Pernah gak sih kamu merasa marah tapi gak tahu kenapa bisa marah? Apalagi marah terikat dengan konotasi negatif dalam pandangan sosial. Alhasil kamu sering memendam salah satu momen marah tersebut dan bertempuk bersama emosi-emosi lain yang kamu pendam.
Padahal, kehadiran rasa marah harus kamu validasi karena merupakan bagian dari emosi manusiawi, lho. Namun seperti yang dilansir Very well mind, amarah akan menjadi permasalahan bila diekspresikan secara salah dan berlebihan. Berhubungan dengan itu, hal emosi marah akan secara langsung maupun tidak memengaruhi keseharian kamu beserta cara kamu berhubungan dengan orang lain.
Dilansir juga Mentalhealth.net, dibutuhkan lebih dari hanya rasa sakit untuk memunculkan kemarahan, lho. Kemarahan akan terjadi ketika rasa sakit bercampur dengan pikiran-pikiran yang memicu rasa marah, seperti asumsi, evaluasi, penilaian pribadi, atau situasi di mana seseorang berpikir orang lain sedang berusaha (secara sadar atau tidak) untuk menyakiti mereka.
Lebih lanjut, Very well mind dan Cadence Psychology melansir bahwa ada banyak tingkatan yang memisahkan antara sedikit kesal sampai dengan murka. Yuk simak penjelasannya agar kamu bisa mengidentifikasi dari mana rasa marah kamu berasal dan sampai mana tingkat marah yang mungkin sekarang sedang kamu rasakan.