Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Inovasi dari Timur! Intip Teacher Tech Championship dari Bakti BCA

Foto 2.JPG
Teacher Tech Championship (Dok. BCA)

Di setiap era selalu ada hal krusial yang harus dipelajari. Dulu mungkin minyak dan gas bumi, lalu internet, dan saat ini literasi teknologi seperti koding dan kecerdasan artifisial (KA) menjadi sangat penting. 

Itulah kenapa Bakti BCA menghadirkan Teacher Tech Championship, kompetisi inovatif bagi guru-guru SMA/MA di Wilayah regional Maluku dan regional Papua. Para finalis terpilih berkumpul di Jakarta (15/10) dan grand finalis mempresentasikan hasil karyanya di depan para juri Senior EVP Group Strategic IT David Formula dan Presiden STEM Arif Hidayat. Acara puncak ini turut dihadiri oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M. Ed., Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru Prof. Dr. Nunuk Suryani, M. Pd., Direktur BCA Antonius Widodo Mulyono, dan EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn, serta jajaran manajemen BCA.

Bagaimana keseruannya? Simak lengkapnya di bawah, ya! 

1. Ada 147 kelompok peserta yang mendaftar dari regional Maluku dan regional Papua

Foto 3.JPG
Prototipe SMAN 2 Sorong (Dok. BCA)

Gelaran pertama kali Teacher Tech Championship ini membukukan 147 kelompok peserta yang mendaftar. Terpilih sebanyak 116 yang lolos seleksi administrasi. Lalu diseleksi kembali dan sebanyak 16 kelompok peserta (8 dari regional Maluku, 8 dari regional Papua) terpilih sebagai semi-finalis lalu berkesempatan mengikuti TPD (Teacher Professional Development), sebuah program untuk memberi pelatihan untuk para guru untuk menyempurnakan proyeknya dengan berbagai pendampingan intensif terkait koding dan KA. . 

Dari 147 proyek terdaftar itu disaring menjadi delapan finalis terpilih masing-masing dari regional Maluku dan regional Papua untuk presentasi di hadapan para juri di Jakarta, dilanjutkan dengan pemilihan 4 grand finalis terbaik yang berkompetisi memperebutkan posisi pemenang. 

Jadi, gelaran ini tidak hanya kompetisi tetapi juga pengembangan guru agar dapat mengembangkan inovasi pembelajaran mendalam bertemakan Education for Sustainable Development (ESD) untuk kemudian bisa diimplementasikan di ruang kelas.      

2. Berawal dari melihat masalah, kolaborasi guru-murid ciptakan karya

Foto 4.JPG
Prototipe SMAN 1 Tual (Dok. BCA)

Yang menarik dari Teacher Tech Championship ini adalah para guru dan murid mengimplementasikan design thinking yang solid. Misalnya saja SMAIT Qurrota A’yun (regional Papua), yang menciptakan sebuah solusi teknologi berdasarkan permasalahan lingkungan. Mereka melihat banyak sampah tercecer di pinggir jalan dan masuk ke selokan. Masalah utamanya petugas kebersihan hanya beroperasi di jam dan area tertentu. 

Para guru dan murid kemudian melakukan pengumpulan solusi ide dan mengerucut pada menciptakan Smart Garbage Truck–sebuah pengangkut sampah otonom yang bisa membantu mengangkut sampah dengan frekuensi yang lebih banyak. 

Bahkan membuat prototipe yang berhasil dipamerkan. Terlihat juga keahlian teknis untuk membuatnya sangat impresif. Baik dari segi software dan hardware yang tersusun dengan baik. “Ini memberikan bukti bahwa kesan bahwa wilayah Timur tertinggal terbukti tidak sesuai, ternyata bisa juga kok,” ujar Direktur BCA, Antonius Widodo Mulyono, yang juga hadir di Teacher Tech Championship.

3. Dewan juri sangat terkesima dengan karya para grand finalis

HRT00636.JPG
Dewan juri Senior EVP Group Strategic IT BCA David Formula dan Presiden STEM Arif Hidayat (Dok. BCA)

Empat grand finalis MAN 1 Kota Sorong, SMAN 2 Sorong, SMAN 1 Tual, dan SMAN 4 Halmahera Barat bergantian mempresentasikan prototype di atas panggung final. Para guru ini memberikan harapan bahwa inovasi yang dibalut teknologi bisa dilakukan di mana saja. 

Misalnya, SMAN 1 Tual yang menjadi juara satu dari wilayah Maluku menciptakan sebuah kapal amfibi pengangkut sampah. Tim guru Rizaldy Kulle dan Grace Bate Oratmangun serta siswa menciptakan prototype yang menawan para dewan juri. 

Kapal tersebut terlihat bisa berjalan di darat dan di pinggir pantai dan mengangkut sampah dengan luwes dan tak ada masalah. Yang menarik adalah semua dikendalikan lewat handphone saja. “Karena saya di BCA bagian IT, Untuk menciptakan itu semua tidak mudah, cukup sulit. Jadi selamat untuk tim guru dan murid,” jelas David Formula saat penjurian.  

4. Apresiasi setinggi-tingginya untuk BCA dan Teacher Tech Championship (TTC)

Foto 1.JPG
Teacher Tech Champion (Dok. BCA)

Professor Abdul Mu’ti sangat mengapresiasi yang dilakukan Bakti BCA yang selama ini banyak berkontribusi dalam mencerdaskan bangsa. Banyak program yang sudah dilakukan BCA mulai pelatihan guru dan sarana dan prasarana pendidikan. 

“Saya apresiasi Ini sebuah program untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya di Indonesia timur. Kalau kita ingin memperbaiki bangsa, perbaiki lah pendidikan dan itu dimulai dari proses pembelajaran,” jelas Abdul Mu’ti. 

Hera F. Haryn EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA juga menambahkan bahwa BCA mungkin tidak memberikan sumber daya manusia yang banyak. “Tapi kami percaya sesuatu yang kami lakukan secara konsisten sumber daya yang berkualitas ini bisa menyebarkan ke lingkungannya atau komunitasnya sehingga bisa menciptakan multiplier effect,” jelasnya. (WEB/BAP)

Share
Topics
Editorial Team
Bima Anditya Prakasa
EditorBima Anditya Prakasa
Follow Us

Latest in Life

See More

Kenapa Banyak Orang Galau setelah Nikah, padahal Dulu Buru-buru?

21 Okt 2025, 19:28 WIBLife