiri di kafe sambil baca buku, atau ikut seminar yang pesertanya gak dikenal, jadi bukti bahwa ketakutan itu udah berhasil dikalahkan. Sendiri bukan lagi simbol kesepian, tapi bentuk kedewasaan yang diam-diam memberi rasa bangga.

2. Berbicara di depan banyak orang

ilustrasi berbicara di depan banyak orang (freepik.com/freepik)
ilustrasi berbicara di depan banyak orang (freepik.com/freepik)

Siapa yang dulu keringat dingin cuma gara-gara disuruh maju presentasi di depan kelas? Rasanya jantung bisa copot hanya karena harus ngomong di depan banyak pasang mata. Kalimat-kalimat yang udah disusun rapi di kepala langsung bubar begitu berdiri di depan. Gagap, gugup, dan pengen cepat-cepat kabur.

Tapi sekarang, justru kemampuan berbicara di depan umum jadi salah satu kunci penting dalam karier dan kehidupan sosial. Entah saat pitching ke klien, memimpin rapat, atau sekadar memberikan sambutan di acara keluarga, semuanya jadi medan latihan yang bikin makin percaya diri. Ternyata, suara yang dulu gemetar bisa berubah jadi kekuatan yang dihargai banyak orang.

3. Menghadapi konflik dan konfrontasi

ilustrasi orang berintegritas (freepik.com/freepik)
ilustrasi orang berintegritas (freepik.com/freepik)

Waktu masih kecil atau remaja, konflik sering kali dihindari sebisa mungkin. Lebih baik diam, mengalah, atau pura-pura gak peduli demi menjaga suasana tetap adem. Rasanya berbicara jujur tentang perasaan atau masalah hanya akan memperburuk keadaan dan membuat hubungan jadi renggang.

Tapi makin dewasa, makin sadar bahwa menghindari konflik justru bisa bikin masalah jadi numpuk dan gak selesai. Kini, konfrontasi dilihat sebagai proses penting buat menyelesaikan perbedaan dan menjaga kejelasan. Mengutarakan isi hati, menetapkan batasan, dan berdiri untuk diri sendiri bukan lagi hal yang menakutkan, justru jadi tanda bahwa seseorang punya keberanian dan integritas.

4. Mengakui kesalahan

ilustrasi meminta maaf ke orang lain (freepik.com/freepik)
ilustrasi meminta maaf ke orang lain (freepik.com/freepik)

Dulu, mengakui salah rasanya memalukan setengah mati. Takut dimarahi, takut dijauhi, atau takut dianggap gagal, bikin banyak orang memilih untuk bersembunyi di balik alasan atau menyalahkan orang lain. Mengaku salah dianggap sama saja dengan menunjukkan kelemahan.

Sekarang, justru sikap terbuka mengakui kesalahan menunjukkan kedewasaan dan rasa tanggung jawab. Meminta maaf dengan tulus, memperbaiki kesalahan, dan belajar dari pengalaman jadi langkah penting buat tumbuh. Gak ada manusia yang sempurna, dan mengakui kekurangan bukan hal yang hina, justru itulah yang bikin seseorang jadi lebih bisa dipercaya.

5. Menjalani hari-hari yang gak sesuai rencana

ilustrasi hidup ikhlas (freepik.com/schantalao)
ilustrasi hidup ikhlas (freepik.com/schantalao)

Dulu, saat segala sesuatu berjalan gak sesuai harapan, rasanya dunia langsung runtuh. Entah karena nilai ujian jelek, teman menjauh, atau gagal masuk jurusan impian, semuanya terasa seperti akhir dari segalanya. Sulit menerima bahwa hidup gak selalu mulus dan kadang justru penuh kejutan yang gak disukai.

Tapi kedewasaan mengajarkan bahwa hidup memang gak pernah bisa diprediksi sepenuhnya. Fleksibilitas, keikhlasan, dan kemampuan beradaptasi jadi kunci agar tetap bisa berjalan meski rencana berantakan. Justru dari ketidaksempurnaan itulah sering muncul pelajaran terbaik, yang dulu gak pernah dibayangkan.

Ternyata, hal-hal yang dulu ditakuti justru jadi bahan bakar penting untuk tumbuh dan berkembang. Ketakutan gak selamanya harus dilawan dengan keras, kadang cukup dihadapi dengan pelan-pelan dan penuh kesadaran. Kedewasaan memang gak selalu datang dengan mudah, tapi prosesnya selalu layak dijalani.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us