Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seseorang memotong sosis (pexels.com/Sergey Meshkov)
ilustrasi seseorang memotong sosis (pexels.com/Sergey Meshkov)

Intinya sih...

  • Mengulas makanan memerlukan etika agar tidak merugikan pihak manapun, yakni reviewer maupun pemilik usaha makanan.
  • Memahami istilah-istilah dalam review makanan penting agar ulasan terlihat lebih detail dan profesional.
  • Pelajari banyak diksi lainnya untuk mendeskripsikan makanan agar ulasanmu lebih mendalam dan bervariasi.

Menjalani profesi food blogger, food vlogger atau food reviewer memang terlihat mudah. Terkesan hanya mencicipi makanan dan mengulas lokasi tempat makan, namun sebenarnya ada etika yang harus dijaga dari profesi tersebut. Mengapa etika dalam mengulas makanan harus dijaga? Jawabannya tentu agar tidak ada pihak yang dirugikan karena bagaimanapun, baik food reviewer dan pemilik usaha makanan sebenarnya saling membutuhkan.

Salah satu bentuk menjaga etika ketika mengulas makanan adalah memelajari pengetahuan dasar mengenai istilah-istilah yang biasa digunakan untuk mendeskripsikan makanan. Sebab, mengulas makanan gak cukup dengan mengatakan "enak" atau "gak enak" karena penilaian tersebut sifatnya relatif. Orang yang menonton kontenmu juga perlu tahu lebih detail tentang makanan yang kamu ulas. Oleh sebab itu, kamu harus memahami beberapa istilah dalam review makanan agar hasil ulasanmu terlihat lebih detail dan profesional. 

1. Berkaitan dengan aftertaste, kamu bisa gunakan istilah greasy untuk mendeskripsikan makanan yang cenderung terasa berminyak atau berlemak

ilustrasi makanan berminyak (pexels.com/RDNE Stock project)

2. Sebaliknya, gunakan istilah clean untuk mendeskripsikan makanan yang gak terasa berminyak atau berlemak sama sekali

ilustrasi seseorang membawa makanan (pexels.com/Артем Смолдарев)

3. Jika berada di antara greasy dan clean atau makanannya berminyak atau berlemak, tapi masih bisa kamu toleransi, gunakan istilah light

ilustrasi dua perempuan menikmati makanan (pexels.com/Adrienn)

4. Dari segi teksturnya, gunakan istilah soft kalau tekstur makanan yang kamu makan terasa lembut dan mudah dikunyah

ilustrasi perempuan mengunyah makanan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

5. Gunakan istilah chewy kalau tekstur makanan yang kamu makan cenderung membal atau kenyal

ilustrasi permen bertekstur kenyal (pexels.com/Mikhail Nilov)

6. Untuk tekstur makanan yang garing dan renyah, kamu bisa gunakan istilah crispy

ilustrasi makanan crispy (pexels.com/Valeria Boltneva)

7. Gunakan istilah flaky untuk mendeskripsikan tekstur makanan yang renyah, rapuh, dan ketika dibelah memiliki lapisan-lapisan tipis, seperti pada croissant atau ikan

ilustrasi seseorang membelah croissant (pexels.com/Cats Coming)

8. Gunakan istilah crumbly untuk mendeskripsikan makanan yang teksturnya mudah pecah jadi remah-remah saat dipotong atau dibelah, seperti cookies atau kue kering

ilustrasi membelah cookies (pexels.com/Polina Tankilevitch)

9. Pakai istilah creamy untuk mendeskripsikan makanan yang teksturnya lembut, halus, dan kaya, yang kalau dimakan memberikan sensasi lumer di mulut

ilustrasi makanan creamy (pexels.com/Jer Chung)

10. Istilah dry dapat digunakan untuk mendeskripsikan makanan yang gak mengandung banyak cairan dan makanan yang mengalami proses pengeringan saat dimasak

ilustrasi crackers (pexels.com/cottonbro studio)

11. Gunakan istilah moist untuk mendeskripsikan makanan yang mengandung cukup air atau kelembapan yang ideal, lembut, dan gak crumbly

ilustrasi cupcake cokelat (pexels.com/SHVETS production)

12. Sedangakn juicy digunakan untuk mendeskripsikan makanan yang mengandung banyak air atau sari. Makanan ini memberikan sensasi berair dan segar saat dikonsumsi

ilustrasi cheeseburger (pexels.com/Mounir Salah)

13. Gunakan istilah fishy untuk mendeskripsikan makanan (biasanya seafood) yang aromanya gak segar atau masih tercium aroma amisnya

ilustrasi pasta dengan seefood (pexels.com/Dana Tentis)

14. Untuk daging yang sudah gak segar atau aroma amisnya masih tercium kuat, gunakan istilah prengus

ilustrasi sandwich daging (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

15. Gunakan istilah bitter untuk mendeskripsikan rasa pahit yang cukup tajam pada kopi, seperti pada kopi hitam tanpa gula

ilustrasi dua pria minum kopi (pexels.com/Felicity Tai)

16. Gunakan istilah acidic untuk mendeskripsikan campuran rasa asam dan segar yang ringan. Biasanya digunakan juga untuk menjelaskan rasa kopi

ilustrasi dua pria minum kopi (pexels.com/Mizuno K)

17. Istilah smoky dipakai untuk mendeskripsikan aroma yang berasal dari makanan bakar atau diasap

ilustrasi seseorang membakar daging (pexels.com/Min An)

18. Gunakan istilah wok hei untuk mendeskripsikan aroma khas yang dihasilkan dari proses memasak makanan menggunakan wajan dan api besar yang diaduk secara cepat

ilustrasi memasak (pexels.com/Prince Photos)

19. Terakhir, ada caramelized atau karamelisasi untuk mendeskripsikan aroma khas dari makanan yang proses memasaknya dipanaskan dengan gula hingga menjadi karamel

ilustrasi makanan (pexels.com/Kindel Media)

Selain 19 istilah dalam review makanan tadi, masih ada banyak diksi lainnya yang bisa digunakan untuk mendeskripsikan makanan agar ulasanmu tak hanya mengucapkan rasa manis, asam, asin, pahit, atau gurih saja. Kamu bisa mencari tahu dan mempelajari lebih dalam istilah lainnya dari orang-orang yang lebih ahli di bidangnya, ya. Buat kamu yang sedang memulai karier sebagai food reviewer atau food vlogger, mari eksplor istilah agar ulasanmu lebih mendalam dan bervariasi!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team