Identifikasi Rasa Marah, Ini 6 Tingkatan Amarah dan Reaksinya di Diri

Pernah gak sih kamu merasa marah tapi gak tahu kenapa bisa marah? Apalagi marah terikat dengan konotasi negatif dalam pandangan sosial. Alhasil kamu sering memendam salah satu momen marah tersebut dan bertempuk bersama emosi-emosi lain yang kamu pendam.
Padahal, kehadiran rasa marah harus kamu validasi karena merupakan bagian dari emosi manusiawi, lho. Namun seperti yang dilansir Very well mind, amarah akan menjadi permasalahan bila diekspresikan secara salah dan berlebihan. Berhubungan dengan itu, hal emosi marah akan secara langsung maupun tidak memengaruhi keseharian kamu beserta cara kamu berhubungan dengan orang lain.
Dilansir juga Mentalhealth.net, dibutuhkan lebih dari hanya rasa sakit untuk memunculkan kemarahan, lho. Kemarahan akan terjadi ketika rasa sakit bercampur dengan pikiran-pikiran yang memicu rasa marah, seperti asumsi, evaluasi, penilaian pribadi, atau situasi di mana seseorang berpikir orang lain sedang berusaha (secara sadar atau tidak) untuk menyakiti mereka.
Lebih lanjut, Very well mind dan Cadence Psychology melansir bahwa ada banyak tingkatan yang memisahkan antara sedikit kesal sampai dengan murka. Yuk simak penjelasannya agar kamu bisa mengidentifikasi dari mana rasa marah kamu berasal dan sampai mana tingkat marah yang mungkin sekarang sedang kamu rasakan.
1. Kekesalan
Dilansir Cadence Psychology, tingkatan pertama dan yang paling rendah dari rasa marah adalah sedikit kesal. Tingkatan ini merupakan tingkat terbaik untuk menyelesaikan emosi karena intensitasnya rendah dan belum tercampur dengan emosi atau pikiran apapun.
Pertama, mulai dengan mengidentifikasi perasaan apa yang mungkin membuat marah. Psychology Today melansir bahwa ada banyak perasaan yang bisa mengakibatkan marah, yaitu tidak bahagia, salah paham, dikhianati, merasa tidak cukup baik, merasa tidak layak, takut, sedih, kesepian, bosan, menjadi korban, tidak dicintai, atau merasa tidak layak.
Setelah berhasil teridentifikasi asal emosinya, selanjutnya selesaikan dengan komunikasi yang jujur dan tegas. Dalam tingkat ini seseorang masih tetap mampu menjaga perasaan orang lain dalam menyampaikan pendapatnya.